eQuator.co.id – Ngabang-RK. Gubernur Drs. Cornelis, MH dianugerahi gelar dan Bintang Kehormatan Ratu Nata Pulang Palih Negeri Ismahayana dari Kerajaan Landak. Sedangkan Ny. Frederika Cornelis, SPd mendapatkan gelar dan Bintang Kehormatan Mas Ratu Laila Ismahayana.
Gelar diberikan langsung oleh Raja Keraton Ismahayana Landak Raja Iswaramahayana Dipati Karang Tanjung Dr. Gusti Suryansyah, M.Si di Istana Keraton Ismahayana Landak, Kampung Raja Ngabang, Landak, Minggu (17/7).
Pemberian gelar kepada gubernur beserta istrinya itu, bertepatan dengan pagelaran Ziarah Akbar dan Tumpang Negeri ke-16 tahun 2016 atau 21 Syawal 1437 H.
Gelar dan bintang kehormatan juga diberikan kepada delapan tokoh Kalbar lainnya. Diantaranya Istri Bupati Landak Ny. Bernadeta Adrianus yang bergelar Mas Ratu Jaintan dan Komandan Armed Komposit Ngabang. Pemberian gelar dihadiri Anggota DPR RI dr. Karolin Margret Natasa, seluruh raja di Kalbar, utusan Kerajaan Brunei Darussalam serta SKPD Kalbar maupun undangan lainnya.
Prosesi awal pemberian gelar dipersembahkan tarian Ketawak (Gong). Dulunya, dari ini merupakan ritual keramat yang dapat memanggil semangat perang. Tarian dilakukan oleh para penari puteri-puteri dari Abdi Dalam Keraton Landak.
Prosesi selanjutnya, pemberian gelar dilaksanakan di Halaman Istana Keraton Landak. Didahului oleh Raja Landak dan Permaisurinya melakukan naik tahta. Kemudian Gubernur Cornelis beserta istri dipersilakan naik ke panggung kehormatan untuk penobatan, di hadapan tahta raja dengan diletakan Gong Pusaka yang ditutup kain kuning yang harus dilangkahi oleh calon penerima gelar, sembari menuju tempat yang disediakan.
Sebelum penobatan gelar, Raja Landak membacakan titahnya, setelah itu melakukan pencabutan keris pusaka dan diacungkan ke atas dengan mengucapkan titah penobatan secara lisan, di hadapan penerima gelar dan bintang kehormatan.
Setelah itu dilakukan pemasangan baju kerajaan oleh raja dan permaisuri, dibantu abdi dalam keraton kepada penerima gelar. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tutup kepala dari kain batik serta sertifikat, pertanda sah sebagai penyandang gelar dan bintang kehormatan.
Usai prosesi penobatan, di bilik utama keraton dilakukan makan saprahan bersama gubernur dan raja-raja nusantara. Raja Landak Gusti Suryansyah menjelaskan, gelar ini diberikan kepada figur yang memiliki dedikasi dan tanggungjawab untuk melestarikan dan menjaga kelestarian keraton Ismahayana.
Pemberian gelar bukan untuk melestarikan feodalis baru, tetapi membantu Raja Landak memenuhi keinginan masyarakat, khususnya di Kesultanan Landak dalam melestarikan nilai budaya dan tradisi,
“Ini sebagai penghargaan kepada beliau-beliau yang telah mendedikasikan diri untuk pembangunan Kalbar dan Kabupaten Landak ini,” ujar Dosen Fisipol Untan itu.
Pada kesempatan itu, Gusti Suryansyah menyayangkan beberapa orang yang akan diberikan gelar kehormatan, namun berhalangan hadir. Apalagi pemberian gelar tersebut sudah mendapat restu dari Moyangnda Raja Abdul Kahar Raja Kerajaan Landak yang sudah dimakamkan di Desa Munggu.
Gusti Suryansyah menyatakan gelaran bangsawan dan kehormatan yang diberikan kepada figur yang bisa bertanggujawab dan dedikasi untuk bisa menjaga kekayaan budaya kerajaan di Kalbar. “Gelar bangsawan pengeleran tersebut bukan untuk melahirkan frodalis baru, tapi memberikan edukasi pendidikan kepada masyarakat,” ucapnya.
Sedangkan gelar kehormatan, menunjukkan bahwa keraton memberikannya kepada figur-figur yang memiliki dedikasi cukup baik. “Berharap kepada yang menerima gelar bangsawan dan kehormaran, dapat bekerja melayani masyarakat dengan baik,” harap Gusti Suryansyah.
Gubernur Cornelis mengaku, dirinya bersama istri tidak pernah bermimpi mendapatkan gelar kehormatan. Apalagi mereka rakyat jelata, kaum proletar.
“Selaku kepala pemerintahan di Kalbar, dia ingin melestarikan kebudayaan yang ada, terutama di dalam keraton. Kita mau menunjukkan kepada dunia, bahwa kita di Kalbar, khususnya di Kabupaten Landak tidak juga bodoh-bodoh amat. Ternyata pada zaman dulu, sudah ada namanya kepala pemerintahan. Sekali pun disebut dengan kerajaan dan tidak sesempurna kerajaan-kerajaan di Eropa, di Jawa atau di Sumatera. Tapi cikal bakal pemerintahan sudah ada, tidak ada anggapan kalau mereka primitif dan sebagainya,” ungkap mantan Bupati Landak itu.
Gubernur Cornelis mengucapkan terima kasih kepada Raja Keraton Ismahayana Landak, Gusti Suriansyah, telah memberikan gelar kepada dirinya dan istri. “Saya bersama istri akan semaksimal mungkin, selalu menjaga gelar kehormatan kerajaan di Landak ini,” ujarnya.
Mantan Bupati Landak dua periode ini juga tidak menyangka kalau dirinya dan istri bisa mendapatkan gelar dari kerajaan. Apalagi Cornelis menggangap dirinya dan keluarganya bukanlah kenturunan berdarah biru. “Kami hanya masyarakat biasa. Pastinya saya tidak pernah minta dan membayar Raja Landak atas penghargaan ini. Saya tidak tahu apa alasan bagi Raja Landak memberikan gelar kepada saya dan istri,” ucap Cornelis.
Menurutnya Di daerah Kalbar penuh dengan kekayaan budaya yang harus tetap dijaga dan lestarikan. Atas pemberiaan gelar tersebut, tidak mudah mempertanggungjawabkannya. Apalagi gelar sebagai Ratu Nata Pulang Palih dan Mas Ratu Laila Ismahayana di Kerajaan Landak ini.
“Di negara maju, kerajaan masih tetap dipelihara dengan baik. Karena itu, kerajaan menjadi simbol untuk mempersatukan rakyat. Kita juga harus jaga kerajaan di Kalbar,” tegasnya.
Menurut Cornelis, intinya pemberian gelar kepada dirinya dan istri, menujukan bahwa tidak ada lagi perbedaan di kalangan masyarakat.
“Kerajaan atau budaya yang ada di Kalbar milik bersama dan warisan nenek moyang kita. Bukan milik pribadi, tapi milik rakyat,” ucapnya.
Apresiasi Pemberian Gelar
Anggota DPR RI Dapil Kalbar, dr. Karolin Margret Natasa mengapresiasi pemberian penghargaan dari Kerajaan Ismahayana Landak kepada Gubernur Drs. Cornelis, MH dan Ny. Frederika Cornelis, SPd, serta delapan tokoh lainnya yang dianggap Raja Landak Gusti Suryansyah, memiliki dedikasi dan tanggungjawab untuk melestarikan dan menjaga kelestarian Keraton Ismahayana. Salah seorang kader PDI Perjuangan yang menjabat anggota DPRD Provinsi Kalbar, Eka Kurniawan juga mendapatkan gelar kehormatan.
“Hari ini ada dua kader PDI Perjuangan, ada Pak Cornelis, ada Pak Eka Kurniawan yang selama tiga periode menjadi Anggota DPRD Kota dan saat ini di DPRD Kalbar yang mendapatkan gelar,” kata Karolin.
Sebagai kader PDI Perjuangan, Karolin merasa bangga. Pemberian gelar itu membuktikan, bahwa kinerja pemimpin yang berasal dari partai berlambang banteng moncong putih itu mendapatkan apresiasi dari Kerajaan Landak. “Ini juga menjadi sebuah tanggungjawab bagi kami untuk terus memacu kader-kader kami,” ujar Karolin.
Sebagai keluarga besar PDI Perjuangan dan juga sebagai putri Cornelis dan Frederika, Karolin sangat bangga dengan anugerah gelar yang diberikan kepada kedua orangtuanya. Penghargaan ini akan menjadi pemacu baginya untuk menyiapkan pemimpin-pemimpin yang lebih baik lagi ke depan. “Ini merupakan tanggungjawab besar bagi kami ke depan, untuk melestarikan tradisi dan budaya, terutama di Kerajaan Landak,” tegas Karolin.
Laporan: Isfiansyah
Editor: Hamka Saptono