Umumnya, pasangan suami istri ingin bercinta dengan diiringi dengan musik-musik lembut yang cenderung romantis dan mendayu-dayu. Tapi lain dengan Donlesi. Fans berat grup band Metallica ini sangat suka jika acara making love dengan istrinya sebut saja Karin, diiringi dengan musik rock metal yang menggelegar. Kata dia, rasanya mak jleb.
Berbeda selera musik memang lumrah dialami pasangan suami istri (pasutri). Sang perempuan biasanya suka musik yang bernada lembut. Sedangkan pria kebanyakan suka jenis musik yang cenderung lebih keras.
Kalau perbedaan itu bisa diterima, tentu akan menghasilkan harmonisasi. Tapi kalau salah satu mulai merasa terganggu, tentu hasilnya adalah distorsi. Hal itu seperti yang dialami oleh pasutri Karin, 40, dan suaminya, Donlesi, 47, warga Kedungdoro, Surabaya.
Selama 16 tahun berumah tangga dengan Donlesi, ibu dua anak ini mengaku selalu menunaikan kewajibannya sebagai istri di atas ranjang, sambil mendengarkan lagu-lagu rock dari grup band macam Metallica, Gun’s N Roses, Def Leppard, Led Zeppelin dan lain-lain.
Semula Karin merasa risih. Tapi lambat laun, dia pun bisa menyesuaikan dengan kebiasaan sang suami. Sebab menurut Donlesi, kalau tidak mendengarkan lagu-lagu cadas itu, dia selalu gagal fokus yang ujung-ujungnya tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya.
Termasuk kewajibannya memenuhi nafkah batin ke sang istri.
“Katanya, sejak muda dia memang penggemar musik aliran keras. Saat belajar, sedang senang, sedang sedih, bahkan saat bercinta sama aku, juga iringannya selalu lagu-lagu rock klangenannya itu,” ungkap Karin.
Awalnya saat malam pertama, Donlesi memilih musik-musik rock yang lembut. Bukan yang heavy metal. Iramanya tidak keras dan cukup nyaman didengar telinga. Karena itu, Karin pun tidak protes.
Namun semakin lama, selera Donlesi makin nyeleneh. “Musiknya dikeraskan dan jenisnya wis nggak ndukung mood blas, malah bikin pusing. Jadinya, aku malah terganggu dan nggak pingin ML lagi, kalau dia mulai nyetel musik-musik itu,” ucap Karin.
Kalau Karin mulai protes, Donlesi tak kehabisan alasan. Kata Donlesi, dia tidak bisa on lagi kalau cuma pakai “soundtrack” musik-musik rock lembut untuk adegan ranjangnya.
Karena itu, dia butuh musik yang lebih keras untuk penyemangat. “Katanya, biar rasanya lebih nendang dan mak jleb,” ungkap Karin sambil tersenyum penuh arti.
Tapi tetap saja, Karin merasa terganggu dengan suara musik yang sangat keras itu. Bahkan, anak-anaknya pun mulai curiga dan terganggu, kalau bapaknya mulai memainkan musik yang gaduh di tengah malam.
Kalau sudah begitu, Karin hanya bisa berbohong kalau Donlesi sedang kangen masa mudanya dengan mendengarkan lagu-lagu lama. Untungnya, anak-anaknya percaya.
Tapi, ternyata kebiasaan Donlesi semakin aneh. “Kalau sudah menyetel lagu-lagu kesukaaanya, dia semakin liar aksinya. Tak cuma sambil nyanyi, dia mulai main ceplas-ceples. Nggak suka dong, aku dikasari seperti itu. Bahagia darimananya?” ucap Karin.
Puncaknya, Karin menyerahkan nasib rumah tangganya ke palu hakim di Pengadilan Agama (PA) Surabaya. Menurutnya, keintiman dengan suami bisa dibangun, jika masing-masing saling menghormati dan menerima pasangannya. Bukan memaksakan kehendak pada diri pasangannya.
Bukannya sadar, gara-gara sang istri tak mau lagi bercinta dengan “soundtrack” lagu metal dan rock, Donlesi tambah menjadi-jadi. Pria pengusaha ternak bebek ini pun pilih “jajan” di luar. “Makanya aku nanti mau cari suami baru yang sukanya lagu-lagu mozart aja,” seloroh Karin. (Radar Surabaya/JPG)