Suspek Hepatitis di Singkawang Capai 153 Kasus

Status KLB Masih Dipertimbangkan

RAKOR. Sejumlah instansi mengikuti rapat koordinasi (rakor) penanggulangan hepatitis A dan evaluasi imunisasi vaksin MR di Ruang Bumi Bertuah Kantor Wali Kota Singkawang, Senin (3/9)--SUHENDRA/RK

eQuator.co.id – Singkawang-RK. Jumlah kasus dengan gejala hepatitis A (suspek) di Kota Singkawang kian bertambah. Saat ini, suspek hepatitis A di kota berjumlah 153 kasus. Wabah ini tersebar hampir seluruh kecamatan.

“Saat ini jumlahnya mencapai 153 kasus. Ini tersebar merata di seluruh kecamatan Kota Singkawang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan dan Kelurarga Berencana Kota Singkawang, dr Akhmad Kismed, Selasa (4/9).

Ia menerangkan, data tersebut masuk sampai Senin malam kemarin. Sekitar pukul 22.00 Wib. Menurutnya, penyebaran ini merata. Beberapa pasien sudah ditangani di rumah sakit. “Hari ini juga sudah ada data yang masuk dan belum dilakukan validasi data,” ucapnya.

Dari sejumlah data yang masuk, dikatakan Kismed, hepatitis A tidak hanya menyerang anak-anak. Tapi juga menyerang orang dewasa. Ia meminta masyarakat untuk tetap waspada dan jangan sampai memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap wabah hepatitis A. “Masyarakat harus menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari hepatitis A,” ujarnya.

Hingga saat ini Pemerintah Kota Singkawang melalui Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang masih menimbang-nimbang terkait penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) hepatitis A. Apalagi berdampak kepada anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Kalau misalnya status KLB ditetapkan dengan SK, takutnya penderita hepatitis A yang anggota JKN tidak ditanggung lagi. Penetapan KLB ini juga berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan serta Wali Kota Singkawang,” kata Kismed.

Ia mengungkapkan, penetapan status KLB dimulai dengan membuat laporan kepada Wali Kota, kemudian Wali Kota yang akan menetapkan melalui Surat Keputusan (SK).

Beberapa pertimbangan penetapan KLB, kata Kismed, diantaranya dengan melihat perkembangan penyakit apakah dalam waktu singkat melonjak tinggi dan masif. Namun dilihat dari perkembangan selama dua pekan ini, angka penderita suspek hepatitis A memang melonjak.

Menurut Kismed, penderita suspek hepatitis A bisa sembuh dengan sendirinya. “Satu hingga dua bulan bisa sembuh total. Syaratnya penderita harus istirahat total, makan bergizi dan diberikan obat penunjang seperti vitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh,” katanya.

Diakuinya, sejauh ini memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit hepatitis A. “Namun itu tadi, dengan beristirahat total, penderita akan sembuh dengan sendirinya. Harus juga menerapkan perliaku hidup bersih dan sehat,” ujar Kismed.

Ia mengatakan pihak Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang sudah melakukan konfirmasi pada pemerintah pusat melalui Kementrian Kesehatan RI untuk menanggung semua pemeriksaan laboratorium.

“Syaratnya mereka meminta untuk disertakan laporan kasus suspek hepatitis A yang terjadi di Kota Singkawang. Hal ini bisa dilakukan meski belum ditetapkan status Kejadian Luar Biasa,” katanya.

Bahkan kata Kismed, tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar datang ke Singkawang untuk menindaklanjuti kasus suspek hepatitis A yang terjadi ini.

“Ada tiga orang yang datang dan mereka juga memberikan pengarahan pada teman-teman di Puskesmas. Tim juga melakukan pengambilan sampel air di beberapa titik,” katanya.

Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar ini, kata Kismed, juga mengumpulkan data setelah dibuatkan format nantinya. “Jadi bisa digunakan untuk melakukan pemetaan kasus, dari data yang ada nanti dibuatkan format, baru bisa dipetakan,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Wakil Wali Kota Singkawang, Irwan menegaskan, Pemkot Singkawang siap apabila harus menetapkan status KLB musibah hepatitis A.

“Kami masih menunggu hasil laporan lebih lanjut dari dinas teknis untuk menggolongkan musibah hepatitis A sebagai KLB. Kalau memang menurut dinas teknis bahwa ini masuk KLB, kenapa tidak dan kita secara bersama-sama pemerintah, stakeholder, masyarakat juga harus mewaspadai ini. Kita siap,” tegasnya.

Irwan melanjutkan, Pemkot Singkawang masih menunggu pendalaman dan evaluasi dinas teknis dalam hal ini Dinas Kesehatan yang mungkin bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Aziz Singkawang.

“Diharapkan Dinas Kesehatan harus terus mendalami dan memonitor perkembangan yang terjadi. Pemkot Singkawang sudah mengambil beberapa sampel, karena diindikasi penularan terjadi dari makanan dan minuman,” ujarnya.

Irwan meminta pada seluruh masyarakat, termasuk di sekolah-sekolah untuk sementara harus sangat berhati-hati untuk jajan. “Harus yakin benar bahwa makanan atau minuman yang dikonsumsi betul-betul higinis sehingga mengurangi dampak menyebarnya hepatitis A. Mudah-mudahan hasil laboratorium cepat, sehingga kita bisa mengantisipasi ini,” katanya. (hen)