Usai Menggigit, Anjing Dibunuh Lalu Dimakan

Rabies Ancam Warga Sekadau

PERIKSA LUKA. Tim medis memeriksa bekas luka gigitan anjing di kaki Giofeli KS di ruang UGD RSUD Sekadau, Jumat (13/10) malam. ABDU SYUKRI

eQuator.co.id–Sekadau-RK. Serangan anjing gila alias hewan penyebar rabies (HPR) kian meluas di Kabupaten Sekadau. Setelah menggigit dan menyebabkan Sentia Resa, bocah lima tahun asal Dusun Saka Tiga, Desa Sunsong, Sekadau Hulu meninggal, Kamis (12/10) lalu, beberapa kasus gigitan baru bermunculan.

Terbaru menimpa Giofeli KS, bocah sembilan tahun warga satu desa dengan Sentia. Bedanya, Sentia digigit di Desa Sunsong, sedangkan Gio alias Geo digigit anjing di Dusun Gedet, Desa Mondi yang masih bertetangga dengan Desa Sunsong.

“Ponakan saya digigit anjing hari Rabu tanggal 11 Oktober 2017,” cerita Cindy, 33, bibi Gio kepada Rakyat Kalbar di ruang perawatan anak RSUD Sekadau, Sabtu (14/10) siang.

Gio digigit beberapa saat setelah dia datang ke Mondi, Rabu pagi. Gio bersama ayahnya, Yohanes Sandi, 33, dan ibunya, Kincai Agata, 29, serta adiknya, Yoki Baptista, 1,6, datang ke Mondi menjenguk sang kakek, Jenawi, 50, yang sakit. “Ponakan saya digigit sekitar jam 10.00 wib,” jelas Cindy.

Ayah Gio, Yohanes Sandi membenarkan hal tersebut. “Anak saya digigit di depan rumah,” ujar Yohanes.

Anjing yang menggigit pelajar kelas IV SDN 22 Sunsong itu, merupakan anjing peliharaan keluarganya. Waktu kejadian, anjing tersebut tengah baring di tanah, persis di bawah tangga rumah.

Gio yang hendak bermain ke tanah, sempat mengambil sandalnya yang berada di dekat anjing tersebut. Setelah memakai sendal dan hendak pergi, anjing itu tiba-tiba menerkam kakinya. “Dia digigit di kaki kiri, di lipatan paha belakang,” ulas Yohanes.

Usai menggigit, warga langsung menangkap anjing tersebut. Mereka membunuhnya, namun tragisnya dagingnya dimakan bersama-sama. Padahal, sebelum menggigit korban, anjing itu sudah menunjukkan gejala buruk, yakni sering mengejar bebek warga. Sama halnya dengan anjing rabies yang menggigit almarhumah Sentia Resa. Usai menggigit bocah lima tahun itu, anjing rabies tersebut dibunuh lalu dimakan warga beramai-ramai.

Usai digigit, pihak keluarga hanya mengobati kaki Gio dengan obat seadanya. Mereka hanya mengolesi luka bekas gigitan dengan bubuk dumex.

Namun gencarnya pemberitaan soal virus rabies dan kondisi korban yang mulai kesulitan menggerakkan kakinya, membuat pihak keluarga memutuskan membawa Gio ke Puskesmas Rawak, Kecamatan Sekadau Hulu, Jumat (13/10) pagi. Korban pun langsung divaksin dan dirujuk ke RSUD Sekadau, hari itu juga.

Gio tiba di RSUD Sekadau Jumat malam (13/10) sekitar pukul 20.25 wib. Korban pun langsung mendapat perawatan intensif di kamar isolasi ruang perawatan anak RSUD Sekadau.

“Saya mau ke tanah. Langsung kena gigit,” kata Gio dijumpai awak koran ini di kamar isolasi ruang perawatan anak RSUD Sekadau, Sabtu siang.

Maraknya kasus gigitan anjing ini, membuat sejumlah warga khawatir. Jam, salah seorang warga Sekadau berharap pemerintah segera melakukan vaksinasi masal. “Jangan sampai kecolongan lagi,” ujarnya.

Jam pun meminta warga pemilik anjing untuk segera mengikat anjing peliharannya masing-masing. Warga pemilik anjing juga diharapkan proaktif mengikuti vaksin.

“Kalau ada anjing liar tak bertuan berkeliaran, sebaiknya ditembak saja,” tegas Jam.

Laporan: Abdu Syukri
Editor: Hamka Saptono