Termotivasi Ingin Membuka Lapangan Kerja Baru

Mega Selvia Molantang/Jalani Multi Usaha

eQuator.co.id – Mega Selvia Molantang, lahir di Parindu, Kabupaten Sanggau, 18 Juli 1992 silam. Dia mulai terjun ke dunia usaha sejak 2014. Usaha pertama yang dibukanya bergerak dibidang binatu atau pencucian pakaian (laundry). Dalam usaha ini, Mega berpartner dengan temannya, Zam Zam Khamaruzzaman.

Perempuan yang kini masih duduk di semester 12 Jurusan Agri Bisnis, Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura (Untan) ini mengaku termotivasi ingin terjun ke dunia usaha karena ingin membuka lapangan kerja baru. Karena pada dasarnya, dia sendiri pun kurang suka bekerja di perusahaan. Tidak suka bekerja dibawah tekanan. Bahkan setelah selesai kuliah nantinya, dia akan terus berwirausaha secara mandiri.

Seiring berjalannya waktu, usaha laundry Mega mulai berkembang. Dari awalnya hanya dikerjakan sendiri, kini dia sudah dibantu oleh tiga orang karyawan. Sampai pada awal 2015, dia juga membuka dua usaha lainnya. Yakni warung kopi (warkop), dengan brand “Mouza” dan usaha jual kambing untuk acara aqiqah dengan brand AqiqahQu Pontianak. Dua usaha terakhir ini pun sama-sama dirintis bersama Zam Zam.

Lebih lanjut seperti apa usaha yang dijalani Mega, apa saja hambatan yang dialaminya. Berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar;

+Dimana alamat tempat usaha-usaha Anda ini.

-Untuk laundry kami buka di Jalan Hanura, Nomor 7, Kelurahan Sungai Jawi Dalam. Warkopnya di Jalan Suwignyo. Untuk yang usaha AqiqahQu, lebih dikelola oleh teman saya, Zam Zam Khamaruzzaman, saya juga join di sini. Untuk pemasaran, AqiqahQu juga melalui online, di Facebook dengan akun: AqiqahQu Pontianak.

+Secara khusus kenapa Anda akhirnya tertarik dan memilih usaha-usaha dibidang ini?

– Kalau laundry, karena saya melihat peluangnya bagus. Awal-awal belum ramai seperti sekarang ini. Untuk usaha ini awalnya saya belajar dari kawan.

Untuk warkop, dari dulu saya memang hobi minum kopi. Kami biasa dengan teman-teman suka safari kopi. Sampai akhirnya kami bangun sendiri usaha warkop.

+Sejauh ini seperti apa perkembangan usaha Anda?

-Untuk cabang kami belum ada. Dulu awal-awal tahun 2014, pernah buka cabang untuk usaha laundry. Karena lokasinya kurang strategis, usaha ini tidak jalan. Akhirnya kembali lagi ke tempat semula. Untuk warkop sama halnya dengan laundry, pendapatannya naik turun.

+Berapa omzet yang Anda hasilkan dari kedua usaha ini?

-Untuk laundry rata-rata penghasilannya Rp400 ribu sampai Rp500 ribu per hari. Kalau warkop, Rp500 ribu sampai Rp800 ribu per hari.

+Apa strategi pemasaran yang Anda jalankan untuk usaha ini?

– Kalau laundry kami menyebarkan brosur. Kami tidak menggunakan layanan antarjemput. Namun kami memberikan diskon untuk setiap 10 kali menggunakan jasa kami maka pelanggan mendapat gratis 1 Kg mencuci pakaian di tempat kami.

Untuk warkop juga demikian. Orang-orang datang dan minum kopi. Kami tidak melakukan promosi apapun. Selain kopi, kami juga menyediakan menu kuliner, seperti nasi goreng, kentang goreng dan sosis.

+Secara umum, selama menjalani usaha, apa yang menjadi kendala Anda?

-Kendalanya modal, lokasi dan pekerja yang susah dicari. Saat ini untuk laundry kami sudah dibantu tiga orang karyawan dan warkop ada empat orang.

Untuk persaingan, menurut saya pasti ada. Seperti di Suwignyo, awal-awal dulu masih sepi, sekarang warkop sudah mulai banyak. Jadinya konsumen berbagi. Tapi untuk pelanggan tetap masih ada.

Dan menurut pelanggan yang datang ke warkop selalu bilang, kalau fasilitas wifi di Mouza stabil. Itu kata mereka.

+Selama menjalani usaha, mulai dari awal hingga sekarang, apakah Anda pernah gagal?

-Pernah, sebelum membuka warkop, saya membuka warung minuman buah-buahan. Namun karena peminatnya kurang, akhirnya diubah menjadi warung kopi biasa seperti sekarang ini.

Di usaha laundry juga, awal-awal sering salah, nama-nama pakaian pelanggan sering tertukar. Karena dulu SDM-nya kurang. Sekarang tidak lagi.

+Setelah usaha-usaha ini, apakah Anda berencana untuk membuka usaha lain. Atau cukup mengembangkan usaha yang sudah ada sekarang?

-Kita rencana mau buka usaha mie ayam pangsit namanya “Bang Komar”. Kami juga join lagi dengan Zam Zam. Kami sama-sama dari awal.

Reporter: Fikri Akbar

Redaktur: Andry Soe