Agar Pemasaran Kratom Lancar, Petani Harus Bergerak

Rajuliansyah

eQuator.co.id – PUTUSSIBAU-RK. Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu daerah penghasil kratom cukup besar di Kalbar. Tanaman tersebut sudah banyak dibudidayakan masyarakat, karena cukup menjanjikan untuk menopang perekonomian.

Bahkan, pangsa pasar komiditi kratom asal Kapuas Hulu sudah menyentuh pasar manca negara. Sayangnya kratom ibarat dalam zona ‘abu-abu’, pasalnya belum ada regulasi yang secara tegas melarang ataupun melegalkan kratom.

Ketua DPRD Kapuas Hulu, Rajuliansyah, menuturkan kratom bukan hal baru di Bumi Uncak Kapuas. Penggarapannya sudah sejak 20an tahun lalu, hanya saja baru mulai bernilai sejak beberapa tahun terakhir, setelah berhasil merambah pasar luar negeri.

“Untuk mendorong agar pemasaran kratom ini lancar, semua pihak harus bergerak. Tidak hanya DPRD dan pihak asosiasi saja,” tegas Rajuliansyah, belum lama ini.

Hal terpenting menurut Rajuliansyah adalah pergerakan dari petani kratom itu sendiri. Oleh karena itu, petani kratom juga harus memiliki wadah tersendiri, khususnya yang di Kapuas Hulu. “Kami ingin mendorong dari petani kratom juga bergerak memperjuangkan kratom ini. Dalam waktu dekat, kami ingin berjumpa dengan beberapa petani kratom yang ada di Kapuas Hulu untuk mendorong membentuk Ikatan Petani Kratom Kapuas Hulu,” tuturnya.

Tujuan membentuk ikatan petani kratom tersebut, kata Rajuliansyah, supaya dapat menyatukan pemahaman dan langkah-langkah terkait memperjuangkan upaya pemasaran komoditi kratom. Selain itu, apabila kratom benar-benar fleksibel dalam pemasarannya, melalui ikatan petani kratom tersebut bisa dikembangkan standarisasi produk kratom dari Kapuas Hulu. “Kalau pemasaran ini sudah baik, kita tentu bisa membina petani kratom tersebut untuk menghasilkan komoditi kratom yang bagus mutunya, sesuai kebutuhan ekspor,” ujarnya.

Rajuliansyah berharap ke depan kratom bisa mendapat legalitas dari Pemerintah, agar ekonomi masyarakat Kapuas Hulu dapat membaik. Sebab komoditi karet yang sebelumnya menjadi sandaran sudah tidak bisa diharapkan lagi. (dRe)