eQuator.co.id – TANGERANG—Sembilan anak jalanan (anjal) diamankan petugas Satpol PP Kota Tangerang karena dianggap mengganggu ketenteraman dan ketertiban. Empat di antaranya ditangkap saat asyik menghirup lem dalam kemasan kaleng kecil. Saat ditangkap di sebuah saung Lapangan Ahmad Yani, keempatnya terlihat sedang mabuk.
Keempat anak ini kemudian diangkut petugas dengan menggunakan mobil truk operasional Satpol PP. Mereka menghirup lem yang biasa digunakan untuk sol sepatu. Sedangkan lima anjal usia belasan tahun lainnya, diamankan dari sejumlah persimpangan traffic light. Yaitu di perempatan PLN atau di fly over Cipondoh. Kemudian di lampu merah Tanah Tinggi dan Tugu Adipura. Dari seluruh anjal tersebut, dua di antaranya adalah perempuan.
Kepala Satpol PP Kota Tangerang Mumung Nurwana mengatakan, sembilan anjal ini diamankan dalam razia yang rutin dilakukan pihaknya. “Ini merupakan tindakan yang kami laksanakan sesuai instruksi Walikota Tangerang untuk mewujudkan Tangerang Live. Salah satu tujuannya adalah layak dikunjungi,” terang Mumung.
Menurut Mumung, disinyalir sejumlah anjal yang ditangkap bukanlah warga Kota Tangerang. “Selain tidak memiliki identitas, petugas juga tidak menemukan alamat yang disebutkan anjal tersebut,” tutur Mumung. Di Kantor Satpol PP, para anak jalanan itu mendapat arahan dari petugas, agar tidak mengulangi perbuatannya lagi. Mumung juga mengatakan dari beberapa anak tersebut, ada beberapa yang sebelumnya pernah dirazia oleh anggotanya.
“Setelah didata, kemudian kami berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk menindaklanjuti hasil operasi kami. Sebab permasalahan sosial ini selanjutnya menjadi wewenang Dinsos,” ungkap Mumung.
Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Agus Sudrajat mengatakan, akan ada dua langkah yang mungkin ditempuh untuk menangani anjal ini. Pertama adalah dengan melakukan pembinaan oleh jajarannya. Sedangkan yang kedua adalah mengirimnya ke panti rehabilitas di Bekasi. “Kita lihat saja nanti. Jika mereka masih bisa diberi arahan, tentunya cukup sampai di Dinsos saja. Namun jika ternyata sulit, maka langsung akan kami kirim ke panti rehabilitasi,” terang Agus. (tam/bha)