eQuator.co.id – Bengkayang-RK. Jadi wanita karir memang susah untuk membagi waktu bersama anak. Tapi sebenarnya itu bukan masalah yang berarti. Juga bukan hal yang perlu ditakuti karena bakal kewalahan bagaimana caranya agar tetap bisa mengajari anak dan perkerjaan di kantor tetap lancar.
Seperti yang dilakukan Ertika Sandra Sari ini. Warga Kabupaten Bengkayang yang berkerja sebagai ASN di lingkungan pemerintah kabupaten ini akhirnya memperkerjakan guru les ke rumahnya. Untuk mengajar anaknya, Hafizh Dzikri Setiyono.
Menurutnya istri dari Herry Setiyono ini, meski anaknya masih kelas dua SD, pendidikan harus tetap diutamakan.
“Selain karena saya juga berkerja, Hafizh kalau diajarkan sama guru yang sudah terlatih kan dia juga bisa lebih mengerti pelajaran,” kata Tika sapaan akrabnya, kepada Rakyat Kalbar, kemarin (22/11).
Saat les, Hafizh belajar sambil bermain. Kadang kala guru lesnya juga membawakan gambar-gambar kosong untuk Hafidz warnai.
“Biar tidak bosan. Anak-anakan suka gambar robot apa gitu biar dia senang belajarnya. Kalau nggak, nanti anaknya jadi stres. Nggak ada pelajaran yang masuk,” tambahnya.
Tika mengatakan, selain belajar pelajaran sekolah, penting juga bagi orang tua zaman now untuk menanamkan nilai keagamaan kepada si buah hati. “Biar jadi anak berbakti,” tutur Tika.
Maka dari itu, setiap hari anak tertuanya itu juga mengikuti TPA (Taman Pelajaran Al-Qur’an) di KUA sebelah rumahnya. “Kebetulan di samping rumah ada TPA jadi Hafizh belajar menngaji di sana. Setiap hari kecuali hari libur,” ucapnya.
TPA ini merupakan pondasi dasar dari belajar agama. Karena menurutnya, pelajaran agama di sekolah paling hanya 2 jam dalam sepekan.
“Kalau mengandalkan sekolah kan nggak bisa. Kapan dia mau belajar ngajinya kan nggak sempat,” tutur Tika.
Meski sibuk berkerja sebagai ASN, Tika juga tidak lupa mengajak anaknya untuk sekedar berpergian bersama. Liburan saat weekend atau hanya sekedar makan malam keluarga.
“Quality time itu perlu. Agar anak tidak kehilangan sosok orang tua di keluarga dan rumah,” tutupnya.
Laporan: Suci Nurdini Setiowati
Editor: Ocsya Ade CP