eQuator – Dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalbar, H Seno Hartono, SH bukannya kecut. Ketua Panwaslu Kapuas Hulu itu justru siap menghadapi laporan Ketua DPD PDIP Kalbar, Drs. Cornelis, MH, melalui kuasa hukumnya, Andel, SH, MH.
“Kita akan hadapi. Bila nanti ada sidang, akan kita hadapi,” tegas Seno, usai melantik Pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS) Kecamatan Putussibau Selatan, Putussibau Utara, Bika dan Kalis dalam rangka pemilihan Bupati-Wakil Bupati Kapuas Hulu, di Gedung MABM Kapuas Hulu, Rabu (2/12) siang.
Tak sedikit pun Seno gentar, dilaporkan Andel ke Bawaslu, Selasa (1/12). Dia merasa bekerja sesuai aturan. Sebagai manusia yang taat hokum, dia siap menghadapi laporan Cornelis. Bahkan hingga ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). “Nanti DKPP menggelar sidang, kita siap datang, siap menjelaskan,” ungkap Seno.
Adanya laporan ini, kata Seno, menambah semangat dirinya dan anggota Panwaslu Kapuas Hulu lainnya dalam bekerja. Khususnya menyukseskan penyelenggaraan Pilkada Kapuas Hulu. Dia tidak pernah takut menjalankan tugas dan kewajibannya. “Saya merasa sangat terhormat sebagai Panwas. Makanya siap melaksanakan apapun kewajiban dan tugas serta tanggungjawab sebagai Panwas,” tuturnya.
Seno menekankan seluruh pengawas di semua tingkatan Panwaslu Kapuas Hulu, jangan pernah takut. Selama mengacu aturan perundangan, kebenaran harus ditegakkan. “Walau sepahit apapun,” tegasnya.
Panwaslu di-back-up polisi/TNI dalam menjalankan tugas dengan aturan. Mereka semua mengawasi pengawas pemilihan, baik dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan TPS. Bahkan pernah disampaikan Kapolda Kalbar ketika berkunjung ke kantor Panwaslu Kapuas Hulu. “Beliau memberikan semangat kepada pengawas kabupaten maupun jajaran di bawahnya, jangan pernah takut menegakkan kebenaran,” papar Seno.
Seno mengaku mendapat informasi dilaporkan ke Bawaslu, Selasa (1/12) malam. Ia dilaporkan berkaitan ucapannya di Koran, mengatakan Conelis duduk di tempat yang bukan selayaknya. Ia dilaporkan ke Bawaslu Kalbar, bahkan ke DKPP. Arahan dari Bawaslu agar dirinya bermain dengan bagus. Hati-hati menggunakan bahasa, atau bicara seperlunya saja. “Saya pun diminta untuk mempersiapkan diri menghadapi laporan itu,” ungkap Seno.
Sebenarnya, sambung Seno, waktu debat kandidat, undangan untuk masing-masing tim Paslon disediakan untuk 75 orang. Yang mengundang masing-masing tim Paslon, 50 orang di tenda luar dan 25 lainnya di ruang VIP. Di ruang VIP itu ada kursi dari nomor 1 sampai 25. Posisinya berada di belakang kursi Forkominda. “Tetapi beliau (Cornelis) duduk depan, sehingga kita kritisi. Maksudnya (duduk) berdasarkan kapasitas dia dan sebelumnya pun ketika rapat di KPU, juga seperti itu,” jelas Seno.
Kepada semua Panwaslu Pilkada, tidak hanya di Kapuas Hulu, Seno menyarankan jangan pernah takut. Kerjakan tugas berdasarkan wewenang dan kewajiban pengawas pemilu. Apabila sudah berpegang pada aturan, maka lakukan. “Kalau kita benar, mengapa harus takut. Kita harus selalu siap menerima apapun yang terjadi,” tegas Seno.
Seno bahkan memastikan, Panwaslu Kapuas Hulu netral menjalankan tugasnya pada Pilkada. Dijelaskannya, baru-baru ini memproses satu anggota Panwascam Hulu Gurung, hingga akhirnya menggundurkan diri. “Diprosesnya anggota Panwascam tersebut, karena menggunakan kaos salah satu Paslon,” ujarnya.
Awalnya Panwaslu hanya memperoleh informasi, katanya ada pengawas yang menggunakan salah satu kaos Paslon. Setelah diklarifikasi ke lapangan, dilihat dan dikaji, faktanya memang benar menggunakan kaos Paslon tersebut. Maka dianggap sudah tidak netral. Akhirnya diproses, melanggar kode etik. “Kita lapor ke DKPP, karena kita ingin pengawas itu harus netral,” ungkap Seno.
Tindakan Panwaslu itu, kata Seno, membuktikan kepada masyarakat umum, baik di Kapuas Hulu maupun Kalbar, netral itu penting. Panwaslu juga tidak main-main dan akan menindak tegas bila ada bawahannya tidak netral. “Dia pun minta maaf dan mengatakan sudah bekerja tidak sesuai dengan sumpah dan janjinya. Ketika dia mengundurkandiri, saya pun sampaikan terima kasih Anda berani mengundurkan diri,” cerita Seno.
Laporan: Arman Hairiadi
Editor: Hamka Saptono