Handi Halim Berharap Rebut Medali Emas atau Perak di Daegu

Kisah Delegasi Indonesia di Ajang Olimpiade Internasional Bidang Kebumian

Handi Halim beserta Ibunda

“Saya bakalan terus belajar tak pernah berhenti belajar. Di saat saya berhenti belajar berati saya udah limit,” kata Handi Halim delegasi Indonesia di ajang Olimpiade Internasional bidang kebumian.

Suci Nurdini Setiowati, Pontianak

eQuator.co.id – Di tengah derasnya anak muda kecanduan game, sekelompok pelajar lainnya berlomba meraih prestasi. Sebut saja Handi Halim, murid SMA Immanuel

Pontianak, berjuang keras dengan semangat belajar yang tinggi untuk mengejar target.

Tidak main-main, cowok 18 tahun ini berhasil meraih medali perak di cabang kebumian Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Padang, tahun 2018, dan berhasil lolos untuk menjadi delegasi Indonesia di ajang Olimpiade Kebumian Internasional 26 Agustus 2019 di Daegu, Korea Selatan.

“Ya, ini percobaan kedua. Aku sebelumnya cuma dapat perunggu di nasional. Tapi bersyukur sekali kali ini aku berhasil, mohon doanya,” harap Handi Halim.

Untuk mewakili Indonesia, Handi, sapaan akrabnya, harus melewati berbagai macam tes. Ia harus mengikuti pelatihan nasional selama 1bulan di Yogyakarta bersama 30 orang terbaik lain di bidang kebumian.

Handi mengatakan para peserta dituntut untuk belajar baik di dalam kelas bersama dosen dan belajar mandiri ketika malam.

“Di sana padat kegiatannya jadi ada beberapa orang yang udah nyerah dulu karena gak mampu. Tapi aku bertekad untuk bisa lolos sampai akhir,” kata Handi.

Pantang menyerah, dan penuh keyakinan diri mampu membanggakan Kalbar hingga ketingkat dunia. Handi berhasil melakukan 3 tahap penyaringan. Babak satu diambil 10 orang, tahap 2 diambil 8 orang dan yang terakhir 4 besar.

“Puji Tuhan aku masuk. Harapan aku di Daegu bisa dapat medali emas atau perak,” harap Handi.

Cowok asal Ketapang ini menuturkan ketertarikanya dibidang kebumian sudah berlangsung lama. Ia mengatakan kebumian merupakan cabang ilmu sains yang rumit namun menarik. Sebab bisa mempelajari fenomena alam sehari-hari melalui lima cabang ilmunya. “Yakni geologi, geofisika, meteorologi, astronomi dan oseanografi,” jelasnya.

Kini Handi tengah sibuk untuk persiapan di ajang Olimpiade tersebut. Ia sudah mempersiapkan diri sejak September 2018 lalu. Ia belajar dengan membaca materi yang tutornya berikan, dan e-book kebumian serta latihan soal tahun lalu.

“Terus sering dengar berita saintis gitu,” katanya.

Meskipun mengaku memiliki jadwal rutin belajar sekitar 4-5 jam perhari, Handi tidak berpuas diri. Ia mengatakan berdasarkan target belajar yang ia buat, Handi baru mempersiapkan diri sekitar 30%.”Saya bakalan terus belajar dan gak pernah berhenti belajar. Di saat saya berhenti belajar berati saya udah limit,” ujar siswa yang diterima di Jurusan Teknik Sipil ITB itu.

Penasaran apa motivasi Handi kenapa begitu keras dalam studinya? Apa rahasianya dalam belajar?

Simpel. Handi hanya ingin mengetahui sampai mana kemampuanya. Bersaing bersama orang diajang internasional tentu juga akan mengasah kemampuannya.

“Ingin buktikan kalau orang Indonesia itu gak kalah dengan orang luar negeri,” ujarnya.

Cerita kesuksesan belajar Handi ini tidak selesai sampai disitu. Remaja yang tinggal di Jalan Karya Baru, Gg. Karya Baru 1, Komplek Gardenia Residence No. B4, juga memiliki nilai Ujian Nasional yang keren banget. Semuanya diatas angka 90, bahkan ada yang sempurna.

“Matematika 95, Bahasa Indonesia 96 dan Bahasa Inggris 94 dan untuk pemintan Handi mendapatkan nilai sempurna yakni 100,” ungkap Handi.

Terakhir, untuk teman-teman yang bosan atau jenuh dalam belajar Handi juga ngasih nih tips dan trik untuk belajar. Semoga menginspirasi ya.

“Kalau bosan belajar saya biasa tutup bukunya dan saya keluar rumah, atau hangout, dan tidur sebentar. Biar refresh dan jadi semangat lagi,” tutupnya sambil tersenyum.

Editor: Mohamad iQbaL