“Setelah penjerahan kedaulatan, pangkat Soeharto sebagai Letnan Kolonel TNI disahkan,” tulis Roeder, dicuplik sesuai ejaan aselinya.
Penyerahan kedaulatan yang dimaksud terjadi paska 27 Desember 1949, setelah ditekennya persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB).
“Pada tanggal 1 Djanuari 1957, dinaikkan pangkatnja mendjadi Kolonel (Infanteri). Di waktu itu tjatatan ringkas mengenai dirinja adalah: umur 35 tahun; sudah lebih 16 tahun dinas militer…” sambung Roeder.
“Setelah mengikuti pendidikan militer di SESKOAD,” masih melansir Roeder, “pada 1 Djanuari 1960, pangkatnya naik jadi Brigadir Djenderal,” dan, “1 Djanuari 1962 berpangkat Mayor Djenderal.”
Menelaah itu, besar kemungkinan, peristiwa yang dikisahkan Probosutedjo ini terjadi dalam rentang waktu 1950-1957.
Oiya, karena sempat ingin jadi supir taksi, sebenarnya kapan dan di mana Soeharto belajar bawa mobil?
Belum diketemukan literatur yang mengisahkan itu. Yang jelas pada saat perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia (1945-1949) dia sudah bisa nyetir.
Rosihan Anwar bercerita, “saya jalan berjam-jam dengan Suharto untuk menemui Jenderal Sudirman dan diantar olehnya. Tapi satu kali pun ia tidak bicara. Ia hanya menyetir mobil.”