eQuator – Batam-RK. Mantan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho sudah dua bulan tak masuk kerja. Belakangan dikabarkan sudah berada di Irak dan gabung ISIS.
Terkait hilangnya Joko sejak Agustus lalu, Direktur Humas dan Promosi BP Batam Purnomo Andiantono, mengaku belum bisa memastikan apakah Dwi Djoko sudah dipecat atau tidak.
Andiantono hanya mengatakan, setelah dua bulan tak masuk kerja, status kepegawaian Dwi Djoko telah dikembalikan dari BP Batam ke kementerian tempat perekrutannya.
“Karena beliau pegawai negeri di Kementerian Perhubungan, maka kita kembalikan ke sana,” kata Andi.
Ia juga katakan, BP Batam telah menarik fasilitas yang diberikan pada bekas Direktur Humas dan PTSP BP Batam tersebut. “Mobil dinas sudah kami tarik,” katanya.
Disinggung upaya untuk turut melacak keberadaan Dwi Djoko, Andiantono mengatakan pihaknya tak punya wewenang untuk itu. Dia juga enggan mengomentarikabar bergabungnya Djoko dengan gerakan ISIS. “Kami bukan intelijen,” ujar dia.
Seorang kerabat Djoko di PTSP juga mengakui bahwa Densus 88 sudah ke bagian PTSP untuk mencari keterangan terkait menghilangnya Djoko. Bahkan menurutnya, rumah Djoko di Sekupang, Batam juga sudah pernah didatangi Mabes Polri.
Terpisah, Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan (Kabid Wasdakim) Kantor Imigrasi Kelas IA Khusus Batam, Rafli mengaku pihaknya tak mengetahui jejak kepergian Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho ke luar negeri lewat pintu Imigrasi Batam.
“Kami tidak tahu, kami tidak bisa mengecek kalau hanya dari nama saja, kami butuh nomor paspor dan tanggal lahirnya,” kata Rafli, Jumat (6/11).
Padahal, berdasar keterangan dari Direktur Humas dan Promosi BP Batam, Purnomo Andiantono, kepergian Dwi Djoko dimulai saat yang bersangkutan mengajukan izin cuti besar untuk melaksanakan ibadah umrah ke Saudi Arabia, pada akhir Agustus lalu. Merujuk pada informasi itu, ada kemungkinan Dwi Djoko meninggalkan Batam lewat pintu Imigrasi Batam sebelum bertolak ke Tanah Suci.
Namun, lagi-lagi Rafli menampik kemungkinan tersebut. “Kalaupun mau dicek, bisa lewat kantor Imigrasi pusat (Jakarta),” kilah dia. (Batam Pos/JPG)