-ads-
Home Rakyat Kalbar Pontianak Sutarmidji: Jangan Belajar dari Pengusaha Karbitan

Sutarmidji: Jangan Belajar dari Pengusaha Karbitan

Pelantikan Pengurus Otonom HIPMI-PT Kalbar

DIABADIKAN. Sutarmidji foto bersama pengurus Otonom HIPMI-PT Kalbar periode 2016-2019, kamis (9/3) pagi. Humas Pemkot for RK

eQuator.co.idPontianak-RK. Kepengurusan Otonom Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi (HIPMI-PT) Kalbar dikukuhkan, Kamis (9/3). di Aula Wali Kota Pontianak. Pelantikan dirangkaikan Seminar Wirausaha Peran Pemuda dalam Membangun Perekonomian Daerah.

Sebagai pemberi materi seminar, Wali Kota Pontianak H Sutarmidji SH MHum mengatakan, kesuksesan seorang pengusaha dalam menjalankan bisnis yang digelutinya tidak serta merta diraih dalam waktu singkat. Karenanya, dia berpesan kepada para pengusaha muda supaya banyak belajar.

Terutama dari pengusaha-pengusaha sukses yang telah melalui berbagai tantangan dan rintangan hingga mengantarkannya pada puncak kesuksesan. Jangan belajar dari pengusaha karbitan. “Pengusaha yang secara drastis cepat sukses dalam menjalankan bisnisnya, namun cepat pula redup usahanya,” ujarnya.

-ads-

Seorang pengusaha harus tangguh, tahan banting, dan tidak mudah putus asa. Jangan pula ingin cepat kaya dalam waktu singkat. Banyak yang bisa dipelajari dari success story seorang pengusaha. Dengan mempelajari perjalanan hidup seorang pengusaha hingga mencapai kesuksesannya, maka akan membuat diri semakin matang dan mental kuat dalam memulai usaha. Jangan hanya memandang kesuksesan, tanpa melihat bagaimana perjalanannya.

“Baca biografi pengusaha sukses, apa yang membuatnya sukses dalam menggeluti bisnisnya. Contoh Bob Sadino, Aburizal Bakrie dan lainnya,” sebut Sutarmidji.

Pengusaha mental lemah, ketika mengalami kerugian sedikit langsung menutup usahanya. Padahal dalam menjalankan usaha, butuh waktu dan proses hingga bisa meraih kesuksesan. Seperti yang pernah ia tanya langsung beberapa pedagang di sekitar Hotel Novotel Mangga Dua Square, tempat Sutarmidji menginap ketika berdinas di Jakarta.

“Saya sering melakukan survei dengan bertanya kepada beberapa pedagang di sana,” pungkasnya. Ternyata kata Sutarmidji, sebagian besar pedagang tiga tahun baru bisa menikmati keuntungan, walau jumlahnya masih sedikit. Selama tiga tahun ke belakang, mereka rugi. Setelah tahun ketiga, mereka mulai mendapat keuntungan.

“Coba di sini, baru sebulan saja rugi, sudah tutup kiosnya,” ucapnya. Padahal, terkait perizinan, permodalan dan lainnya menurutnya tidak ada kendala. Kredit Usaha Rakyat (KUR) bunganya hanya 9 persen, perizinan hampir semua tidak dikenakan biaya. “Begitu pula pembuatan akta perusahaan di notaris tidak mahal,” seru Sutarmidji.

Sementara itu, Sekretaris Umum HIPMI Kalbar Muhammad Qhadafy mengatakan, pada 2020 bonus demografi menjadi masalah utama generasi penerus bangsa. “Dua tahun lagi gak bakal ada perekrutan PNS lagi. Untuk itu yang diperlukan adalah pengusaha, bibitnya anak-anak muda,” katanya. Pada 2020 akan ada keadaan mendesak tumbuhnya pengusaha baru yang berdaya saing tinggi dan bermental tangguh.

“Untuk itulah HIPMI kalbar bermaksud mempersiapkan adik-adik yang mau mempersiapkan bekal menghadapi bonus demografi nanti,” jelasnya. sudah ada beberapa program berjalan dalam waktu satu tahun belakangan ini, salah satunya program Klinik Bisnis. Mengundang berbagai narasumber berasal dari pebisnis-pebisnis yang ada di kota Pontianak.

“Cikal bakal awalnya dari bincang bisnis mahasiswa yang digarap adik-adik HIPMI-PT Untan, lalu kami kembangkan melalui teman-teman media,” katanya. Salah satu hal yang akan dilakukan, usai pertemuan dengan Wali Kota ini. Bisa mendapatkan program titik temu dan Sutarmidji diharapkan bersedia menjadi narsumbernya. “Setelah itu kami berencana akan membangun Galeri UMKM dalam waktu dekat. Kota Pontianak menjadi pencetus pertama adanya Galeri UMKM bagi pengusaha-pengusaha muda,” ungkapnya.

Ditambahkan Dafy, tantangan yang paling utama dalam berbisnis adalah di bidang marketing atau pemasaran. Para pembisnis dituntut bisa menciptakan produk menarik dan memiliki nilai jual. Untuk itu, diharapkan ratusan mahasiswa yang mengikuti seminar dapat memahami secara detail cara-cara menjadi pembisnis handal. “Jangan ragu untuk mulai jadi pengusaha, tempat sudah ada, program sudah ada, buat apalagi takut? Tinggal action, tinggal bagaimana kita bergerak,” pungkas Dafy.

Laporan: Rizka Nanda

Editor: Arman Hairiadi

Exit mobile version