“Ia (Soeharto–red) berpakaian seragam putih dan menyetir sendiri sebuah mobil Landrover,” kenang Rosihan sebagaimana ditulis Tribuana Said dalam buku Rosihan Anwar: Wartawan dengan Aneka Cita Rasa.
Rosihan Anwar sendiri menulis kejadian itu dalam buku In Memoriam, sebagai berikut:
“Tanggal 7 Juli 1949 Letkol Soeharto, wartawan foto Ipphos Frans Sumarto Mendur dan Pemred Pedoman Rosihan Anwar berangkat dari Yogyakarta pagi hari, naik mobil Landrover yang dikemudikan Soeharto menuju Wonosari.”
Nah, mendengar Soeharto yang mau keluar dari tentara dan beralih profesi menjadi supir taksi, “Mbakyu Harto langsung mengatakan sesuatu pada suaminya,” ungkap Probo.
Mbakyu Harto yang disebut Probo adalah Ibu Tien.
“Waktu menikah, kan Mas tidak bilang sama saya kalau Mas mau jadi supir taksi,” ujar Ibu Tien, sebagaimana ditirukan Probo. “Mendengar itu, Mas Harto langsung gontai. Tapi Mbakyu Harto lalu memberinya nasehat agar tak patah semangat.”
Menurut Probo, Mbakyu Harto-nya adalah poros kekuatan, sumber energi dan pelabuhan damai kakaknya.
“Saya ingat beberapa kali Mbakyu Harto pernah membangkitkan semangat suaminya manakala Mas Harto menemui masalah besar dalam pekerjaannya. Dan, setiap kali mendapat nasehat dari istrinya, Mas Harto seperti menemukan pencerahan kembali.” (*/JPNN/JPG)