eQuator.co.id – Sadis! Perampokan dengan senjata api (Senpi) beraksi di Paket 3 TR IV A, Desa Podorukun, Kecamatan Seponti, Kayong Utara, Selasa (14/6) malam. Seorang dari tiga pelaku perampokan tewas. Satu lainnya luka berat, dan seorangnya lagi masih dikejar polisi.
Kasat Reskrim Polres Ketapang AKP Putra Pratama mengatakan, para perampok beraksi ketika warga muslim melaksanakan sholat tarawih. Bermula dari pelaku utama dengan inisial LH warga Desa Durian Sebatang, Seponti, Kayong Utara dan AM warga Teluk Batang, Kayong Utara masuk ke rumah korban dengan mengetuk pintu dan berpura-pura hendak membeli bensin. Sedangkan seorang pelaku lainnya bertindak sebagai pengawas, berinisial IL.
Di saat korban membuka pintu dengan maksud melayani pelaku yang dikira pembeli, tiba-tiba LH menodongkan senjata api type revolver kepada korban Agus Witanto. Merasa ditodong, Agus melawan untuk merebut senjata api, hingga terjadi perkelahian.
Melihat perkelahian tersebut, tersangka AM datang dan membawa pisau untuk mengeroyok korban. Perkelahian tersebut sulit dilerai. Yuliana, istri Agus turut membantu suaminya, sambil berteriak minta tolong.
Mendengar teriakan istri korban, tersangka AM dan IL melarikan. Sementara LH tersungkur didalam toko dengan luka tusuk di dada kiri dan perut.
“LH meninggal di tempat akibat perkelahian. Jasadnya dibawa ke Puskesmas setempat, sementara IL dan AM sempat melarikan diri,” kata Kasat Reskrim di lokasi kejadian.
Jajaran Polsek Seponti yang dibantu warga setempat, sempat melakukan pencarian terhadap dua pelaku yang melarikan diri. Warga menemukan AM dalam kondisi lemah akibat luka dibagian rusuk sebelah kiri. Selanjutnya dibawa ke Puskesmas Telaga Arum, Seponti.
Akibat perampokan tersebeut, Agus Witanto dirujuk ke Rumah Sakit Ketapang. Dia menderita enam luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya. Sementara Yuliana sang istri hanya mengalami luka ringan di bagian jari dan luka lebam di paha dan kaki.
“Di lokasi kejadian kita amankan barang bukti berupa dua belati, sebuah senjata api rakitan dengan satu peluru. Sementara di lokasi penemuan AM ditemukan senjata api rakitan dengan satu peluru,” kata AKP Putra.
Diceritakan Yuliana, pelaku berteriak ingin membeli bensin, sewaktu suaminya membuka pintu. Dua tersangka masuk ke toko dan langsung memukul suaminya dengan cara membabi buta. Sang suami melakukan perlawanan terhadap kedua tersangka. Sehingga satu diantara pelaku tewas.
“Dia bilang beli bensin, lalu mereka masuk memukul suami saya. Saya keluar, lalu kawannya (TSK) mengejar saya memukul-mukul saya, menghantukkan kepala saya, menendang-nendang saya. Saya tanya mau ambil uang, mereka tidak mau, masih memukul-mukul saya. Saya menjerit, langsung mereka lari, satunya terkapar. Suami saya langsung tidak tahu kemana, bingung saya menyelamatkan diri,” jelas Yuliana.
Yuliana mengaku, sehari sebelum kejadian, sempat melihat kedua tersangka belanja di toko miliknya untuk membeli barang. Selasa (14/6) malam, pelaku beraksi melakukan perampokan.
“Saya tidak kenal dengan dia (TSK), namun kemarin malam dia ada belanja, cari beras tidak jadi, terus beli rinso yang kecil satu, rokok dua bungkus. Langsung malam inilah kejadiannya,” ungkap Yuliana. (*)