eQuator.co.id – Landak-RK. Lantaran ruang belajar kurang, proses belajar mengajar di SMK Negeri 1 Sengah Temila, Kabupaten Landak dibagi dua. Sebagian di gedung baru, sisanya di gedung lama. Apesnya, jarak antargedung itu mencapai 2 kilometer.
“Ini merepotkan kami. Mau tidak mau atau suka tidak suka, guru harus bolak balik ke gedung lama dan baru, jaraknya agak jauh, hampir dua kilometer,” kata Aliang, Kepala SMK Negeri 1 Sengah Temila, Kabupaten Landak kepada Rakyat Kalbar, Jumat (15/7).
Aliang mengungkapkan, gedung baru SMK Negeri 1 di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila ini dibangun menggunakan APBD 2015. Memiliki delapan ruang belajar, satu ruang Administrasi dan Perpustakaan. “Sebagian siswa sudah menempati gedung baru ini sejak Januari 2016,” katanya.
Jika dilihat dari bangunannya, kata Aliang, gedung baru ini masih sangat mengharapkan tambahan ruang belajar. Lantaran setiap tahun, peminatnya semakin bertambah, siswa yang mendaftar selalu membludak.
“Saat ini jumlah siswa cukup luar biasa, sudah lebih dari 800 siswa. Sehingga sementara ini, sebagian siswa masih menggunakan gedung lama untuk belajar. Konsekuensinya guru harus bolak balik mengajar,” ujar Aliang.
Sebenarnya, ungkap Aliang, terdapat Nota Kesepahaman (MoU) pada tahun berdirinya SMK Kecil di Sengah Temila ini, yakni apabila berkembang, maka menjadi kewajiban pemerintah untuk membangun sekolah ini.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Landak, tambah dia, sudah berbuat. Pembangunan sekolah dilakukan secara bertahap dan gedung baru ini merupakan yang pertama dilakukan sebagai realisasi MoU tersebut.
“Kalau tidak ada perubahan status pengelolaan (dari Pemkab ke Pemprov, red), pembangunan SMK Negeri 1 ini tetap diteruskan Pemkab Landak. Tetapi, karena sudah dialihkan ke Provinsi, maka Provinsilah yang bertanggungjawab untuk meneruskan pembangunannya,” papar Aliang.
Kalau memang Pemprov Kalbar tidak meneruskan pembangunan SMK Negeri 1 Sengah Temila ini, kata Aliang, tentunya akan merepotkan para guru yang harus bolak-balik ke gedung lama dan baru.
Menurutnya, seharusnya SMK Negeri 1 Sengah Temilah ini dipindahkan di satu lokasi saja. Sehingga guru lebih mudah dalam menunaikan kewajibannya. “Jumlah siswa SMK Negeri 1 Sengah Temila ini mengisi 22 ruang belajar. Sedangkan ruang baru hanya delapan. Jadi masih kekurangan 14 ruang belajar lagi,” ungkap Aliang.
Berdasarkan perjanjian sebelumnya di Direktorat Kejuruan, tambah Aliang, gedung yang lama akan dikembalikan ke SMP Negeri 1 Sengah Temila. “Karena gedung lama itu memang lokasi SMP,” tutupnya.
Laporan: Antonius
Editor: Mordiadi