Merdekakan Hati, Merdekakan Pikiran

Gubernur: Entikong, Tinggal Laksanakan Perintah Presiden 17.845 Merah Putih Sepanjang Tapal Batas, TNI Pecahkan Rekor Muri

SIAP BERKIBAR. Jesika S. Sihombing menerima Merah Putih dari Gubernur Cornelis yang dikibarkan pada peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke-71 RI di Halaman Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (17/8). HUMAS PEMPROV for RAKYAT KALBAR

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sign-board dengan tulisan besar itu terpampang mencolok mata, persis di depan tempat upacara. “71 Untuk Indonesia, Merdekakan Hati, Merdekakan Pikiran”.

Begitu slogan yang terbentang mengundang semangat dan mengetuk hati hadirin lewat tengah malam pukul 00.00, Rabu, 17 Agustus 2016, di Canopy Centre, Jalan Purnama 2 Pontianak. Mereka yang hadir lebih 90 persen anak muda. Juga hadir seniman, penyair, aktivis, dan lain-lain.

Pokoknya, mereka tak mau menyambut 71 tahun Indonesia Merdeka hanya biasa-biasa saja dipenuhi dengan seremonial dan upacara. Mereka mengaku, menyambut detik-detik Proklamasi dengan semangat berkarya.

“Tidak ada kemerdekaan absolut. Kemerdekaan akan tetap dibatasi aturan. Karena itu, yang bisa benar-benar dimerdekakan hanyalah hati dan pikiran,” ungkap Deny Sofyan, si penggagas acara.

Ia mengajak anak muda Pontianak untuk tidak terbelenggu dengan kata “Merdeka.”  Itulah tujuan Canopy Centre yang didirikannya. Yang sebenarnya tempat ini hanyalah sebuah warung kopi dengan nama keren: coffee shop. Istimewanya, Warkop ini berfungsi juga sebagai pusat kreativitas anak muda Pontianak. Di situ terdapat galeri seni rupa sampai pentas teater dan musik.

“Merdeka itu bebas berkarya,” tulis Fernandez. Sedangkan Wing menuliskan kata-kata: Merdeka itu adalah ketika rindu tidak lagi menjajah sepi dan sendiri.

Puput Cantik yang menuliskan jawaban yang lebih membumi bahwa merdeka itu adalah mendapatkan quota gratis setiap bulan sambil menuliskan nama akun Instagramnya dan mengajak semua yang membaca untuk memfollownya. Hahahahahaha…..

Menurut Deny, setiap orang punya persepsi yang berbeda tentang merdeka. “Karena itu kita buat papan bertuliskan ‘Merdeka itu….’ nanti mereka bisa menuliskan definisi mereka tentang makna merdeka,” jelasnya.

Acara lewat tengah malam itupun diisi oleh talenta-talenta lokal asli Kalimantan Barat seperti LAS! Band, duo Manjakani, D’Borro. Tentu tak dilewatkan pembacaan puisi kemerdekaan oleh budayawan Singkawang, Pradono. Ada pula penulis muda Pay Jarot Sujarwo. Kemudian pemutaran film dokumenter “Indonesiaku di Tapal Batas”. Selebihnya, hiburan dari beberapa komedian lokal Pontianak.

Deny menggelar acaranya dengan memilih seniman dan budayawan ada alasannya. “Misalnya Bang Pradono dan Pay, mereka mewakili semangat dua generasi yang berbeda. Band-band yang mengisi juga mewakili semangat lokalitas dalam karya mereka,” akunya.

Isu Perbatasan

Walaupun bukan topik utama, mengisi acara HUT Proklamasi ini adalah dengan isu perbatasan. Seperti pembacaan puisi berjudul “Kabut di Tapal Batas” oleh Pradono, menuturkan tentang keprihatinan rakyat Indonesia di batas negara.

“Merah putih memang selalu tetap di hati, namun perut tetap harus di isi,” serunya dengan suara bergetar sebelum membeberkan bait-bait puisinya.

Pradono, mantan anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Kalimantan Barat pada 2008, telah menerbitkan beberapa antologi puisinya itu. Dalam pembacaan sajaknya mengisahkan tentang nasib anak-anak perbatasan yang memiliki cita-cita tinggi namun terhalang oleh keterbatasan.

Pemutaran film dokumenter karya sineas lokal berjudul, “Indonesiaku di Tepi Batas” bercerita tentang beratnya kehidupan di perbatasan. Film besutan Elsa Adelina Lingga, sineas muda asal Sintang, itu sempat menjadi film pilihan juri dalam Festival Film Jogja 2009.

Karena itu, Manjakani, salah satu grup pengisi acara mengaku bangga bisa menjadi bagian dari pagelaran sederhana yang menyentuh kuat itu. “Ini pengalaman pertama kami perform dalam momen 17 agustusan,” ujar Taufan, personil Manjakani, yang menyatakan bahwa semangat kemerdekaan harusnya menjadi momentum bagi remaja Pontianak untuk mengisinya dengan karya.

“Merdeka artinya bebas berkarya. Zaman dahulu sulit, anak muda punya batasan tapi tetap berjuang. Sementara sekarang jauh lebih mudah, jadi harusnya tak ada lagi halangan bagi anak muda untuk berkarya,” pungkasnya.

Kemudian, vokalis LAS! Band mengundang seluruh pengisi acara malam itu ikut naik ke panggung. Bersama-sama seluruh audiens menyanyikan lagu nasional Tanah Airku, karya Ibu Sud.

17.845 Bendera di Batas Negara

Dari ujung timur Kalbar, suasana HUT Proklamasi agak berbeda dari 70 tahun sebelumnya. Lantaran sejak Sabtu (13/8), 17.845 Merah Putih berkibar di sepanjang perbatasan negara dengan Malaysia. Dari Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, hingga ke Pulau Temajok Kabupaten Sambas, bendera yang diciptakan dari perjuangan para pendahulu, para pahlawan bangsa, komplit berjumlah angka keramat, 17 Agustus 1945.

Kegiatan yang kali pertama dilakukan di Republik ini disaksikan langsung oleh tim penilai Museum Rekor Muri. Menurut Kasdam XII/Tpr Brigjend TNI Ahmad Supriyadi, pengibaran bendera kebangsaan di sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia merupakan bukti kesetiaan dan kecintaan terhadap NKRI.

“Ini merupakan bagian dari loyalitas. Jika sesuatu yang terjadi terhadap negara ini, maka ada jutaan warga negara Indonesia saling bahu-membahu menegakan kedaulatan NKRI,” ujar Ahmad Supryadi.

Keberhasilan ini menurut dia, akan diulang lagi ke bagian timur wilayah Kapuas Hulu. “Kedepan kegiatan serupa digelar di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). Setiap patok akan kami lewati,” ungkapnya.

“Pemasangan 17.845 bendera merah putih ini bukan sekadar meraih rekor Muri, tetapi bukti rakyat Indonesia selalu menjaga perbatasan negara,” tambahnya.

Menurut Dandim 1206 Putussibau, Lekol Kav. Budiman Ciptadi, untuk wilayah perbatasan Kapuas Hulu pengibaran bendera merah putih mulai dari Kecamatan Badau hingga Ketungau Hulu Dusun Jelemuk, Kabupaten Sintang. Di tempat yang sama, Wakil Bupati Kapuas Hulu, Antonius L. Ain Pamero SH, mengatakan, momen pengibaran sangsaka merah-putih di sepanjang perbatasan merupakan moment bersejarah bagi masyarakat perbatasan Kalbar.

“Ini yang pertama kali, mudah-mudahan kegiatan seperti ini akan terus berlanjut,” katanya.

Wabup merasakan masyarakat Kapuas Hulu patut berbangga, karena dimulainya dari PPLBN (Pos Pelayanan Lintas Batas Negara) Badau. Pengibaran bendara merah-putih tersebut merupakan implementasi semangat warga negara dalam mengisi kemerdekaan.

“Ini merupakan salah satu bukti, sebagai generasi penerus bangsa ini selalu ingat perjuangan para pejuang untuk meraih kemerdekaan,” paparnya. Pengibaran bendera di perbatasan dihadiri sekitar 2000 warga dari berbagai elemen.

Wakil Bupati Kapuas Hulu Antonius L.Ain Pamero mewakili Bupati yang menjadi Irup HUT Proklamasi di Putusibau. Jajaran TNI dan Pemda Kapuas Hulu, hadir Kasdam XII/Tpr Brigjend TNI Ahmad Supriyadi, Danrem 121/ABW Brigjen TNI Widodo Iryansyah, Dandim 1206 Putussibau Lekol Kav. Budiman Ciptadi dan Kapolres Kapuas Hulu AKBP Sudarmin, SIK, Kejari Kapuas Hulu Rudy Hartono dan unsur pimpinan SKPD. Tampak hadir tokoh agama dan tokoh masyarakat serta tokoh adat diperbatasan Kapuas Hulu.

Acara yang juga dimeriahkan para pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA Nanga Badau ini juga dihadiri puluhan klub sepeda motor di Bumi Uncak Kapuas yang mengawali perjalanannya mulai dari kota Putussibau hingga ke perbatasan dengan Malaysia.

Menyaksikan keunikan belasan ribu bendera yang membentang sepanjang daerah perbatasan, warga Kecamatan Puring Kencana, Lenggong mengaku kagum dengan kreativitas para abdi negara yang menggerakan masyarakat perbatasan untuk menghidupkan semangat peringatan HUT Kemerdekaan RI.

“Kalau kita melihat memang daerah perbatasan mulai menjadi perhatian pemerintah. Seperti kita lihat di pintu batas perbatasan mulai ditata, kemudian jalan paralel perbatasn. Tentu kita sebagai masyarakat sangat senang,” ungkapnya.

Lenggong mengatakan, berkibarnya bendera merah putih di batas negara membuktikan bahwa Indonesia ada. Ini menjadi simbol kedaulatan negara di perbatasan.

“Kita lihat ini luar biasa belasan ribu bendera, kegiatan ini semakin membuat rasa cinta kita terhadap bangsa semakin kokoh,” katanya.

Kedepan, Lenggong berharap kecamatan perbatasan mesti lebih prioritas dalam segi pembangunan, terutama bidang ekonomi. Ia tidak menampik kadang produk Made in Malaysia sering menjadi alternatif masyarakat apabila produk Indonesia tidak tersuplai.

“Kita memahami bahwa Kapuas Hulu ini luas daerahnya, kadang suplai barang terkendala dengan jarak yang jauh, mungkin harus berbelanja ke Pontianak memakan waktu lama,” ucapnya.

Kita Harus Kerja
Puncak acara peringatan HUT RI ke-71 di Kalbar, dipusatkan di halaman Kantor Gubernur ditandai sirine peringatan detik-detik proklamasi tepat pukul 10.00 WIB. Gubernur Drs. Cornelis, MH. meminta agar dalam mengisi kemerdekaan yang sudah susah payah direbut para pahlawan bangsa, diisi dengan semangat bekerja.

“Mengisi kemerdekaan kita kerja mulai dari rakyat sampai pemerintah. Semua harus kerja dalam rangka menghadapi era globalisasi, karena persaingan bukan hanya di tingkat desa, tingkat Kecamatan, Tingkat Kabupaten, Tingkat Provinsi. Tapi antarnegara, sehingga sumber daya manusia harus terus ditingkatkan supaya kita bisa bersaing di kemudian hari,” ujar Cornelis di halaman Kantor Gubernur, usai menjadi Inspektur Upacara, Rabu (17/8).

Menanggapi pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan secara gamblang terkait pembangunan perbatasan Entikong, Cornelis mengamini. Katanya, tinggal bagaimana  melaksanakan perintah Presiden.

“Kerjakan saja perintah Presiden. Semua leading sektor tidak perlu lagi diperintah termasuk para Bupati dan Walikota, karena Pidato Presiden sudah jelas. Untuk apa diperintah-perintah, kita harus melayani rakyat.” tegas Cornelis.
Gubernur mengharapkan momentum peringatan HUT RI ke-71 dapat memberikan dampak besar pada kemajuan pembangunan di Kalbar. “Pemerintah pusat, di era kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres JK sangat konsen membangun Kalbar. Untuk itu, kita harapkan proses pembangunan semakin baik lagi pada usia 71 Tahun Indonesia ini,” kata Cornelis.
Menurut Gubernur, komitmen kuat pemerintah pusat bisa dilihat dari pidato kenegaraan Presiden Jokowi, Selasa (16/8) di Sidang MPR. Salah satu penguatan pembangunan perbatasan yang akan difokuskan adalah Entikong, Kalbar.

“Kita harap, kemerdekaan Indonesia ini juga bisa dirasakan oleh rakyat kita di perbatasan. Dengan pembangunan yang semakin merata, tidak ada lagi masyarakat Kalbar, khususnya yang ada di perbatasam yang tidak merasakan pembangunan,” pungkasnya.
Pada upacara HUT Proklamasi, tampak hadir Wagub Christiandy Sanjaya, Marskal Pertama TNI Rahman Haryadi dari Kemhan, Danlantamal XII Pontianak, Danlanud Supadio, Kapolda Kalbar, Sekda, Ketua dan anggota DPRD Kalbar, Kepala Pengadilan Tinggi, Kepala BUMN, SKPD, dan Kabalakdam XII/Tpr para Forkopimda Kalbar.
“Sebagai generasi penerus bangsa, sudah merupakan suatu kewajiban untuk meneruskan perjuangan itu. Tentu saja bentuk perjuangan harus disesuaikan dengan keadaan zaman dan kemampuan kita masing-masing,” ungkap Christiandy.

Laporan: Iman Santosa, Andreas, dan Isfiansyah

Editor: Mohamad iQbaL