eQuator.co.id–Putussibau-RK. Sungai di pedalaman Kabupaten Kapuas Hulu mulai mengering. Menjadi tradisi warga memanfaatkan sungai yang surut untuk menangkap ikan tapah.
Di Desa Saujung Giling Manik, Kecamatan Embaloh Hulu beramai-ramai menangkap puluhan ekor ikan tapah di sungai Embaloh, Kamis (12/10). Perekor ikan tapah tersebut diperkirakan berbobot lebih dari 30 Kg. Daging ikan tersebut dipotong-potong dan dibagikan kepada seluruh warga Desa Saujung Giling Manik untuk dikonsumsi.
“Sudah menjadi tradisi di desa kami, apabila air sungai surut, warga beramai-ramai menangkap ikan tapah. Kemudian dagingnya dibagikan secara merata ke seluruh warga desa,” kata Riza, warga Desa Saujung Giling Manik dihubungi Rakyat Kalbar, Jumat (13/10).
Berapa berat keseluruhan ikan tapah yang ditangkap, Riza mengatakan tidak tahu persis. “Saya datang, ikan itu sudah dibawa masyarakat dan dibagi bersama-sama,” tururnya.
Menurut Riza, panen ikan tapah di desannya sangat jarang terjadi. Hanya ada pada musim-musim tertentu. “Memang jarang seperti ini (panen ikan tapah),” ujarnya.
Riza membenarkan meng-upload foto-foto pristiwa langka ini dan diposting ke facebook-nya akun Riza Fc pada 12 Oktober 2017 pukul 10.45 wib. Terlihat suasana masyarakat bersama-sama memanen ikan tapah dan membaginya dengan rata kepada seluruh warga desa setempat.
Warga Desa Martinus, Kecamatan Embaloh Hulu, Iwan mengatakan, adiknya turut serta melakukan penangkapan ikan tersebut. “Saya dengar lebih dari 20 ekor tapah yang didapat. Ikannya besar-besar, bahkan ada yang setinggi orang dewasa,” ujarnya.
Ikan tapah yang diperoleh masyarakat Saujung Giling Manik, menurut Iwan, tidak kurang dari 20 hingga 30 Kg per ekornya. Ikan tersebut ditangkap, agar tidak semakin membesar, karena bisa membahayakan warga. “Kalau yang besar saya dengar ada yang lebih dari 30 Kg,” ujarnya.
Laporan: Andreas
Editor: Hamka Saptono