eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Produk pertanian Kalimantan Barat kini mulai merambah hingga ke luar negeri. Kualitas hortikultura macam buah lokal dan sayuran makin baik, menjadi incaran pasar ekspor. Terutama melalui pintu perbatasan Entikong, Kabupaten Sanggau.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan) TPH Kalbar, Heronimus Hero mengutarakan, jika membandingkan nilai ekspor tahun lalu, angka tahun ini meningkat cukup siginifikan.
“Seperti di periode tahun lalu. Nilai ekspor kita khususnya di produk pertanian, hanya di angka Rp100 jutaan saja. Ini terjadi perubahan di tahun ini yang mulai melonjak tajam,” ujarnya, Rabu (3/7).
Hero menjelaskan, di tahun ini berdasarkan data dari Balai Karantina pada periode Januari-Mei, berada di angka Rp5 miliar.
“Jumlah ini tentu kita sambut baik. terlebih tujuan ekspor ini melalui pintu masuk Entikong artinya tujuan lebih ke negara tetangga Malaysia,” ucapnya.
Kenaikan nilai ekspor tersebut didukung oleh kebijakan atau regulasi terhadap ekspor komoditas di bidang pertanian. “Artinya regulasi ini berpengaruh terhadap ekspor produk pertanian,” kata Hero.
Hero merincikan, jika dilihat masing-masing komoditas pertanian yang berkontribusi terhadap ekspor Kalbar, misalnya langsat dengan nilai Rp2 miliar atau sebanyak 279 ton. Lalu pisang dengan nilai Rp693 juta atau 138 ton, jahe Rp516 juta, kacang panjang Rp342 juta atau 16 ton, semangka Rp260 juta atau 16 ton dan jeruk Rp129 juta atau 24 ton.
“Di samping buah-buahan ini terdapat beberapa produk pertanian lainnya juga dinilai cukup baik pasarnya. Kita memandang bahwa produk tanaman pangan dan hortikultura kita mulai banyak permintaan,” ungkapnya.
Hero meyebut, dengan peluang pasar dan ekspor yang besar ini, Distan TPH Kalbar terus mendorong percepatan produksi, peningkatan kualitas produk dan registrasi kebun, hal ini dikakukan juga sebagai upaya dukungan bidang pertanian.
“Selain itu juga upaya dukungan kita untuk terus meningkatkan ekspor Kalbar. Bahkan melihat hal ini kita juga akan menganggarkan artinya ini juga sebagai bentuk komitmen kita yang serius,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Hero, di samping memperkuat komitmen terhadap produk pertanian untuk ekspor, pihaknya juga akan terus memperkuat koordinasi dan data dengan pihak Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak.
“Pihak Karantina sendiri sudah berkunjung ke Distan TPH Kalbar dalam rangka memperkuat hal tersebut. Dengan begitu apa yang kita lakukan juga untuk mempercepat untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045,” paparnya.
Untuk menuju hal tersebut, tentunya dibutuhkan dukungan masyarakat. Satu diantaranya dengan cara masyarakat di dunia bisa atau harus mengonsumsi produk Indonesia tak terkecuali Kalbar.
“Sebab itu tadi ekspor sangat diperlukan. Dan kita meyakini bahwa Kalbar merupakan provinsi yang memiliki potensi yang cukup besar terhadap produk atau komoditas pertanian untuk dipasarkan,” jelasnya.
Untuk itu, perlu adanya upaya percepatan produksi dan peningkatan kualitas produk pertanian baik pangan dan hortikultura. “Yang betul-betul harus dimaksimalkan, ini juga dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat pula,” tandasnya.
Laporan: Nova Sari
Editor : Andriadi Perdana Putra