eQuator – Nanga Pinoh-RK. Infrastruktur jalan menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi warga Melawi termasuk bagi warga Tebing Karangan. Apalagi akses jalan yang ada kini masih berupa tanah sehingga perlu segera ditingkatkan melalui pengerasan dengan aspal.
“Kita mengharapkan agar jalan akses ke Desa Tebing Karangan segera ditingkatkan. Tahun ini juga pemerintah harus bisa mengalokasikan dana untuk pengerasan jalan. Ini sangat penting bagi kita semua,” ucap Kepala Desa (Kades) Tebing Karangan, Sekaoi di Nanga Pinoh, kemarin.
Akses menuju Tebing Karangan, mulai dari Jalan Ella mesti melalui Jalan Raden Jaya Ungi yang menembus Dusun Lebak Tapang. Panjangnya sekitar 3 kilometer. Lalu masuk ke Jalan Bujang Jemaat yang panjangnya 6 kilometer hingga sampai ke Dusun Nuguk, Desa Tebing Karangan yang panjangnya sekitar 300 meter sehingga total jalan yang mesti ditingkatkan mencapai 9,3 kilometer.
Menurutnya, ruas jalan ini sendiri bukan hanya dipergunakan oleh warga Lebak Tapang dan Tebing Karangan, melainkan juga dipergunakan oleh warga Kecamatan Pinoh Utara. Seperti Nanga Man, Engkurai, Merpak, Jaba, Merah Arai, Lumut dan Kompas.
“Warga yang menggunakan jalan ini sekitar 8 ribu jiwa. Karena banyak dari warga pemukiman yang menggunakan akses ini. Jadi sebenarnya jalan ini sangat sibuk sekali dan menjadi urat nadi ekonomi banyak manusia,” ulasnya.
Dia mengulas, dari kepentingan ekonomi masyarakat bagi ruas jalan ini. Apabila akses jalan sudah dilakukan pengerasan melalui aspal maka mobil bisa melintasi ruas jalan tersebut. Kalau mobil bisa masuk tentu dipasttikan jalan distribusi produk masyarakat menjadi lebih mudah dan murah.
“Hasil karet, sayur mayur, padi serta ikan bisa dibawa ke Kota Nanga Pinoh dengan mudah dan murah bila jalan sudah dikeraskan. Dipastikan ekonomi warga akan meningkat drastis bila jalan bisa dipergunakan dengan baik,” timpalnya.
Kendati begitu, Sekaoi menambahkan saat ini bila musim hujan, jalan tersebut sama sekali tidak bisa diakses masyarakat. Apalagi kendaraan roda dua dan roda empat tidak bisa melalui jalan ini. Kalau pun dipaksakan dipastikan tidak akan bergerak atau macet.
Dia menceritakan, pada saat pelantikan dirinya di Desa Tebing Karangan, tamu dari kecamatan mesti melalui Sungai Melawi. Pasalnya jalan akses ke Tebing Karangan sama sekali tidak bisa dilalui. Akibatnya biaya transportasi sungai pun menjadi mahal.
“Kita menyewa speed dengan biaya yang sangat mahal. Waktu pelatikan kemarin biaya transportasi sungai mencapai Rp2 juta untuk 4 speedboat. Begitu biaya yang harus dikeluarkan kalau menggunakan sungai, sangat mahal,” ulasnya. (aji)