eQuator.co.id – Pontianak-RK. Dari sekian banyak item Pungutan Liar (Pungli), paling banyak di sekolah, mencapai 58 item. Tetapi pihak sekolah tidak menyadarinya. Misalnya, iuran perpisahan dan tur sekolah.
“Makanya kita sosialisasikan, supaya mereka tidak kena itu. Mau perpisahan guru, kepala sekolah, tidak boleh mau tarik-tarik duit (dari siswa, red). Bahkan tur saja tidak boleh, masuk kategori (Pungli, red) itu,” kata H Sutarmidji SH MHum, Wali Kota Pontianak, di ruang kerjanya, belum lama ini.
Midji–sapaan Sutarmidji–meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak gencar mensosialisasi 58 item Pungli di sekolah tersebut, mulai dari tingkat SD hingga SMA sederajat. “Karena yang biasa berlangsung setiap tahun pun, seperti iuran perpisahaan dan tur sekolah, masuk kategori Pungli,” katanya.
Selain di lembaga pendidikan, ungkap Midji, peluang Pungli juga cukup besar di wilayah kerja Dinas Perhubunganya, khususnya dalam hal Uji Kir yang kerap disalahgunakan.
“Saya sudah ingatkan, kalau ada Kir yang tidak lolos di kita, tetapi lolos di kabupaten lain, kemudian ada buku Kir-nya, dia lewat (pos), tidak pakai periksa-periksa lagi, itu pasti Pungli itu,” tegas Midji.
Sutarmidji mengungkapkan, sudah pernah kejadian seperti itu. Truk tidak lulus Uji Kir di Pontianak. Karena memang kondisinya tidak layak jalan. Tetapi lolos di kabupaten lain. Saat terjaring razia di Pontianak, Si Pemilik truk menunjukkan Buku Kir kepada petugas.
“Saya sudah bilang ke Kepala Dinas Perhubungan, koordinasikan dengan kabupaten, ini sudah tidak benar, karena sudah tidak boleh di kita, sudah tidak layak untuk jalan, ternyata Kir di kahupaten keluar izinnya. Razia ketangkap, ada buku Kir-nya, ini kan nggak benar,” papar Midji.
Dia meminta, Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) yang sudah terbentuk, dapat bekerja maksimal, mencegah Pungli di setiap instansi. Masyarakat sangat berharap demikian.
“Kalau wartawan lihat ada mobil yang parah-parah sekali, masih bisa berlalu lalang, foto saja, tanya apakah masih layak jalan. Kalau dia bilang masih layak jalan, kemudian ada kartu Kir-nya, pasti Pungli,” kata Midji.
Lihat di Jembatan Timbang, tambah Midji, tongkrongi beberapa waktu. Kalau ada yang bermutan muatan lebih, disuruh turun atau tidak. “Kan tidak, jalan saja. Kenapa jalan wong itu melanggar aturan. Masa dia bisa jalan kalau sudah melangar aturan. Pasti ada yang nggak-nggak di situ,” tutupnya. (fik)