Bangun Bandara untuk Konektivitas Indonesia

Kunjungi Menhub ke Singkawang dan Sintang

BERSALAMAN. Budi Karya Sumadi bersalaman dan berbincang dengan pekerja yang sedang membersihkan area Bandara Tebelian Sintang, Senin (18/2) sekitar pukul 15.00 WIB. Saiful Fuat-RK

eQuator.co.id – SINGKAWANG-SINTANG-RK. Pembangunan Bandara Singkawang segera dimulai. Pencanangan proyek tersebut dilakukan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Pangmilang Kecamatan Singkawang Selatan, Senin (18/2) sekitar pukul 10.45 WIB.

Dijelaskan Budi, pembangunan Bandara Singkawang merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan swasta. Karena pembangunan Bandara Singkawang menggunakan konsep KPBU (Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha). “Di mana Pemda menyiapkan tanah,” ujarnya pada saat pencanangan yang turut dihadiri Menkumham Yasonna Laoly, Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan, para pengusaha, Forkompinda dan undangan lainnya itu.

Budi mengatakan, pembangunan Bandara Singkawang dirancang jangka panjang. Melalui proses tender yang melibatkan pihak swasta untuk berinvestasi. Meskipun dalam jangka pendek belum balik modal, namun jangka panjang tentu investasi ini menguntungkan.

“Satu sisi keuangan pemerintah tidak terlalu fight dan Singkawang bisa menikmati pada 2022, gambarnya sudah bagus dan perencanaannya baik,” tuturnya.

Dia berjanji akan membantu proses KPBU bagi pihak swasta yang berminat untuk berperan serta secara nasional. Karena ini merupakan realisasi visi misi Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla yang mengharuskan koneksitas terjadi. “Dengan adanya Bandara, orang bisa ke Kalbar, ke Aceh dan sebagainya,” ucapnya.

Menurut Budi, adanya koneksitas daerah tentu memiliki potensial pendapatan. Apalagi, Kota Singkawang memiliki potensi pariwisata. ‘Kota Amoy’ tersebut juga mempunyai kearifan lokal seperti perayaan Imlek dan Capgome. Keberadaan Bandara ini, akan memperbesar kemungkinan turis berkunjung ke Kota Singkawang. Baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Budi melihat, Gubernur-Wakil Gubernur Kalbar, anggota DPR RI dan masyarakat mendukung pembangunan Bandara Singkawang ini. Alokasi anggaran pembangunan Bandara diantaranya untuk pengadaan lahan menggunakan APBD Singkawang sekitar Rp14 miliar. Sedangkan pemerintah pusat akan menganggarkan sebesar Rp20 miliar sampai proses KPBU sebesar Rp1,3 triliun. “Sementara ini Rp500 miliar dulu. Dan, kalau dari Pontianak menggunakan pesawat ATR-373 dulu,” katanya.

Budi berharap, nanti periode Wali Kota Singkawang selanjutnya bisa mencarikan dana kembali. Hingga pihak swasta bisa recovery. Namun, pengelolaanya tetap di Kemenhub. “Karena ini menyangkut security,” tutup Budi.

Ditempat sama Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie menyampaikan terima kasih kepada Menhub atas pembangunan Bandara tersebut. Proses pembebasan lahan juga dibantu peran serta masyarakat. “Hampir dua tahun kita perjuangkan. Peran serta masyarakat seluas 151 hektare,” ujar Tjhai Chui Mie.

Sementara Wagub Kalbar Ria Norsan mengatakan, ada koneksitas antara Pelabuhan Internasional Kijing dengan Bandara Singkawang. Kalau masyarakat tidak mampu pakai pesawat, maka bisa menggunakan kapal. “Adanya Bandara ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Norsan.

Usai pencanangan pembangunan Bandara Singkawang, Menhub terbang menggunakan helikopter ke Bandara Tebelian Kabupaten Sintang. Dia ingin memastikan Bandara yang baru diresmikan pada 2018 lalu itu berfungsi dengan baik. Menhub beserta rombongan tiba di Bandara Tebelian sekira pukul 15.00 WIB.

Menhub disambut Bupati Sintang Jarot Winarno beserta Forkopimda Sintang. Berbagai tradisi budaya Bumi Senentang disuguhkan untuk menyambut rombongan Menhub.

Usai penyambutan, Menhub langsung melakukan pantauan di area Bandara Tebelian. Budi juga menyempatkan diri mengobrol dengan para pekerja yang saat itu sedang membersihkan area Bandara. Bahkan ia juga melakukan sesi foto dengan para pekerja yang diperkirakan capai 50 orang tersebut.

Saat diwawancara awak media, Menhub mengatakan, secara makro Indonesia negara yang besar. Nawacita Presdien Joko Widodo dan Jusuf Kalla itu adalah konektivitas.

“Artinya adalah menghubungkan dari satu daerah ke daerah lain di Indonesia yang cukup luas ini. Saya sebagai pembantu Presiden dan Wakil Presiden diharuskan menghubungkan itu,” tuturnya.

Menurutnya, Sintang menjadi salah satu kabupaten di tengah Kalimantan. Untuk mencapai dari Pontianak meski menempuh jarak 7 hingga 8 jam melalui jalan darat.

“Susah mencapainya. Nah, oleh karena itu, kita pingin sekali masyarakat mana pun, termasuk Sintang, mudah menjangkau daerah-daerah di Kalbar ini, dengan jalur udara,” terangnya.

Kedatangannya itu untuk memperlihatkan kepada masyarakat Sintang bahwa pemerintah pusat konsen membangun daerah. Bukan membangun pulau Jawa saja. Tapi juga seluruh Indonesia. “Namanya Indonesia Sentris. Dengan itu, tujuan kita mempersatukan NKRI itu menjadi suatu kenyataan,” tukasnya.

Dijelaskan dia, sebelum ke Bandara Tebelian, dirinya melakukan pencanangan pembangunan Bandara Singkawang. Setelah peninjauan tersebut ia akan kembali ke Kota Singkawang. Keesokannya lanjut melakukan tinjauan rencana pembangunan Bandara di Kabupaten Kayong Utara. “Jadi beberapa tempat di Kalbar ini tidak hanya akan disatukan melalui jalur darat saja, tapi juga dengan udara,” tutup Budi.

Anggota DPR RI Dapil Kalbar, Lasarus yang ikut dalam rombongan Menhub mengatakan, Bandara Tebelian dipersiapkan memang untuk jangka panjang. Ia bersyukur Pemkab Sintang telah menyiapkan lahan yang cukup luas.

“Bupati pernah memaparkan di depan Komisi V DPR RI, bahwa akan meyiapkan lahan seluas 525 hektare. Berarti untuk 150 tahun ke depan, kita tidak perlu memikirkan Bandara baru, di sinilah tempatnya,” tuturnya.

Sekarang kata dia, runway sudah sepanjang 1800 meter. Bandara ini nanti tergantung kebutuhan. Kalau nanti masyarakat membutuhkan penerbangan lebih banyak, maka bisa ditingkatkan jadi 2500 meter.

“Kalau sudah 2500, tentu pesawat boing 737 seri 900 bisa mendarat ke sini. Tapi itu semua tergantung kebutuhan lagi,” ujar Lasarus.

Sementara Jarot mengatakan, dirinya sudah berbicara ke Menhub bahwa, paling tidak landasan pacunya dinaikan jadi 2200 meter.

“Kemudian saya juga minta yang paling utama yaitu konektivitas Sintang ke Jogja, karena banyak anak-anak kita di sini yang kuliah di Jogja,” terangnya.

Menurut Bupati, pesawat rute Pontianak-Jogja sangat susah. Ditambah lagi harga tiket yang cukup mahal. “Tadi jawaban iya-iya saja, mudahan lah semua itu benar-benar terealisasi,” pungkas Jarot.

 

Laporan: Suhendra, Saiful Fuat

Editor: Arman Hairiadi