Soal Buruknya Pelayanan Puskesmas Rasau Jaya, Dinkes Turunkan Tim dan Libatkan BKD

UGD tanpa seorang pun petugas. Sementara seorang keluarga pasien membuka pintu Ruang Petugas Puskesmas Rasau Jaya guna mencari petugas, Rabu (25/5) dini hari. Ocsya Ade CP-RK

eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Lantaran samakin santernya kabar tentang buruknya pelayanan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Rasau Jaya, baik di media massa maupun media sosial, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Raya pun langsung menurun tim khusus untuk memeriksanya.

“Terima kasih atas informasinya. Sudah kita tindaklanjuti dengan menurunkan tim untuk membina langsung Puskesmas Rasau Jaya itu,” kata Berli Hamdani,  Kepala Dinkes Kubu Raya kepada Rakyat Kalbar, Selasa (31/5) sore.

Bahkan, kata Berli, untuk mencari solusi dalam permasalahan tersebut, Dinkes juga melibatkan beberapa instansi lainnya di Pemerintah Kabuptaen (Pemkab) Kubu Raya. “Kita juga melibatkan BKD (Badan Kepegawaian Daerah) dan organisasi profesi (dokter, red),” tegasnya.

Namun, lanjut Berli, untuk mengambil suatu keputusan yang bijak, tentunya tim Dinkes dan pihak yang dilibatkan, harus memiliki bukti kuat, peraturan mana saja yang telah dilanggar Puskesmas tersebut.

“Untuk sementara, kita masih melengkapi informasi. Sehingga keputusannya nanti tidak menjadi bias dan dapat dijadikan solusi untuk peningkatan kualitas pelayanan di Puskesmas Rasau Jaya,” jelas Berli.

Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan paruh baya ditelantarkan di Puskesmas Rasau Jaya. Bukan hanya karena UGD-nya kosong, tanpa petugas piket, dokter pun enggan menanganinya, tanpa alasan pasti.

Keluhan pasien telantar tersebut membuat warga yang selama ini bungkam, mulai angkat bicara, membeberkan buruknya pelayanan di Puskesmas Rasau Jaya tersebut.

Mencuatnya kasus buruknya pelayanan ini, membuat sejumlah Petugas Puskesmas Rasau Jaya kelabakan bukan kepalang. Beberapa di antaranya “Curhat” di media sosial. Sehingga mendapat banyak tanggapan dari netizen.

Bagi mereka yang tidak terima dengan tereksposnya pelayanan buruk di Puskesmas Rasau Jaya, menyebut kalau pemberitaan itu hanya untuk mencari sensasi. Tetapi lebih banyak yang menyambut baik terungkapnya hal tersebut ke publik.

Lantaran menjadi perbincangan hangat netizen, salah seorang petugas Puskesmas Rasau Jaya sampai menerima teror berupa pesan singkat (SMS) yang berisikan pemanggilan oleh atasannya. Lantaran dituding sebagai petugas yang membeberkan kasus tersebut ke publik.

Menanggapi hal tersebut, Berli menanggapinya dengan tenang dan menyampaikan bagaimana peran media maasa yang sebenarnya. “Baik, ini menjadi perhatian kami. Dan, saya kira salah satu peran media adalah untuk kontrol sosial melalui pemberitaan yang proposional, faktual, aktual dan berimbang,” tegas Berli.

Sementara itu, salah seorang warga yang pernah mengalami pelayanan buruk di Puskesmas, Fitria berharap pelayanan di Puskesmas Rasau Jaya dapat lebih baik. “Kami sebagai masyarakat tidak banyak meminta, hanya butuh pelayanan baik. Kami selama ini cukup lama diam,” katanya.

Warga Desa Rasau Jaya I ini pernah mengalami pelayanan buruk di Puskesmas tersebut. Diceritakan Fitria, dikala ia ingin berobat, justru disarankan petugas Puskesmas ke klinik pengobatan lainnya, lantaran tidak ada siapa-siapa di Puskesmas.

Selain itu, lanjut Fitria, salah seorang petugas Puskesmas pernah memvonis keluarganya dengan penyakit yang membahayakan. Namun setelah dicek ke Rumah Sakit, itu hanya hal yang biasa. “Inikan lucu. Artinya mereka tidak mau kerja. Ini soal nyawa orang lho. Dan, malam itu baru jam tujuh, kok dibilang tidak ada siapa-siapa di UGD,” kesalnya.

Menurut Fitri, seharusnya para petugas di Puskesmas Rasau Jaya itu orang yang berkopenten sesuai Peratuan Menteri Kesehatan (Permenkes). Namun menurutnya, Permenkes itu seakan tidak ditaati di Puskesmas Rasau Jaya, lantaran banyak yang berkepentingan.

“Ada unsur politik serta nepotismenya. Karena, petugas di situ banyak yang bukan lulusan kesehatan. Tetapi, karena entah ada Abang, Kakak atau keluarga lain yang menjabat di Pemkab Kubu Raya, tepatnya di BKD, wajar saja bisa kerja di Puskesmas,” papar Fitria.

Dia berharap, permasalah yang sedang ditindaklanjuti Dinkes Kubu Raya ini mendapat solusi terbaik. “Jangan ada kata mentang-mentang si A keluarga si B. Ini soal kesehatan bersama. Dan saya minta jangan antikritik. Ini zamannya demokrasi,” pungkas Fitria. (oxa)