eQuator.co.id – SEKADAU. Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Sekadau dan sekitarnya masih belum mampu memberikan pelayanan maksimal kepada pengguna kendaraan bermotor. Mereka terkesan lebih memanjakan pedagang eceran BBM yang membeli minyak dengan jeriken dalam jumlah besar.
Hal itu setidaknya terpantau di SPBU 64.786.06 atau SPBU Vera yang terletak di Jalan Sekadau-Sintang, KM 04, Desa Mungguk, Sekadau Hilir, Kamis (21/12) sekitar pukul 09.00 WIB.
Pegawai SPBU disana terlihat santai memberikan prioritas pelayanan kepada pembeli jeriken yang diangkut menggunakan mobil jenis minibus.
Padahal disaat bersamaan, antrean pemotor yang hendak mengisi BBM mengular, lantaran hanya satu pompa dengan dua slang yang beroperasi, dimana satu-satunya slang yang ada digunakan untuk mengisi jeriken.
Parahnya, kondisi tersebut tidak membuat petugas berinisiatif menghentikan pengisian jeriken untuk melayani pemotor, dengan enteng petugas SPBU terus saja mengisi jeriken.
“Untuk motor disini (di slang ini, red),” jawab salah satu pegawai SPBU saat ditanya awak koran ini soal kebijakan mereka tidak memprioritaskan pemotor.
Seolah tanpa beban, pegawai tersebut malah memerintahkan pemilik motor tetap mengantre, sementara petugas sibuk memenuhi jeriken demi jeriken.
Mereka yang mengantre juga ada yang berstatus ASN, anggota Polri maupun TNI yang notabenenya harus segera bertugas. Akibat panjangnya antrean, beberapa pemotor yang awalnya sempat antre pun memilih untuk meninggalkan SPBU. Kebijakan pihak SPBU ini pun direspon keras banyak pihak.
“Ini tidak boleh dibiarkan. Tutup saja SPBU yang melakukan hal itu,” geram Markus SH MH, Anggota DPRD Sekadau saat dimintai tanggapannya.
Harusnya, kata Markus, pihak SPBU memprioritaskan pembeli motor. Jika antrean longgar, baru melayani pembeli Jeriken. Politisi Partai Demokrat itu pun mengaku heran atas kebijakan pihak SPBU yang dinilai tak paham prioritas. “Ada apa?,” imbuh Markus.
Markus menduga, ada sebab musabab pihak SPBU memprioritaskan pelayanan kepada pembeli jeriken. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan ada kongkalikong atara pembeli dengan pihak SPBU itu.
“Bisa jadi bayarnya lebih atau ada uang tip. Kita harapkan pihak berwajib dan pihak Pertamina segera turun tangan,” tukas Markus.
Laporan : Abdu Syuri
Editor : Fikri Akbar