eQuator.co.id – Pontianak-RK. Ancaman Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, ternyata tak bikin jera nelayan asing. Lantamal XII pun mencokok kapal ikan KM SF 1-2929 berbendera Malaysia itu di perairan Tanjung Datu, Temajuk, Minggu (18/9).
“Kapal ikan itu kami amankan di posisi 02°06’64” U – 109°38’45″T, pukul 13.00,” ungkap Danlantamal XII, Brigjen TNI (Mar) M. Hari melalui Komandan Satuan Keamanan Laut Lantamal XII, Mayor Laut (P) Homsin, Selasa (20/9) di dermaga Lantamal XII Pontianak.
KM SF 1-2929 berawak lima ABK dan seorang kapten, itu ditangkap saat sedang menarik jaring trawl alias pukat harimau. “Saat ditangkap, bermuatan 750 kg ikan berbagai jenis campuran,” kata Homsin.
Kapal beserta awaknya digiring ke Dermaga Makolantamal XII di Pontianak. “Kami selanjutnya akan melakukan proses penyelidikan dan penyidikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” katanya.
Walaupun kecil kemungkinan kabur, kemudi dan beberapa peralatan kapal itu dilepaskan. Semua awaknya ternyata berkebangsaan Indonesia. Belum ada informasi detil tentang identitas para awak kapal.
“Empat dari kami berasal dari kampung Lintah Betung, Landak. Satu orang dari Aruk, Sambas, dan satu lagi dari Bengkayang,” tutur Suparno alias Ola, Kapten KM SF 1-2929 sambil menyebut awak lainnya bernama Heri, Pelip, Bisul, Barata dan Anto.
Pria yang mengaku punya empat istri itu mengaku telah lama bekerja di Malaysia. “Sudah 18 tahun bekerja jadi nelayan di Malay. Dengan sekolah kami, di Indon tidak ada kerja,” kata Parno mengaku sial, baru berlayar dua hari sudah ditangkap.
“Saya baru dua bulan ikut kompani ini. Biasanya kami sekali turun dua minggu. Rutinnya kami jual ikan di dermaga Kuching,” tambahnya.
Bekerja pada tauke Malaysia, Parno digaji pokok RM2000, belum termasuk bonus dari hasil tangkapan. “Kalau tidak turun kami dapat segitu, kalau turun ke laut bisa dapat 4000-5000 ringgit,” kata Parno. (Epy)