eQuator.co.id – Potensi bandara-bandara di daerah terus dikembangkan. Salah satu yang tengah dilirik pemerintah adalah wilayah Selatan Jawa. Dua bandara siap diperluas untuk rute komersialnya. Dua bandara tersebut adalah Bandara Nusawiru, Pangandaran dan Wiradinata, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyamapaikan, Jawa bagian selatan merupakan daerah yang sangat potensial. Baik untuk pengembangan wisata maupun logistik. ”Wilayah ini berpotensi untuk mendukung logistik nasional, baik perikanan maupun pertanian,” ujarnya, kemarin.
Oleh karenanya, akan diberikan ruang untuk perkembangannya. Salah satunya penguatan aksesibilitas angkutan udara. Untuk wilayah Selatan Jawa Barat sendiri ada dua bandara yang tersedia. Yakni Bandara Bandara Nusawiru di Pangandaran dan Wiradinata, Tasikmalaya.
Terkait dengan Bandara Nusawiru, Menhub mengatakan bahwa bandara ini akan diberi kesempatan untuk dibuka aksesnya ke kota-kota lain. seperti Jakarta, Yogyakarta, Bali dan sejumlah kota lainnya.
Diakuinya, saat ini memang masih ada beberapa hambatan dalam operasional bandara. Ada crane proyek pembangunan Pelabuhan Bojong Salawe, yang hanya berjarak 1 Km dari bandara. ”Obstacle yang ada di pelabuhan Bojong Salawe bersifat temporer saat konstruksi, nanti jika pelabuhan sudah jadi, ada crane kecil di pelabuhan ini tidak berbahaya,” jelasnya.
Menhub pun berharap, bandara yang dikelolah pemda ini bisa segera ditingkatkan. Panjang landasan akan diperpanjang sehingga bisa didarati oleh pesawat sekelas Boeing 737.
Sementara, untuk bandara TNI AU Wiradinata, Tasikmalaya Menhub mendukung agar segera dibuka bagi penerbangan komersial. Selama ini, bandara memang hanya diperuntukkan untuk penerbangan militer.
Menurutnya, potensi Tasikmalaya dapat dioptimalkan melalui pengembangan bandara ini. Walaupun ada beberapa kendala, pengembangan bisa dilakukan secara bertahap. Sebagai informasi, pengembangan bandara terkendala oleh adanya tanki milik Pertamina yang lokasinya berdekatan dengan Lanud dan lokasi yang berdekatan dengan bukit.
”Nanti kita lihat, apakah lokasi tanki Pertamina tersebut bisa dipindahkan. Bagaimana nanti kompromi yang dilakukan Pemda dan pihak Lanud. Tapi kalaupun tidak bisa, dengan kondisi ini masih bisa dioperasikan, tapi dengan pesawat maksimal berjenis ATR dan dioperasikan secara terbatas,” papar Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II itu.
Lebih lanjut, dia menyerahkan kepada Pemda dan pihak Lanud untuk membahas masalah pihak yang mengelola bandara komersial ini. Namun, yang harus segera dipenuhi adalah kewajiban pengelola bandara untuk melengkapi kekurangan persyaratan. Sehingga segera mendapatkan izin operasi dari Kementerian Perhubungan.
Beberapa syarat yang harus dilengkapi seperti peralatan PK-PPK (pemadam kebakaran), x-ray, dan penyusunan organisasinya. Selain itu, perlu juga adanya perpanjangan landasan. Saat ini panjang landasan menjacapi 1200 m dan bisa dimaksimalkan hingga 600 m.
Menteri yang akrab disapa BKS itu optimis dalam 1 bulan ke depan, bandara Wiradinata bisa segera dioperasikan untuk penerbangan komersial. Apalagi, pada 17 Oktober 2016 lalu telah dilakukan ujicoba pendaratan perdana pesawat Wings Air jenis ATR 72 500/600 yang berhasil mendarat dengan mulus. (mia)