
eQuator.co.id – Putussibau-RK. Jangan terkecoh, Polres Kapuas Hulu meyakini sabu yang diseludupkan warga Negara Malaysia Chong Chee Kok, Rabu (30/11) yang berjumlah 19 kg itu diduga jauh lebih besar. Karena itu kasus penyeludupan Narkoba it uterus dikembangkan.
Informasi yang dihimpun koran ini bahwa jumlah sabu yang berhasil digagalkan tim dari TNI, Kepolisian dan Bea Cukai di PPLB Nanga Badau itu fantastis, diperkirakan lebih dari 30 kilogram. Belum lagi ratusan pil ekstasi bersamanya.
Kapolres Kapuas Hulu AKBP. Sudarmin, SIK membenarkan kalau Narkoba yang diselundupkan ke Indonesia itu jau lebih besar dari yang penah terjadi di Kalbar selama ini. “Yang ini pokoknya lebih besar dari tangkapan yang pernah dilakukan di Kalbar,” kata Sudarmin kepada wartawan di Mapolres, Kamis (1/12)
Hanya saja, Kapolres belum bisa memberikan keterangan terkait rincian pasti jumlah barang bukti tersebut. Kasus ini segera dilimpahkan ke Polda Kalbar. “Yang jelas barang buktinya bersama tersangka, kemudian mobil yang digunakan tersangka sudah di Polres, saat ini kami masih melakukan pengembangan,” tegasnya.
Setelah diamankan petugas gabungan di PPPLBN Nanga Badau, dengan pengawalan ketat tersangka berikut barang buktinya digelandang ke Mapolres Kapuas Hulu, Rabu (30/11) malam sekira pukul 12.00 WIB tengah malam tiba di Putussibau. “Waktu pengiriman tadi malam sempat hujan lebat, jalan licin kemudian ada banjir. Tapi akhirnya sampai di Mapolres,” ucap Sudarmin.
Menanggapi maraknya penyelundupan barang haram tersebut ke Indonesia melalui pintu perbatasan negara, Bupati Kapuas Hulu AM. Nasir, S.H meminta aparat keamanan bersama seluruh masyarakat melakukan antisipasi dan pengawasan ketat. Terlebih, pintu-pintu perbatasan (PLB dan PPLB) di sepanjang perbatasan Kalbar-Sarawak, semakin ketat. Tak heran para mafia Narkoba berusaha keras mencari celah memasok ke Indonesia.
“Seperti di Entikong yang sudah semakin diperketat pengawasannya, sehingga mereka ini mencari celah baru untuk memasukkan barang haram itu melalui Badau,” ungkap Nasir.
Nasir mengapresiasi kinerja aparat TNI, Kepolisian dan Bea Cukai di Kecamatan Badau yang cepat melakukan antisipasi hingga mampu menggagalkan penyelundupan tersebut. Hal itu kata bupati menunjukan pengawasan sudah semakin ketat oleh beberapa instansi terkait.
“Yang namanya orang kerja gelap itu selalu mencari celah kelengahan petugas, sehingga kita perlu waspada,” pesannya.
Untuk itu, Bupati meminta jalan-jalan tikus yang ada diwilayah perbatasan, harus dilakukan pengawasan ekstra ketat, karena jalan tikus sangat potensi untuk meloloskan barang ilegal termasuk narkoba.
“Untuk wilayah perbatasan itu kewenangan pemerintah pusat, jadi saya berharap pemerintah pusat memberikan perhatian serius untuk daerah perbatasan utamanya mengantisipasi masuknya barang dan orang secara ilegal,” tegas Nasir.
Sebelumnya, Satgas Pamtas Yonif Para Raide 502/ Ujwala Yhuda Divisi 2 Kostrad, Bea Cukai Badau dengan dibackup oleh jajaran Polsek Badau berhasil mencegah WNA Malaysia tersebut karena dicurigai membawa narkoba saat melintas di PPLB menggunakan mobil Proton Satria warna biru bernomor polisi WEM 611, Rabu (30/11) sekitar Pukul 12.00 WIB. Chong juga diketahui sudah beberapa kali masuk ke sejumlah daerah Kapuas Hulu.
Di sisi lain, Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Puspen TNI Kolonel Inf Bedali Harefa di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur (Jaktim), kemarin (1/12) mengatakan bahwa Kalbar merupakan jalur sutera masuknya narkoba maupun barang ilegal lainnya ke Indonesia.
“Salah satu tingkat kerawanan tertinggi saat ini di wilayah perbatasan RI-Malaysia adalah masalah penyelundupan Narkoba yang dilakukan oleh jaringan perdagangan narkotika lintas negara,” kata Bedali.
Dia menuturkan bahwa kronologis penangkapan tersebut bermula dari pemeriksaan rutin oleh petugas gabungan Satgas Yonif Para Raider 502 Kostrad bersama Kepolisian dan Bea Cukai di PLBN Nanga Badau dengan melakukan razia seluruh kendaraan yang keluar masuk di wilayah perbatasan pada Rabu (30/11) kemarin. Mobil Nomor Polisi WEM 6119 yang hendak memasuki wilayah Indonesia dihentikan aparat.
Lebih lanjut Bedali mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, petugas gabungan mencurigai tiga buah kardus yang tersimpan di bagasi mobil. Saat dimintai keterangan tentang isi kardus tersebut, ada perilaku mencurigakan dari gerak gerik tersangka, sehingga petugas langsung menggiring ke depan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Pratama Nanga Badau untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata tiga kerdus tersebut memang berisi narkoba yang diduga jenis sabu-sabu. Narkoba tersebut dibungkus dengan aluminium foil sebanyak 30 paket dengan berat 19,79 kilogram,” ujarnya.
Dari hasil temuan jenis sabu-sabu tersebut, pemeriksaan dilanjutkan lebih mendalam ke seluruh bagian kendaraan. Benar saja, akhirnya petugas menemukan kembali beberapa bungkus plastik berisi ekstasi sebanyak 1.992 butir. “Disembunyikan di dalam speaker mobil,” pungkasnya.
Sementara itu, Dansatgas Pamtas Yonif Para Raider 502/UY Kostrad Mayor Inf Febi Triandoko mengatakan bahwa tersangka bernama Chong Chee Kok (41) yang diketahui merupakan warga negara Malaysia. Tersangka kemudian diserahkan kepada Polres Kapuas Hulu untuk proses lebih lanjut.
“Satgas akan terus melaksanakan kegiatan seperti ini secara rutin sampai akhir penugasan di wilayah perbatasan dalam rangka membantu tugas Bea Cukai dan Kepolisian, dalam meminimalisir dan memberantas peredaran narkoba di masyarakat,” tandasnya.
Bedali mengatakan bahwa daerah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga memang rawan penyelundupan. Yang diselundupkan masuk ke wilayah Indonesia maupun sebaliknya tidak hanya narkoba. Kasus penyelundupan kayu, ikan, bahan bakar, dan manusia juga masih sering terjadi.
Ditegaskan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Riyacudu, pelaku penyelundupan khususnya narkoba telah menjadi musuh bersama. Kerena itu, dia mengajak masyarakat untuk ikut melawan aksi penyelundupan tersebut dengan cara segera melaporkan jika mengetahui aksi penyelundupan kepada pihak berwajib.
“Jangan pikirkan perang dengan negara lain dulu. Sekaran ancaman yang nyata adalah seperti terorisme, narkoba, dan penyelundupan,” tegasnya.
Laporan: Andreas/JPG
Editor: Mohamad iQbaL