Tiga Hari, 138 Flight di Supadio Terkendala

Hunian Hotel-hotel di Kalbar Turun

BAGIKAN MASKER. General Manager Hotel Aston Pontianak, Anto W. Soemartono (kanan), membagikan masker kepada tamu, mengantisipasi asap bagi pengunjung hotelnya, Selasa (17/8). Nova Sari-RK

eQuator.co.id – SUNGAI RAYA-RK. Arus transportasi penumpang udara di Kalbar, utamanya dari dan ke Bandara Internasional Supadio terkendala akibat kabut asap (fog/smoke) menutupi jarak pandang (visibility).

Data yang dihimpun Rakyat Kalbar, sedikitnya 138 penerbangan terganggu selama tiga hari terakhir ini, 15-17 September dari pagi hingga sore. Baru pada Selasa sore aktivitas Bandara nampak mulai ramai kembali.

Manager of Airport Maintenance, Bandang Dwisasono, membenarkan kalau kondisi Selasa, (17/8) sudah lebih baik dari dua hari sebelumnya. Pukul 14.00 WIB sudah ada pergerakan pesawat landing dan take off.

“Beda dengan dua hari kemarin, sedikit lebih sore untuk bisa pesawat yang masuk ke Bandara Supadio,” katanya kepada Rakyat Kalbar, Selasa, (17/9) sore.

Jarak pandang sejak pagi sangat rendah. Bahkan terparah hanya 200 meter. Namun pukul 13. 50 WIB berangsur baik dan bisa dilintasi pesawat.

“Kemudian pukul 16.00 WIB jarak pandang semakin baik berada pada 1200 meter.   Sampai saat ini pun sudah sembilan pesawat yang bisa landing, dan delapan pesawat yang bisa take off,” terang Bandang.

Namun 58 penerbangan masih terganggu dengan kondisi tersebut. Dari 58 penerbangan tersebut terdiri delay sebanyak  29 penerbangan dan cancel sebanyak 29.

“Untuk delay ada 29  terdiri 14 keberangkatan, dan 15 kedatangan. Sementara cancel 29 terdiri atas kedatangan 15 Kebetangkatan 14,” pungkasnya.

Hunian Turun

Seiring terkendalanya penerbangan dari dan ke Bandara Supadio akibat asap, hotel di Kota Pontianak mengalami kerugian. Beberapa agenda di hotel terpaksa ditiadakan.

“Mulai dari hari minggu kemarin hingga hari uni kondisi kabut semakin pekat, dan ini sangat berpengaruh pada usaha, khususnya di perhotelan,” ujar General Manager Hotel Aston Pontianak, Anto W Soemartono, Selasa (17/9).

Hotel Aston yang biasanya tingkat okupasi tinggi di hari biasa, sepekan ini beberapa agenda dibatalkan. Belum lagi tamu hotel yang batal tiba ke Pontianak walaupun sudah booking room.

“Seperti Rabu dan Kamis ini sudah ada agenda yang akan digelar, namun karena kondisi cuaca kegiatan dibatalkan. Tamu yang akan menginap akibat penerbangan batal pun menjadi terhambat. Tidak hanya hotel, tentu bisnis lainnya terdampak,” ungkapnya

Okupansi Hotel Aston turun bahkan yang biasanya di angka 80-90 persen, kondisi kabut tiga hari belakangan tidak sampai 70 persen. “Tentu penurunan ini juga diakibatkan penerbangan yang tidak bisa memastikan kedatangan-keberangkatan. Fenomena ini sama seperti kabut asap 2015. Saya juga sempat di-cancel,” ujarnya.

Meskipun begitu, Hotel Aston tetap peduli kepada masyarakat khususnya tamu hotel, Manajemen melakukan sosialisidengan membagi-bagikan masker kepada pengunjung Aston. “Pembagian masker Ini sebagai upaya pencegahan, terlebih bagi anak-anak,” lugasnya

Turunnya hunian hotel dibenarkan Ketua PHRI Kalbar, Yuliardi Qamal. Cuaca berkabut asap di Kalbar, sangat berpengaruh besar terhadap usaha jasa perhotelan .

“Ini pasti berdampak, keinginan orang melakukan perjalanan akan berkurang seperti halnya berwisata. Sehingga berpengaruh pada hotel,” katanya

“Yang pastinya akan mengganggu perekonomian di provinsi ini, baik usaha kecil atau besar ini akan merasakan dampaknya,” pungkas Qamal.

 

Laporan: Andi Ridwansyah, Nova Sari

Editor: Mohamad iQbaL