Paskaunjuk rasa yang berakhir dengan anarkis, Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) berbenah. Ahad (20/12) pagi, di sela-sela pegawai yang sibuk membersihkan, terlihat Pj. Gubernur Kaltara,Triyono Budi Sangsoko mondar-mandir mengecek beberapa bagian wilayah kerjanya dengan seksama.
Ayuningtyas Megawati, Radar Tarakan
Kantor yang terdiri dari beberapa gedung itu terlihat dipasangi police line di beberapa bagian. Bekas bakaran dan kerusakan di sana-sini. Dua mobil korban amuk massa juga sudah diparkir rapi. Di sebelah kiri kantor terlilit pita kuning police line dan sebuah mobil yang masih dalam posisi terguling diselimuti kain putih.
Terlihat puluhan Satpol PP, Brimob, dan pegawai Pemprov sibuk membersihkan serpihan kaca dan bekas bakaran. Selain kaca, pot-pot bunga yang berada di depan gedung serbaguna pun ikut jadi korban. Hampir semua pot yang terbuat dari semen itu hancur berantakan.
“Ruangannya tidak apa-apa. Hanya kacanya saja yang pecah,” ujar Triyono, sambil menyuruh salah satu pegawainya membersihkan pot bunga yang sudah kehilangan bentuknya itu.
Memastikan baik-baik saja, Triyono bahkan sempat menunjukkan kepada Radar Tarakan (Jawa Pos Group) kondisi ruang kerjanya. “Ruangannya tidak kenapa-kenapa. Bisa lihat sendiri. Cuma kacanya saja yang pecah,” ujarnya sambil menunjuk jendela di sebelah kirinya.
Benar saja, ruang kerja yang berukuran sekitar 7×8 meter itu terlihat rapi. Seperti tidak pernah terjadi sesuatu. Tidak ada yang tercecer atau hangus bekas terbakar. Hanya 3 jendela kaca sebesar 1×1 meter pecah berantakan.
Di depan kantor sendiri barikade kawat berduri masih tergelar melindungi bagian depan kantor dan menggunakan separuh jalan Kol H Soetadji. Terpaksa pengendara motor dan mobil harus berbagi jalur jalan disebelah kanan bersama.
Rudi, seorang pemuda berusia 27 tahun yang sempat melewati bagian depan kantor Gubernur mengaku sempat melihat dari jauh kejadian unjuk rasa kemarin. “Kaget. Tapi kelihatannya sudah aman. Kodim penuh saya lihat tadi,” ujarnya.
Meskipun sempat dikatakan mencekam, kondisi ibu kota provinsi kaltara sudah kembali normal. Toko-toko kecil disekitar komplek perkantoran tersebut tetap buka. Intensitas kendaraan yang melewati sekitaran kantor gubernur pun cenderung normal. Bahkan ada yang sengaja singgah hanya untuk melihat kondisi gedung yang dikatakan terbakar itu.
“Saya menyaksikan di televisi katanya terbakar dan parah,” ujar Usman, warga Kampung Arab.
Pun begitu juga kondisi kantor KPU yang dijaga ketat sejak kemarin masih utuh dan baik-baik saja. Puluhan polisi muda lengkap dengan alat pelindung dan tameng setia berjaga di kantor yang berada di Jalan Salak.
Sempat beredar warga Bulungan panik dan mengungsi keluar daerah salah satunya Tarakan. Namun, di Pelabuhan Kayan II jumlah penumpang yang keluar dari Tanjung Selor tidak meningkat secara Signifikan.
“Ramai, tapi tidak terlalu melonjak. Soalnya kan hari minggu, memang biasa ramai sih,” ungkap Rudi, salah seorang penjual tiket speed boat regular.
Firman, Siswa SMAN 1 Tanjung Selor, akan berangkat ke Tarakan karena ada urusan. Pemuda bertubuh tinggi sekitar 170 cm itu mengaku sempat melihat peristiwa yang berakhir anarkis.
“Kemarin sempat lihat, saya pas berada di sekolah, pertama saya kira ada orang yang nyalakan kembang api. Ternyata bakar mobil,” ujar Firman.
Walaupun mengaku kaget, tapi Firman mengaku tetap merasa aman begitu melihat polisi dan brimob begitu banyak. “Serem sih, tapi sudah kondusif kok. Banyak banget tuh polisi dan Brimob,” tuturnya.
Masyarakat Tanjung Selor tetap beraktivitas seperti biasa. Kulteka dan pasar tetap ramai, toko dan warung makan tetap buka. Tepian sungai juga masih mengundang muda mudi untuk sekadar duduk bersantai.
Sementara itu, dilaporkan Balikpapan Pos (Jawa Pos Group), para tersangka pengerusakan kantor Gubernur Kaltara akhirnya tiba di Mapolda Kaltim, Minggu (20/12) malam. Digiring dalam dua kali penerbangan, masing-masing dari Tanjung Selor menuju Tarakan, selanjutnya ke Balikpapan dengan pengawalan kepolisian.
Iring-iringan mobil bersirine nyaring membawa ke-19 tersangka dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman sampai di Mapolda. Pengawalan ketat brimob berseragam, lengkap dengan senjata laras panjang, helm, baju anti peluru, dan alat komunikasi khas intelijen menempel di kuping masing-masing.
Di Bandara, para tersangka diturunkan melalui pintu pengisian bahan bakar milik PT Angkasa Pura. Tercatat, empat bus dan empat mobil pengawalan terlibat dalam penjemputan itu. Satu per satu tersangka dengan tangan terborgol menuruni mobil. Satu tersangka dikawal dua anggota brimob.
Tiba di mapolda, para tersangka menjalani pemeriksaan di sebuah ruangan Jatanras Polda Kaltim. Menempati masing-masing kursi yang di depannya terdapat meja bundar.
Sampai berita ini ditulis, belum ada satupun petugas polri yang bisa dimintai keterangan tentang para tersangka pengrusakan. (*/JPG)