Terapi Kejutkan Spekulan

Pontianak ‘Digempur’ 116 Ton Bawang Putih

MURAH MERIAH DIBURU. Ratusan masyarakat Kota Pontianak berdesak-desakan memburu bawang putih murah di Pasar Flamboyan, Kota Pontianak, Selasa (30/5). RISKA NANDA

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Janji pemerintah menstabilkan harga bawang putih dipenuhi, Selasa (30/5). Sebanyak 116 ton bawang putih murah meriah digelontorkan untuk ‘menggempur’ dua pasar besar di Kota Pontianak, Flamboyan dan Mawar.

Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional, Kementerian Perdagangan, Dony Edward mengharapkan, jumlah bawang putih yang mereka lempar ke pasar kemarin cukup untuk sementara membuat jera para spekulan. “Kami ditugaskan oleh Pak Menteri untuk memastikan operasi pasar terhadap bawang putih di Pontianak, Kalbar, berjalan dengan baik dan lancar,” tuturnya, di sela-sela meninjau operasi pasar di Pasar Mawar.

Rupanya, operasi pasar yang dilakukan ini hanyalah titik awal menjaga kestabilan harga. Dony menjelaskan, suplai bawang putih tidak akan berhenti pada hari itu saja. Berlanjut secara terus menerus, agar harganya tidak naik lagi.

“Ini operasi pasar untuk memberikan shock teraphy. Kedepan ini ada pengiriman secara kontinyu,” ungkapnya.

Apalagi saat ini, lanjut dia, ada aturan baru yang diterapkan Kementerian Perdagangan dan Pertanian. Yakni tata niaga bawang putih sudah diterbitkan, ijin impor yang tadinya tidak diatur sekarang sudah diatur. Hal ini dipercaya memudahkan bawang putih masuk ke dalam negeri.

“Sehingga pengawasannya lebih rapi, lebih bisa dikontrol siapa yang mengimpor, apakah itu produsen atau importir umum. Bisa saja mereka (importir umum) mengimpor tapi harus ada rekomendasi dari Kementerian Pertanian,” papar Dony.

Nah, salah satu maksud Tuhan memberikan rejeki berlimpah kepada manusia, agar dapat berbagi manfaat dengan manusia yang lainnya. Terlebih dengan hadirnya bulan suci Ramadan.

Itu sebabnya, Dony ingin pasokan 116 ton bawang putih, yang diimpor dari Tiongkok oleh dua distributor besar Jakarta dan masuk Pontianak melalui pelabuhan Dwikora, dapat meredakan gejolak harga secara umum. “Fokusnya di Pontianak, dengan maksud ini dapat menyebar. Kan distributor yang ada di sini memiliki jaringan, sehingga sampai lah ke kabupaten dan kota lainnya,” tukasnya.

Untuk Kota Pontianak, operasi pasar memang difokuskan di dua lokasi pasar utama, Flamboyan dan Mawar. Dalam operasi pasar tersebut, bawang putih hanya dijual seharga Rp30 ribu saja perkilogramnya. Baik masyarakat maupun distributor boleh membeli berapapun yang mereka mau dengan syarat harus disuplai kepada yang lain dengan harga terjangkau, antara Rp32 ribu-Rp38 ribu.

“Tadi masih ada saya jumpai yang jual Rp60 ribu, Rp65 ribu, dengan masuknya bawang ini nanti dia mau jual Rp38 ribu. Jadi dengan adanya operasi pasar yang menjual bawang putih Rp30 ribu, lonjakan harga bawang putih di Kalbar bisa diredam,” tandas Dony.

Ratusan warga terang saja memadati Pasar Flamboyan dan Pasar Mawar Pontianak. Wajar, sepekan belakangan, harga bawang putih di sejumlah pasar tradisional tembus Rp120 ribu perkilogramnya.

Meski operasi pasar bawang putih belum dibuka, sejak sekitar pukul 07.00, ratusan warga sudah memadati halaman dua pasar itu. Ibu rumah tangga sampai bapak-bapak terlihat sama banyak jumlahnya. Sejumlah rupiah tergenggam erat di tangan mereka.

Beberapa pejabat di Pontianak, termasuk Walikota Sutarmidji, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Pontianak, Haryadi, terlihat. Tak ketinggalan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalbar, Muhammad Ridwan, yang mendampingi Wakil Gubernur Cristiandy Sanjaya.

Meski pasar padat dan sempat terjadi sedikit ketegangan, suasana antrean boleh dikatakan lancar. Sekitar pukul 08.00, operasi pasar bawang putih resmi dibuka.

Wakil Gubernur Christiandy Sanjaya berharap setelah intervensi pasar oleh pemerintah ini harga bawang putih bisa normal kembali. Sebelumnya, karena ketersediaan impor sedikit dan adanya dugaan penimbunan oleh oknum pedagang, bawang putih di pasaran harganya mencapai Rp100 ribu-Rp120 ribu perkilogramnya.

Sebanyak 116 ton bawang putih ini, lanjut Christiandy, akan didistribusikan hingga ke daerah melalui pedagang yang saat ini membeli. Bila memang terjadi kekurangan, pemerintah masih memiliki stok dan dalam waktu dekat akan digelontorkan.

“Kita ada 116 ton yang didrop di Kalbar ini. Dan rencananya nanti masih akan ditambah dari Bulog sekitar 10 ton. Dan kalaupun nantinya masih diserap dan kebutuhannya belum cukup, ini pihak kementerian bekerja dengan distribusi besar nasional. Tetap diusahakan mencukupi,” janjinya.

Harga yang dipatok oleh kementerian merupakan harga untuk pedagang. Dari pedagang ke konsumen di kisaran Rp35 ribu sampai Rp40 ribu perkilogramnya.

“Diharapkan nanti kalaupun sampai se-Kalbar nanti sampai Kapuas Hulu dan sebagainya, harganya tidak melampaui Rp35 ribu-Rp40 ribu. Karena kita sudah tahu harga dasar yang diberikan oleh distributor besar,” jelas Christiandy.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kalbar, M Ridwan mengungkapkan, kebutuhan masyarakat se-provinsi akan bawang putih mencapai 586 ton perbulan. Ia memastikan, selain bawang putih, pihaknya juga akan mendatangkan cabai merah keriting sebanyak 23.389 ton dan cabai merah besar sebanyak 331.056 ton.

“Operasi pasar ini, serentak dilaksanakan se-Indonesia. Dan Kota Pontianak, menjadi daerah pertama yang melaksanakan operasi pasar Bawang Putih,” ditambahkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Pontianak, Hariadi S. Tribowo.

Diingatkannya, kegiatan yang dilaksanakan Kementerian Perdagangan, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalbar dan Pemerintah Kota Pontianak serta dua perusahaan swasta ini, guna menekan harga bawang putih, yang melambung tinggi, sejak sepekan belakangan. “Makanya, setiap warga hanya diperbolehkan membeli sebanyak 20 kilogram Bawang Putih,” terangnya.

Selain warga, para pedagang juga diperbolehkan membeli. Ketika para pedagang menjual kembali, diharapkan paling mahal hanya seharga Rp38 ribu perkilogramnya. Jika masih ditemukan warga yang menjual bawang putih di atas Rp40 ribu perkilogramnya, Pemerintah Kota Pontianak akan mengambil tindakan tegas kepada pedagang tersebut.

“Saya berharap, dengan operasi pasar Bawang Putih ini, harga di pasaran kembali normal hingga menjelang lebaran,” tandas Hariadi.

CIPTAKAN

“BISNIS BARU”

Secara umum, masyarakat Kota Pontianak menyatakan syukur atas nikmat ini. Warga Jalan Komyos Sudarso, Kecamatan Pontianak Barat, Zubaidah sejak pagi sengaja datang ke Flamboyan. “Kebetulan harganya murah bang, makenye saye beli 10 kilogram,” tuturnya.

Demikian pula dikatakan Sulistiawati, warga Jalan Ahmad Yani Pontianak. “Kita sangat terima kasih lah, dengan begini sangat membantu kita orang kecil,” ujarnya, disela saat mengantre bawang putih di Flamboyan.

Kesehariannya, Sulistiawati merupakan pengusaha kecil pembuat kerupuk rambak bawang. Bahan baku utama usaha mininya ini jelas saja bawang putih. Tak heran dia mengaku sempat kewalahan saat harga melonjak.

“Kemarin hari Sabtu tanggal 26 Rp70 ribu. Sebelumnya tanggal 24 itu Rp100 ribu perkilo,” ungkapnya.

Terang saja, dia sulit untuk terus bertahan dalam bisnis jual kerupuk bawang jika kondisi tersebut tidak berubah. Alhasil Sulistiawati tidak masalah harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan bawang putih.

“Kalau orang kecil seperti kita ini kan seberapalah untungnya. Jadi pengaruh sekali. Ini tadi saya beli satu karung Rp600 ribu, isi 20 Kg. Saya harap kedepan bisa lebih murah lagi, sangat membantu, terima kasih,” tuturnya.

Rahmad, warga Parit Besar pun mengaku bersyukur. Adanya operasi pasar pemerintah ini telah membawanya ke dalam pusaran bisnis baru: usaha antri-antar-bayar bawang putih.

Ditemui di parkiran roda dua Pasar Flamboyan, Rahmad mengatakan bisnis dadakannya sangat mudah. Dia cukup mendata siapa saja orang di wilayah Parit Besar yang mau membeli bawang murah. Orang tersebut kemudian menitipkan uang, dia akan membelikannya ke Pasar Flamboyan.

“Saya tidak beli. Ngambilkan punya orang titip, untuk jual kawan-kawan di warung,” bebernya.

Dalam hari itu, Rahmad berhasil mengumpulkan kurang lebih 100 kilogram bawang putih atau sekitar lima karung. Dari masing-masing karung, dia mendapat fee sebesar Rp30 ribu. Besar dugaan, Rahmad mengambil peluang ini karena kebanyakan orang malas meninggalkan pekerjaannya untuk mengantre.

“Saya antre tadi dari jam 08.00,” tutur dia saat ditemui pada hampir pukul 10.00, sebelum antrean ditutup.

SAKING RAMAINYA,

SAMPAI SALTUNG

Cerita soal antrean, Sri Rahayu, salah seorang warga Tanjung Hulu Pontianak menyebut, sebenarnya dia mendapat antrean singkat. Hanya saja, karena ada selisih uang kembalian, membuatnya menjadi mengantre lama.

Ibu yang membonceng dua anak kecil, di depan dan belakang jok motornya, ini mengaku tidak perlu membuntut dari belakang. Dia cukup memotong antrean di depan dan langsung meminta petugas memberikannya 5 Kg bawang putih.

Dengan kondisi kepayahan karena harus mengapit dan menggendong anaknya yang masih kecil-kecil, tambah lagi satu anaknya tak henti-henti menangis, petugas Disperindagkop Kota Pontianak yang bertugas menjual bawang pun luluh.

“Bentar sih tadi, sudah dapat 5 kilo, soalnya mau cepat-cepat. Bilang ke abang tu (petugas) karena punya anak bah, nangis,” katanya sembari mencoba mendamaikan anaknya.

Namun, lantaran dia sibuk juga dengan anaknya, pesanan 5 kilogram yang harusnya dia bayar Rp150 ribu, dibayarnya dua kali, dengan pecahan masing-masing Rp100 ribu dan Rp50 ribu. Tapi, baru saja dia memberikan uang Rp100 ribu dan hendak menarik uang Rp50 ribunya lagi, tiba-tiba petugas memberikan uang Rp40 ribu kepadanya.

“Harusnya kan 5 kilo kali Rp30 ribu, 150 ribu. Saya kasih Rp100 ribu. Lah saya dikasi bawang dengan uang kembalian Rp40 ribu, saya heran kan harusnya saya yang nambah 50 ribu ya. Mungkin karena keramaian orang kali ya. Jadi bingung petugasnya,” tutur Sri polos.

Kendati telah berusaha memberitahu bahwa uangnya Sri lah yang kurang karena salah hitung (saltung), petugas terus saja melayani ratusan orang yang menyemut di Pasar Flamboyan itu. Mereka memang tengah super sibuk.

“Akhirnya saya kasihkan ke kawannya. ‘Ya sudah lah bu, saya ikhlas’, kata dia,” tukas Sri menirukan.

Yang pasti, ia senang dengan adanya bazar murah seperti ini. Dan berharap, harga bawang putih bisa terus turun. Stabil.

“Kemarin saya beli Rp50 ribu sekilo. Ini saya ambil lima kilo, saya ambil sekilo, sisanya untuk teman pesan. Saya cukup ambil satu kilo, sapa tau nanti turun lagi,” harapnya.

Operasi pasar khusus bawang putih yang dilakukan oleh pemerintah dibagi di dua lokasi pasar besar Kota Pontianak, Flamboyan dan Mawar. Dengan harga yang murah, hanya Rp30 ribu perkilogram, ribuan warga terang saja berbondong-bondong menyerbunya.

 

 

Laporan : Fikri Akbar, Rizka Nanda

Editor: Mohamad iQbaL