eQuator.co.id – Sukadana-RK. Hasil diskusi dengan traveler dunia di Provinsi Bali pada awal Oktober 2018, Bupati Kayong Utara, Citra Duani menerangkan, wisatawan negara maju ke Indonesia pada umumnya karena alamnya. Bahkan mereka bosan menginap dan makan di bangunan beton maupun keramik modern.
“Beberapa penggiat traveler dunia, seperti dari Inggris Raya, Holland (Belanda), Australia dan lain-lain, mereka ke Indonesia karena alam tropisnya. Mereka bosan dengan kebisingan kota. Ketika kita tawarkan Kayong Utara, rupanya mereka minat sekali mengajak jejaring traveler di dunia ke Kayong Utara,” ujar Citra Duani.
Mengetahui minat para penggiat pelancong dunia tersebut, Bupati Citra Duani mengaku senang dan tidak tega. Sambil memaparkan ihwal Kabupaten Kayong Utara yang merupakan daerah yang masih berjuang dari ketertinggalan. Fasilitas umum masih belum lengkap. Apalagi menunjang wisatawan kelas dunia.
“Saya ceritakan kelemahan-kelemahan daerah kita. Namun para penggiat pelancong dunia itu malah menjawab. Apa yang perlu kami bantu? Kemudian mereka tidak mencari modernitas, tapi keindahan alam. Ada penyelam hingga fotografer kelas dunia mau membantu siar pariwisata alam kita. Anehnya mereka akan beli tiket dan biaya hidup pakai uang sendiri,” ulasnya.
Sementara itu, traveler dunia, Eko Wahyudi menerangkan, ada empat perkara ekowisata akan sukses. Pertama, mapping (pemetaan). Kedua, capacity building (peningkatan kapasitas). Ketiga, networking and partnership (jejaring dan rekan kerja yang baik). Keempat, publishing and marketing (siar dan penjualan).
“Pertengahan hingga akhir Oktober ini, kita akan adakan pemetaan potensi di daratan maupun kelautan. Akan ada penyelam dan fotografer spesialias alam termasuk bawah laut kelas dunia. Usai pemetaan, kita akan meningkatkan kapasitas warga binaan dari daerah sekitar ekowisata. Mulai dari ibu-ibu, pemuda-pemudi hingga tokoh masyarakat ihwal ekowisata,” ujar Eko Wahyudi.
Kemudian, lanjutnya, jejaring dan rekan kerja yang baik antara pihak pemerintah dan non pemerintah demi kelangsungan ekowisata. Selanjutnya menyiarkan dan memasarkannya kepada dunia.
“Zaman digital, siar pakai internet saja. Saya coba buatkan jejaring instagram khusus Kayong Utara. Internet saat ini lebih efektif dan murah. Dari pada cetak brosur maupun mengikuti pameran ke Jakarta hingga keluar negeri yang mahal,” ulasnya. (lud)