
eQuator.co.id – Suatu pulau di kawasan Desa Betok Jaya, Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, dijuluki sebagai Pulau Setengah Tahun. Namanya Buloh Kecil.
Beberapa waktu lalu, 16 rumah dan 19 Kepala Keluarga (KK) di pulau yang terdata di RT06/RW02 ini. Semuanya dari Makassar, Sulawesi Selatan. Demi hidup, mereka berlayar dan merantau mencari tempat untuk mengail ikan. Lantaran di daerah asalnya sulit mencari nafkah.
Dalam pelayaran panjangnya, mereka menemukan Pulau Buloh Kecil yang dianggap layak, karena kekayaan lautnya melimpah, untuk dijadikan tempat tinggal sejak 1972.
Apa alasannya Pulau Buloh Kecil dijuluki Pulau Setengah Tahun? Jawaban seorang warga setempat, Aris, 61, karena penduduknya yang menggantungkan hidup sebagai nelayan nomaden atau berpindah-pindah tergantung musim dalam menangkap ikan di laut.
Artinya, jika musim Angin Selatan selama enam bulan, mereka tinggal di pulau itu untuk hidup dan mencari ikan, karena gelombang tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan untuk turun ke laut mencari ikan.
Memang, rata-rata kapal nelayan di pulau itu berukuran kecil. Sehingga tidak bisa digunakan melaut kalau ketinggian gelombang di atas dua hingga tiga meter. Kondisi laut yang “kalem” itu memang membuat tangkapan ikan mereka melimpah.
Sementara, ketika Angin Barat datang yang menyebabkan laut menjadi ganas, mereka pindah ke Pasir Cina dan Tanjung Ruh, Desa Padang, Kepulauan Karimata.
Migrasi itu dilakukan, selain untuk berlindung dari tingginya gelombang laut, juga untuk memudahkan mencari ikan, karena ombak besar dibendung deretan pulau di Kepulauan Karimata. Alhasil, jadilah dalam setahun warga Pulau Buloh Kecil bermukim di dua tempat. Setiap warga pun memiliki dua rumah.
Fotografer dan Narasi: Ocsya Ade CP