Gandeng Intelijen Turki Awasi WNI yang Masuk atau Keluar Suriah via Turki

Sutiyoso/Kepala BIN

eQuator – Ancaman teror dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS makin menjadi momok dunia, menyusul teror bom dan penembakan di Paris Pran­cis baru-baru ini. Bos Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso buru-buru terbang ke Turki untuk membuka hubungan kerja sama intelijen, mengingat negeri ini kerap digunakan sebagai akses aktivis ISIS yang mau masuk atau meninggalkan Suriah.
Bekas Wakil Komandan Jenderal Kopassus ini ingin memutus jaringan kelompok ISIS agar tak masuk Indonesia. Apalagi, sempat ditemukan 16 warga negara Indonesia men­coba melintas menuju Suriah melalui perbatasan Turki.
+Bisa diceritakan sebenarnya kunjungan Anda ke Turki da­lam rangka apa?
-Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011, salah satu kewenangan Kepala BIN adalah mengkoordinasikan pengamanan pimpinan nasional. Setiap kunjungan kerja/kun­jungan kenegaraan pimpinan nasional ke luar negeri maka BIN berkewajiban untuk mengindentifikasi dan mendeteksi ancaman, baik yang bersifat fisik maupun dignity sedini mungkin sehingga kunker/kunjungan kenegaraan pimpinan nasional dapat terlaksana dengan aman, lancar dan nyaman.
+Selain itu?
-Kesempatan itu juga diman­faatkan untuk memperkuat hubungan kerja sama dengan badan intelijen setempat.
+Dalam hal apa kerja sa­manya?
-Di Turki untuk memperkuat kerja sama dalam mencegah ter­orisme, khususnya yang berke­naan dengan ISIS. Dengan fokus perhatian pada WNI yang masuk atau keluar Suriah via Turki.
+BIN buka perwakilan di Turki?
-Ya, selain itu juga melak­sanakan koordinasi pemantapan dengan kepala badan intelijen Turki berkenaan dengan pem­bukaan perwakilan BIN di Turki.
+Terkait ledakan di Duren Sawit Jakarta, apa analisis BIN?
-Ya hingga kini masih terus dilakukan penyelidikan.
+Ada kaitannya dengan kel­ompok radikal ISIS?
-Apabila dilihat dari sasa­ran dan bahan peledak yang dipergunakan belum ditemukan adanya indikasi keterkaitan den­gan kelompok radikal. Selama ini pelaku teror di Indonesia melakukan aksi peledakan cenderung menggunakan bahan peledak rakitan.
Lagian model serangan tero­ris bukan seperti itu. Ledakan tersebut bersumber dari granat yang dilemparkan dari jalan di depan gedung perkantoran Multi Piranti Graha.
+Apakah kejadian itu sudah diprediksi sebelumnya?
-BIN belum dapat mempredik­si ledakan tersebut sebelum­nya. Karena ledakan tersebut terjadi pada tempat yang tidak diperkirakan selama ini dan tidak menjadi target kelompok radikal.

Re-editing: Andry Soe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.