eQuator – JAKARTA – Pengelola Sirkuit Sentul sedang kejar target menjadikan arena yang terletak di desa Sentul, kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor itu siap dipakai untuk penyelenggaraan balap-balapan bertaraf internasional.
Dalam jumpa pers di kantor Wantimpres, Jakarta, Kamis (19/11), pengelola sirkuit yang diwakili oleh Tinton Soeprapto mengungkapkan, saat ini kondisi sirkuit memang belum memenuhi kriteria standar internasional.
Mantan pembalap mobil itu mengatakan, saat ini pihaknya merencanakan pelebaran sirkuit dan akan merobohkan sejumlah bangunan dekat sirkuit tersebut. “Mulai minggu depan, awal Desember kami sudah mulai merobohkan wall atau bangunan. Nanti Januari Anda lihat sudah diratakan wall-nya sehingga bisa direnovasi,” ujar Tinton.
Ayah pembalap Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto itu menuturkan, pihaknya juga akan memperbaiki aspal sirkuit pada April 2016. Perbaikan aspal baru dilakukan saat itu karena menghindari musim hujan akhir tahun ini.
Terkait renovasi tersebut, lintasan sirkuit yang sekarang berukuran 3,9 km, akan diperpanjang menjadi 4,4 km. Sementara untuk lebar sirkuit akan menjadi 15 meter.
Menurut Tinton, ukuran itu akan setara dengan yang dipakai sebagai sirkuit F1. Rencananya, konsep Sirkuit Sentul akan dibangun layaknya street circuit di Monaco yang dikelilingi sejumlah bangunan.
“Kami sudah masuk asosiasi permanen track di dunia. Setingkat dengan Sepang, Shanghai, Australia. Jadi akan datang, konsepnya sirkuit jalanan. Bisa dimanfaatkan lahan tidur,” imbuhnya.
Soal dana perbaikan, pemerintah hanya akan membantu Tinton sebanyak Rp 5 miliar. Tinton berharap pihak lain bisa membantu sehingga perbaikan maksimal dilakukan sebelum 2017. Menurut Tinton, dengan adanya penyelenggaraan MotoGP tersebut, pemerintah yang nantinya mendapat banyak keuntungan karena bisa menambah pemasukan devisa negara melalui kedatangan para wisatawan sekaligus penonton laga tersebut.
“Itu semacam uang lamaran. Kami berharap kementerian lain membantu jadi keroyokan. Bisa dibantu dengan rekanan pemerintah,” tandas Tinton. (flo/jpnn)