eQuator.co.id – Sekadau-RK. Masyarakat Desa Nanga Menterap, Sekadau Hulu, Sekadau digegerkan penemuan mayat Jariadi alias Abang Neneng, 44, Selasa (21/2) pukul 06.00.
Mayat warga Dusun Trika Darma, Desa Menterap itu tergeletak dengan posisi telentang di jalan sawit blok Avdeling A 15 milik PT MJP 2 di Dusun Nanga Menterap. Saat ditemukan, korban mengenakan celana pendek merah dan baju kaos hijau tua. Di dekat lokasi, ditemukan tas dan karung goni berisikan beberapa potong pakaian, sandal dan beras yang diyakini milik korban.
Mayat Jariadi ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Kedua bola matanya sudah dipenuhi belatung. Perutnya tampak sedikit membuncit dan mengeluarkan bau tak sedap. Ada bekas darah yang sudah bercampur dengan air hujan di dekat kepalanya. Ada seperti bercak darah di rerumputan tak jauh dari lokasi.
“Waktu itu saya mau ke ladang. Pas lewat jalan tersebut, saya lihat ada mayat,” kata Pikal, warga yang pertama kali menemukan mayat Jariadi kepada petugas kepolisian.
Pikal yang saat itu bersama istrinya, memberitahukan penemuan mayat kepada warga dan polisi. Tak lama puluhan jajaran Polres Sekadau dan Polsek Sekadau Hulu tiba di lokasi. Hadir juga Kapolsek Sekadau Hulu, AKP Sabar Simanjuntak dan Kasat Reskrim Polres Sekadau, Iptu Muhammad Resky Rizal.
“Kita langsung lapor polisi, begitu mengetahui adanya temuan mayat ini,” ucap Sibatu Sebastianus, Kepala Desa Nanga Menterap di lokasi penemuan mayat.
Dibantu warga, polisi mengevakuasi jasad korban ke RSUD Sekadau untuk divisum. “Dari pengecekan sementara yang kita lakukan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban,” kata dokter Dian Arini, dokter RSUD Sekadau yang melakukan visum terhadap jasad korban.
Korban Sebatang Kara
Hingga tadi malam, polisi belum bisa memberikan kepastian penyebab kematian Jariadi. Polisi beralasan, belum mendapatkan hasil visum resmi.
“Soal apakah dibunuh atau tidak, belum bisa kita pastikan. Untuk kesipulan sementara, memang sudah ada, tapi belum hasil visum resmi,” kata Iptu Muhammad Resky Rizal.
Polisi masih menunggu hasil visum resi keluar dari pihak RSUD Sekadau. Yang jelas, dari olah TKP dan tanda-tanda fisik, kemungkinan besar korban tewas karena penyakit. “Korban ini diketahui punya riwayat mengidap TBC dan asma,” papar Rizal.
Jariadi selama ini hidup sebatang kara. Ia sering pindah-pindah tempat menginap di kediaman keluarga terdekat atau kenalannya. Sedangkan ibunya, Ratena sudah menikah lagi dengan Ideham.
“Saya tahu korban meninggal setelah dijemput anak saya (kakak tiri korban, red),” kata Ideham kepada sejumlah wartawan di RSUD Sekadau, kemarin.
Ideham yang menikahi Ratena tiga bulan lalu, tengah berada di kebun karet di SP 2. “Saya langsung datang ke Nanga Menterap begitu mengetahui anak tiri saya itu meninggal,” kata pria kelahiran 01 Januari 1965 itu.
Sadiman, mengaku mengetahui kematian adik tirinya setelah mendapat informasi dari warga. “Saya juga sudah lama tidak bertemu dengan korban,” katanya. (bdu)