Web SMAN 3 Diretas, Hari Pertama PSB Online Jaringan Lelet

Hari pertama PSB Online pelamar membeludak salah satunya di SMP 18 Padang--syawal 1

eQuator.co.id – Gunungpangilun, Padek—Hari pertama Penerimaan Siswa Baru (PSB) Online di SMP, SMA dan SMK negeri di Padang, terjadi banyak masalah.

Pendaftar mengeluhkan leletnya jaringan untuk meng-entry data dan sedikitnya loket pendaftaran. Pihak sekolah diduga tidak menjalankan instruksi yang telah diberikan Dinas Pendidikan, karena sebelumnya sudah diminta untuk mengantisipasi hal-hal seperti di atas.

Yarni, 45, orangtua siswa mengeluhkan sedikitnya loket pendaftaran. Menurut dia, seharusnya panitia menambah beberapa loket pendaftaran sehingga pendaftar tidak menumpuk.

Sementara itu, di SMPN 18 Padang yang berlokasi di Balaibaru, pendaftar membeludak. Sejumlah loket terlihat ramai orangtua calon siswa yang mengantarkan anaknya mendaftar. Namun komputer yang digunakan untuk meng-entry dan mencetak data loading-nya lambat sehingga orangtua dan calon peserta didik menumpuk di loket pengambilan hasil pendaftaran PSB Online.

Kepala SMPN 18 Nazir mengakui proses memasukkan data sangat lambat. Hal itu terjadi karena jaringan yang lelet sehingga pendaftar menumpuk.

”Lama menunggu akhirnya orangtua beserta anaknya banyak yang menumpuk di di loket pengambilan hasil pendaftaran PSB Online,” katanya.

Dia menambahkan, daya tampung untuk SMPN 18 ada 6 kelas, masing-masing kelas berjumlah 36 orang dengan total semuanya 216 orang. ”Ada beberapa siswa yang tinggal kelas, itu akan kita kurangi nanti. Selain itu ada yang masuk melalui jalur inklusi dan jalur prestasi sehingga siswa yang diterima melalui online sekitar 204 orang,” jelasnya.

Kepala UPT P2 Dapodik dan TI Dinas Pendidikan Kota Padang, Syuhadi mengatakan, saat monitoring pelaksanaan PSB Online pada hari pertama di sejumlah sekolah, ada beberapa masalah yang ditemukan. Pertama, tidak maksimalnya loket yang tersedia untuk pendaftaran calon peserta didik sehingga calon peserta didik menumpuk di satu loket saja. Menurutnya, hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman kepala sekolah, padahal telah disosialisasikan sebelumnya melalui panitia PSB.

”Jika loket untuk pendaftaran kurang, maka jumlah loketnya ditambah agar calon peserta didik tidak menumpuk. Sebaiknya dibedakan loket untuk laki-laki dan untuk perempuan, sehingga pelayanan dapat dilakukan semaksimal mungkin dan calon peserta didik tidak terlalu banyak menumpuk pada satu loket,” jelasnya.

Kedua, komputer dan printer loadingnya lama. Padahal sudah diimbau memanfaatkan peralatan yang dalam kondisi baik, sehingga dalam antrean bekerja maksimal dan tidak lelet.

”Komputer yang loading-nya lama atau lelet, harus diantisipasi oleh pihak sekolah dengan cara mengganti dengan komputer yang lain atau menginstal dengan komputer yang lain. Kemudian, jaringannya harus dicek, operasi sistem harus diinstal ulang,” katanya.

Dia menambahkan, sampai pukul 13.45, pendaftar yang terbanyak yaitu untuk SMA yaitu SMA 13 Padang dengan jumlah pendaftar 213 orang. Sedangkan untuk SMP yang terbanyak pendaftarnya yaitu SMP 20 Padang, berjumlah 266 orang dan untuk SMK yaitu SMK 6 yakni 246 orang.

Web SMAN 3 Diretas

Pada hari pertama PSB Online SMAN 3 Padang dibuat pusing oleh ulah hacker (peretas, red). Pasalnya, web SMAN 3 Padang diretas, sehingga siswa yang akan mendaftar butuh informasi tentang sekolah tidak dapat melihat profil sekolah tersebut.

Kepala SMAN 3 Padang, Ramadhan Syah menuturkan, web SMAN 3 diretas dari hari Jumat (24/6). “Web sekolah tidak bisa dibuka lagi, sementara kita butuh informasi-informasi seperti dari pusat perlu informasi tentang SMAN 3, karena SMAN 3 baru saja menandatangani MoU dengan Dirjen pembinaan SMA di Jakarta sebagai sekolah rujukan, sementara web tidak bisa dibuka lagi. Tapi sudah dilakukan upaya untuk memulihkan seperti biasa,” katanya.

Konten yang ada di dalam web yaitu tentang profil sekolah. Segala hal terkait dengan prestasi dan data-data siswa baru yang masuk melalui mandiri.

”Untuk data siswa online tidak ada di dalam web tetapi berada pada web Dinas Pendidikan kota Padang,” imbuhnya. (w)