Midji: Harga Tiket Pesawat Perlu Dievaluasi

Sektor Transportasi Tertinggi Sumbang Inflasi

Sutarmidji (Kang Enchus for Equator)

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, mencatat sektor transportasi menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Kota Pontianak, pada medio Desember 2018. Inflasi tersebut akibat adanya kenaikan indeks pengeluaran mencapai angka 1,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 145,58 persen.

“Inflasi di bulan Desember ini tertinggi kedua setelah bulan Juni di tahun 2018 ini, sebesar 1,28 persen,” ungkap Kepala BPS Kalbar, Pitono, Rabu (2/1).

Pitono menyebutkan, selain sektor transportasi, kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks tertinggi lainnya yakni komunikasi dan jasa keuangan. Nilainya 4,43 persen. “4,43 persen berada di posisi pertama di kelompok pengeluaran yang menyebabkan inflasi,” tuturnya.

Selain itu, Pitono juga memaparkan angka indeks pengeluaran secara berurutan dari berbagai sektor diantaranya kelompok bahan makanan sebesar 1,61 persen dan sandang 0,48 persen.

Selanjutnya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau di angka 0,43 persen. Kesehatan 0,25 persen. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,15 persen. Serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen.

Sementara untuk tingkat inflasi tahun kalender Desember 2018 dan inflasi dari tahun ke tahun (Desember 2018 terhadap Desember 2017) angkanya sama, yaitu sebesar 3,99 persen.

Sebelumnya, Gubernur Kalbar, Sutarmidji juga sempat menyinggung soal angka inflasi yang disumbangkan oleh sektor transportasi ini. Dia menyebutkan, angka tersebut sebetulnya lebih rendah dari inflasi di sektor pangan.

“Seperti tiket pesawat, kita cenderung mahal dibandingkan dengan daerah lain, bahkan di angka 40 persen. Kita bisa kendalikan inflasi di sektor pangan tapi transportasi sulit, ini yang perlu jadi perhatian,” ungkapnya.

Bahkan kata Sutarmidji, jika dalam kondisi yang padat, harga tiket pesawat dengan kelas bisnis dengan rute Pontianak-Jakarta pernah mencapai level harga tertinggi hingga lima jutaan.

“Harga ini lebih mahal, jika dibandingkan dengan harga tiket Jakarta-Hongkong. Ini perlu dilakukan evaluasi kembali,” pungkasnya.

 

Laporan : Nova Sari

Editor : Andriadi Perdana Putra