eQuator.co.id – BONTANG. Ancaman hewan predator, buaya kembali menghantui warga Kampung Selambai, Kelurahan Lok Tuan, Kecamatan Bontang Utara.
Ini bukan kali pertama hewan karnivora itu menampakan diri di kampong padat penduduk di atas air itu. Terbaru, buaya itu muncul di RT 8 Kelurahan Lok Tuan.
“Iya Mas, saya ada lihat buaya. Bahkan Ada yang sempat tergigit,” ungkap Ahmad Amir, warga RT 8 Kelurahan Lok Tuan.
Dia mengaku, buaya-buaya ini memang sudah mulai mengkhawatirkan masyarakat sekitar. Paling ditakuti ketika buaya ini masuk ke rumah warga ketika air surut. “Bisa saja, buaya masuk ke rumah warga kalau air surut. Ini yang jadi ancaman serius dan perlu perhatian pihak terkait,” jelas Amir.
Senada, Wakil Ketua II DPRD Bontang, Faisal. Legislator yang juga bermukim di Selambai, Lok Tuan ini pun mengaku sering melihat penampakan buaya di perkampungan padat penduduk. Bahkan, dirinya pun sempat mengabadikan buaya itu saat muncul.
“Bukan saat malam saja, pagi dan siang, buaya sudah sering muncul. Banyak laporan dari warga sekitar kepada saya. Jadi tolong instansi terkait harus menyikapi hal ini serius,” tegas Faisal.
Dulu, kata dia, sejak dirinya masih kecil, dia masih berani bermain hingga berenang di laut sekitar Selambai, Kelurahan Lok Tuan karena belum ada gangguan buaya. Namun, semenjak sekaran buaya ini sudah menampakan diri. Dia mensinyalir, habitat buaya kian terganggu dan kebutuhan makanannya pun mulai menipis. Sehingga, buaya tersebut mencari makan di pemukiman warga sekitar.
“Saya menduga ini akibat habitatnya terganggu serta pasokan makanannya habis, sehingga keluar dari habitatnya mencari makan di sekitar pemukiman warga,” tambah Faisal.
Faisal meminta Pemkot Bontang tak memandang sebelah mata masalah buaya yang kian hari mengkhawatirkan bagi warga pesisir di kota Bontang, terutama Kampung Selambai, Kelurahan Lok Tuan.
Intensitas penampakan buaya di tengah pemukiman padat penduduk bukan hal dianggap sepele. Apalagi, kata Faisal, buaya-buaya ini pernah membuat ketar-ketir warga sekitar pada medio 2012 lalu.
“Buaya ini sudah sering muncul dan bikin khawatir. Seingat saya 2012 lalu juga pernah ada korban akibat digigit buaya. Apa harus menunggu korban lagi baru Pemkot serius mikirin rakyat?,” tegas legislator Nasdem ini.
Pembuatan penangkaran buaya pun sejatinya sudah sering digulirkan. Namun, Faisal kembali heran, hingga sekarang belum terealisasi. “Hanya rencana mulu, tapi enggak ada realisasinya. Ini menyangkut nyawa manusia, jangan disepelekan,” imbuh Faisal.
Faisal menduga meningkatnya populasi buaya di sekitar pelabuhan Lok Tuan, terjadi lantaran habitatnya di sekitar Kelurahan Guntung terganggu. Akibatnya buaya-buaya itu melakukan migrasi ke pelabuhan Lok Tuan yang juga berdekatan dengan pemukiman warga Kampung Selambai.
Faisal menyadari untuk membuat penangkaran buaya perlu kajian dan dana besar. Namun, dia berharap perusahaan sekitar buffer zone ikut serius memerhatikan bahaya buaya ini. Apalagi, habitat asli buaya tersebut berada di dekat PT Pupuk Kaltim (PKT).
“Perusahaan juga harus ikut memikirkan ini lah, kerja sama dengan Pemkot untuk membuat penangkaran buaya. Apalagi, habitat asli buaya ini berada di dekat PKT,” urainya. (rm-2)