Kayong Utara Gagas Wisata Perahu Layar

Terinspirasi dari Australia

DIALOG. Bupati H Hildi Hamid berdialog dengan mahasiswa pasca sarjana ITB di Balai Praja, Kantor Bupati, Kamis (23/2). Foto: KAMIRILUDDIN/RK

eQuator.co.id–SUKADANA. Gagasan yang menarik, menjadikan kabupaten bahari Kayong Utara sebagai salah satu pelabuhan tujuan perahu layar internasional sebagai follow up Sail Selat Karimata 2016.

“Kita adalah kawasan bahari yang jadi daya tarik wisatawan mancanegara. Wisata perahu layar ini sebagai follow up Sail Selat Karimata 2016 yang harus tetap dipromosikan,” ujar Drs Mas Yuliandi, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) KKU.
Ide itu disampaikannya saat pemaparan hasil studi tatakota dan landscap Kayong Utara oleh mahasiswa pasca sarjana Institut Teknologi Bandung (ITB) di Gedung Balai Praja, Kantor Bupati, Kamis 23/2).

Yuliandi lantas menceritakan pengalamannya ke Australia. Di sana dikembangkan wisata perahu layar internasional.

Menjadikan Negeri Bertuah sebagai pelabuhan perahu layar, diakui Mas Yuliandi, bukanlah cita-cita yang mustahil. Kayong Utara adalah lintasan transportasi maritim dunia, baik komersial maupun olahraga layar. Termasuk lomba layar Kanada-Australia yang telah berusia puluhan tahun.

Katanya, jika kapal layar masuk ke Kalbar diharapkan dapat berlabuh di Kayong Utara.
“Kita ingin Kayong Utara sebagai pelabuhan Marina Kalbar. Jika berlabuh di KKU, akses ke Ketapang, Gunung Palung dan lain lainnya bisa dijangkau,” ujarnya.

Ide mengembangkan wisata perahu layar menurutnya ketika mendampingi Bupati H Hildi Hamid ke Australia beberapa waktu silam. Di negeri kangguru itu, perahu layar menarik perhatian wisatawan mancanegara.

“Kami ingin tim ini (pasca sarjana ITB) juga dapat menggambarkan tata letak dan landscap untuk kedepannya kabupaten ini bisa dikembangkan wisata perahu layar seperti yang ada di Australia,” terangnya.

Bupati Kayong Utara, H Hildi Hamid pun meluruskan pernyataan Mas Yuliandi dengan menunjuk lokasi yang pantas sebagai tempat pelabuhan perahu layar dari layar monitor. Yakni Pantai Pulau Datok di Sukadana.

“Di sini (sebuah selat di Sukadana) mungkin bisa dijadikan tempat berlabuhnya kapal layar, coba dikaji,” pinta H Hildi dihadapan para akademisi ITB. (lud)