eQuator.co.id-Sosok dr. Karolin Margret Natasa bak bintang terang dalam pentas politik negeri ini. Tak hanya di Kalimantan Barat, juga di Indonesia.
Sejak melepaskan status dokter negara dan terjun sepenuhnya sebagai politisi, karirnya melesat cepat. Kini, ia akan memulai tugas barunya sebagai pemimpin Kabupaten Landak.
Karolin terpilih jadi Bupati Landak dalam Pilkada serentak tahun 2017. Berpasangan dengan Herculanus Heriadi, SE, wanita yang karib disapa Karol ini merupakan calon tunggal. Tak tanggung-tanggung, ia didukung 227.531 pemilih atau 96,86% dari total suara sah. Dan hari ini (Senin, 22/5), keduanya resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Landak.
Jejak karir politik Karol dibangunnya dari bawah. Sudah gemar berorganisasi sejak menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Atmajaya Jakarta, bakat memimpin memang sudah mengalir dalam darahnya.
“Lingkungan keluarga juga memberikan pengaruh yang besar dalam menumbuhkan minat untuk terjun ke politik,” kisah putri sulung Gubernur Kalbar, Cornelis, ini kepada Rakyat Kalbar, Minggu (21/5).
Lulus dari Atmajaya, pengabdian Karol dimulai sebagai dokter aparatur sipil negara/ASN (dulunya pegawai negeri sipil/PNS) yang ditempatkan di Kabupaten Landak. Namun, tak hanya masalah kesehatan yang diurusnya kala itu.
Ia bersentuhan langsung dengan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di bidang sosial, pendidikan dan sebagainya di tempatnya bertugas. Inilah yang kemudian membuatnya memutuskan untuk terjun ke dunia politik.
“Saya memutuskan untuk menjadi anggota legislatif, karena menurut saya lebih banyak dan lebih luas hal yang dapat saya baktikan kepada masyarakat,” ujar Karol.
Meski “orang baru” di pentas politik, bukan berarti ia politisi karbitan. Dalam Pemilu pertama yang dia ikuti pada 2009, Karol meraih posisi ketiga anggota DPR RI yang memperoleh suara terbanyak se-nusantara.
Satu periode menjabat, ia bahkan semakin melejitkan posisinya. Karol lah anggota DPR RI yang paling banyak dipilih rakyat kala mengikuti kontestasi yang sama pada 2014.
Perolehan 397.481 suaranya dari daerah pemilihan (Dapil) Kalbar sukses menyalip nama-nama populer seperti Puan Maharani dari PDIP Dapil Jawa Tengah atau Edhi Baskoro Yudhoyono dari Demokrat Dapil Jawa Timur. Sebuah pertanda bahwa Karol telah memenuhi kepercayaan konstituennya saat dia menjabat anggota DPR RI pada periode 2009-2014.
“Selama menjabat sebagai DPR RI itu saya terlibat langsung dalam pengambilan keputusan-keputusan di tingkat nasional, saya banyak belajar dan mendapatkan pengalaman yang luar biasa,” ungkap wanita yang kini genap berusia 35 tahun itu.
Buah hati kesayangan Gubernur Cornelis dan Ny. Frederika ini kemudian dipercaya partainya, PDI Perjuangan, untuk pulang memimpin rakyatnya sebagai kepala daerah. Karol menganggapnya tantangan tersendiri. Sebab, tanggung jawab seorang kepala daerah berbeda dengan jabatan legislatif yang selama ini dia emban.
“Sebagai kepala daerah saya akan diuji untuk mengambil keputusan-keputusan strategis dan bersifat langsung terkait dengan pemerintahan di daerah bersama dengan DPRD kabupaten,” ujar istri dari dr. Adhy Nugroho ini.
Imbuh dia, “Secara pribadi saya menganggap bahwa hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk menambah wawasan dan pengalaman”.
Sebagai figur membumi dan dekat dengan masyarakat, ia menganggap pencapaiannya selama ini merupakan wujud pengabdiannya kepada negeri. Yes, she did (ya, ia telah melakukannya).
Karol berharap seluruh masyarakat mau ambil bagian dalam upaya bersama-sama membangun Indonesia. “Masih banyak persoalan bangsa ini yang memerlukan kerja kita bersama,” tegas Ketua Umum Pemuda Katolik ini.
SEMANGAT BARU LANDAK
Sebagai putri asli Kalbar, Karol sudah mengenal baik tanah kelahirannya. Terlebih, kala menjabat legislatif, ia getol menemui konstituennya di Kalbar yang tentu saja termasuk daerah yang kini dipimpinnya: Kabupaten Landak.
Di matanya, permasalahan utama Kabupaten Landak tidak berbeda dengan persoalan umum yang masih ada di Kalbar. Persoalan tersebut diantaranya adalah infrastruktur, kesehatan dan juga pendidikan yang masih minim.
“Di bidang infrastruktur, kita terkendala mahalnya biaya membangun jalan, jembatan, listrik, terutama di wilayah Air Besar, Behe, dan Meranti, yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sanggau dan perbatasan Indonesia-Malaysia,” papar Ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Kalbar ini.
Tantangan pembangunan infrastruktur tersebut, menurut dia, harusnya bisa disiasati dengan adanya dana desa. Karol yakin, dengan adanya dana desa, pembangunan infrastruktur di pedesaan bisa dimaksimalkan.
Untuk bidang pendidikan, ia dihadapkan pada sejumlah persoalan yang harus ia jawab. “Lama sekolah dan kualitas pendidikan masih menjadi persoalan yang akan kita telusuri apa persoalannya,” terang Karol.
Dengan kewenangan pemerintah kabupaten mengelola pendidikan tingkat dasar dan SLTP, ia berharap bisa menjawab permasalahan pendidikan Kabupaten Landak. “Sedangkan di bidang kesehatan, Kabupaten Landak menghadapi tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta tingginya angka pernikahan di usia muda,” ungkapnya. Ia menegaskan bahwa program-program kesehatan di bawah kepemimpinannya nanti akan menjadikan hal ini sebagai titik tolak.
Selain itu, dengan bidang pertanian yang masih menjadi sektor utama mata pencaharian masyarakat Kabupaten Landak, Karol punya pekerjaan rumah untuk menyelaraskan program pemerintah pusat dan provinsi dengan pemerintah kabupaten. “Ada program percetakan sawah dan metode Hazton yang saat ini digalakkan pemerintah pusat dan provinsi. Program ini akan kami kawal dan kami pastikan sampai kepada masyarakat yang membutuhkan,” tandas ibu dua anak itu.
Makanya, Karol melanjutkan, mewujudkan good governance menjadi salah satu persyaratan yang mutlak. “Dari pemerintah pusat sudah banyak panduan untuk menerapkan langkah-langkah good governance. Nah, sebagai pimpinan di daerah, tugas saya memastikan kita dapat menjalankan good governance tersebut,” tukasnya.
Ia berharap kepemimpinannya akan menghadirkan pemerintahan yang lebih baik dan kemajuan bagi Kabupaten Landak. “Semoga dengan saya sebagai bupati, dapat memberikan semangat baru dan menginspirasi agar Pemda Kabupaten Landak bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” demikian Karolin Margret Natasa.
Laporan: Iman Santosa
Editor: Mohamad iQbaL