eQuator.co.id – JAYAPURA -Empat calon siswa yang tengah dalam proses pendaftaran untuk masuk ke SMKN 3 Jayapura, Selasa (28/6) terindikasi positif menggunakan ganja. Hal ini terungkap setelah BNN Provinsi Papua menggelar test urine terhadap 700 lebih calon siswa baru.
Keempat anak ini diketahui positif menggunakan Narkoba jenis ganja dalam dua hari dilakukan test, dimana awalnya Senin (27/6) ditemukan 2 dan Selasa (28/6) juga 2 calon siswa. Keempat anak ini nantinya akan tetap mengikuti proses pendaftaran seperti biasa, namun diberi pendampingan.
“Tahun ini kami menerima siswa baru sekitar 700 siswa dan cara kami untuk antisipasi calon yang masuk adalah dengan mengundang BNN sedari awal guna mendeteksi dini bagi anak-anak yang terindikasi pengguna narkoba dan bila kedapatan langsung kami minta untuk sama-sama ditangani,” jelas Kepala SMKN 3 Jayapura Victor Foudubun, MPd di sela-sela kegiatan kemarin.
Ini dilakukan agar ada upaya pencegahan ketimbang nantinya menjadi lebih parah termasuk mempengaruhi siswa lainnya. “Tetap bisa kami terima, namun mereka dalam catatan agar tidak merusak yang lain. Artinya, jika tahu dari awal mereka positif maka akan kami lokalisir agar image masyarakat terhadap SMKN 3 Jayapura juga tetap baik,” imbuhnya.
Test urine semacam ini diakui Victor baru pertama kali dilakukan mengingat dulunya hanya menggunakan surat keterangan dari RS Bhayangkara, namun faktanya membuktikan banyak anak-anak yang terlibat baik pengedar maupun mengkonsumsi. “Nah kami ingin lebih valid data ini kami dapat maka kami yang lakukan sendiri. Ketika ada yang sudah jadi siswa SMK lalu positif maka bisa saja kami minta BNN memeriksa mereka,” tambah Victor.
Tindak lanjut lainnya adalah memanggil orang tua siswa tersebut dan menyampaikan kondisi sebenarnya untuk sama-sama diawasi. Sementara, Kabid Rehabilitasi BNN Provinsi Papua, Sefnat B Layan menjelaskan bahwa dari hasil ini, pihaknya akan melakukan assesment ke kepala sekolah dan untuk sekolah melakukan tindakan preventif.
“Kami juga akan dampingi mereka dan ada dinamika baru yakni membuat Family Sport Grup agar sang anak tetap sekolah karena ia memiliki hak,” kata Sefnat Layan.
Pihaknya juga akan menelusuri penyebab masuknya Narkoba ke anak SMP. “Setahu kami kebanyakan mereka labil sehingga mudah terpengaruh,” tambahnya. Sebelumnya BNN juga melakukan hal serupa di SMA Teruna Bhakti dengan hasilnya semua negatif. (ade/tri)