KPK Gandeng Putri Indonesia Berantas Korupsi

Membiasakan yang Benar, Bukan Membenarkan yang Biasa

PUTRI INDONESIA DAN KPK. Rombongan finalis Putri Indonesia memasuki Gedung KPK, Jakarta, Senin (5/3). Fedrik Tarigan-Jawa Pos
PUTRI INDONESIA DAN KPK. Rombongan finalis Putri Indonesia memasuki Gedung KPK, Jakarta, Senin (5/3). Fedrik Tarigan-Jawa Pos

eQuator.co.idJakarta-RK. Sebanyak 39 finalis Putri Indonesia yang telah terpilih dari berbagai daerah di Indonesia menyambangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (5/3). Mereka bertemu pimpinan KPK, berdiskusi mengenai pencegahan korupsi bagi perempuan di Indonesia.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, para Putri Indonesia tersebut akan dijadikan sebagai agen “Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK)”.

“Ya secara umum tadi saya menjelaskan apa yang telah dilakukan oleh KPK dan KPK berharap mereka bisa membantu untuk mencegah korupsi,” jelas Saut.

Dengan adanya pembekalan yang sudah diberikan KPK, ia berharap mereka akan peka dengan isu korupsi di sekitar lingkungannya. “Saya berharap mereka mau menjadi tokoh SPAK (saya perempuan anti korupsi) di daerah masing masing,” ujarnya.

Sementara itu, Putri Indonesia Pariwisata 2017, Karina Nadila, mengatakan dirinya selalu membiasakan tidak menerima sesuatu yang bukan haknya dalam kehidupan sehari-hari. “Intisari dari arahan KPK tentang program SPAK dengan tujuan membiasakan yang benar bukan membenarkan yang biasa,” tuturnya.

Mewakili para finalis, ia berkata, nilai yang ditanamkan KPK dengan memulai perbuatan antikorupsi dari diri sendiri bisa dimulai dari hal-hal kecil. Sebab, menurutnya, seorang perempuan merupakan sosok yang pertama kali mengajari generasi penerus bangsa.

“Itu bisa dimulai dari hal-hal seperti misalnya di rumah, kita ada remote TV, itu jangan dikasih ke satu orang. Tapi kita mendidik, misalnya ke adik saya, itu untuk bagi-bagi. Jadi itu hal-hal kecil,” tutur Runner Up ke-2 Puteri Indonesia 2017 itu.

Tambah dia, “Atau misalnya kita mendidik jangan buang sampah sembarangan, karena nanti gara-gara kamu bisa terjadi demam berdarah lho. Hal-hal sekecil itu yang kita mulai dari diri kita sendiri untuk keluarga kita, yang akhirnya menjadi benih-benih yang bagus untuk masyarakat luas”.

Para finalis ini juga mendapat pembekalan dari lembaga lain. Antara lain BNN, Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), dan beberapa kementerian. Agenda tersebut merupakan bagian dari masa karantina para finalis. (Jawa Pos/JPG)