eQuator.co.id – Desa Pentingsari di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta, itu dulu sepi. Sekarang ramainya bukan main. Lebih dari 2.000 orang tamu datang dari berbagai kota di dalam dan luar negeri.
Desa Pentingsari dulu juga tidak istimewa. Desa ini hanya punya kebun dan sawah. Plus aktivitas warga desanya: bertani, berkebun, bersawah dan beternak. Sama seperti kebanyakan desa di Jogja.
Satu-satunya yang unik mungkin hanya lokasinya yang berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Hawanya sejuk pada siang hari. Super dingin pada malam hari. Tak perlu AC.
Dengan kondisi seperti itu, Pak Doto mencoba menjadikan aktivitas warga sebagai “atraksi wisata”. Membajak sawah, menanam padi, panen ikan, panen coklat dan memandikan sapi menjadi daya tarik yang dijual.
Baca Juga: Pariwisata Daya Tarik Wisatawan Berkunjung
Bahkan sepakbola lumpur pun laku dijual. Turis-turis asing yang suka. Karena di negaranya terbiasa hidup di lingkungan bersih. Bermain di sawah berlumpur menjadi pengalaman hidup luar biasa. Bagi anak-maupun orang tua.
Sukses. Setiap bulan lebih dari 2.000 tamu datang. Warga menikmati “devisa” dari tamu-tamu kota setidaknya Rp 200 juta per bulan. Angka ini jauh di atas perputaran uang dari sektor pertanian tradisionalnya.
Kehadiran tamu-tamu akhirnya menggerakkan sektor lain. Sawah yang semula hanya ditanami padi untuk diri sendiri, diubah menjadi menanam padi untuk atraksi wisata. Tamu-tamu dari luar negeri menyewa sepetak lahan sejak jauh hari. Untuk menikmati pengalaman menanam padi saat bermalam di Pentingsari.
Biaya sewa dihitung mulai bibit sampai biaya merawat dan panen. Hasilnya tidak pernah dibawa pulang. Karena panennya masih 3 bulan lagi. Sementara mereka hanya menginap rata-rata 2 malam 3 hari.
Baca Juga: Pesparawi Ajang Promosi Wisata Kalbar
Produksi dan penjualan suvenir juga menciptakan lapangan kerja. Dari industri gantungan kunci sampai kaos dan makanan khas. Geliat ekonomi desa wisata menarik minat sejumlah pelaku industri. Masuklah beberapa perusahaan yang memberikan program sosial sekaligus bisnis. Perusahaan telekomunikasi membangun jaringan internet gratis. Lembaga perbankan menyumbang gamelan lengkap dengan pelatih karawitan dan tari.
Luar biasa Pentingsari. Dusun berpenduduk 350 kepala keluarga di lereng gunung Merapi yang mengeluarkan lava abadi itu. Desa yang semula “tidak punya apa-apa” sekarang menjadi tujuan banyak orang. Dari seluruh dunia.
Dulu, 11 tahun lalu, hanya 5 rumah warga yang tertarik mengikuti program “Desa Wisata”. Sekarang sudah 50 rumah yang menyediakan 120 kamar berstatus homestay.
Keberhasilan warga desa Pentingsari menginspirasi desa-desa lainnya. Sampai saat ini, sudah 200 desa di Indonesia yang telah menjadi desa wisata. Semua belajar dari Pentingsari. (jto)
Admin www.disway.id