eQuator.co.id – Sambas-RK. Kebutuhan hewan kurban tahun ini di Kabupaten Sambas, diperkirakan sama seperti tahun lalu, sebanyak 1.000 ekor sapi. Namun 14 persen hewan kurban itu masih didatangkan dari luar Kabupaten Sambas, karena belum swasembada daging.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sambas, Ir. Musanif menegaskan, pemantauan stok hewan kurban telah dibahas Bidang Peternakan, termasuk rencana menggelar sosialisasi. Kemudian sosialisasi dan pemantauan kelayakan serta kesehatan hewan kurban dilakukan, Selasa (30/8) mendatang.
“Sekitar 14 persen itu untuk mencukupi kebutuhan hewan kurban di Sambas,” kata Musanif, Jumat (26/8).
Mengahadapi Hari Raya Idul Adha 1437 Hijriah, Distanak akan melaksanakan sosialisasi hewan kurban kepada pengurus masjid dan pihak terkait lainnya di Aula Distanak Kabupaten Sambas. Terutama tentang kelayakan dan kesehatan hewan kurban, baik sapi maupun kambing. Sosialisasi dilaksanakan, agar mereka mengetahuinya. Sebab tahun lalu hampir seribu hewan kurban yang dipotong di Kabupaten Sambas.
“Untuk kebutuhan hewan kurban, khususnya sapi, Insya Allah aman. Hal ini berdasarkan pemantauan langsung ke peternak-peternak di Kabupaten Sambas. Untuk stok sapi sekitar seribu ekor, namun yang siap dipotong belum mencukupi, sehingga akan ada tambahan sapi dari luar untuk mencukupi kebutuhan hewan kurang,” ungkapnya.
“Berapa jumlah hewan kurban yang dipotong, pastinya akan diketahui setelah Hari Raya Idul Adha. Setiap pengurus masjid akan melaporkan berapa jumlah hewan kurban yang akan dipotong,” ujar Musanif.
Setelah sosialisasi nanti, petugas Distanak akan melihat angka perkiraan permintaan sapi. Sesuai kalender, Hari Raya Idul Adha 1437 H jatuh pada 12 September mendatang. Sehingga perlu dilakukan pemantauan lapangan.
“Biasanya ada juga mereka yang bergabung membeli hewan kurban secara arisan, selalunya sapi. Kebanyakan hewan kurban tersebut diserahkan kepada pengurus masjid untuk dikurbankan,” katanya.
Sebelum dijual, hewan kurban yang masuk ke Sambas tetap akan dipantau, khususnya kelayakan dan kesehatannya. “Kalau sapi yang banyak terdapat di Kabupaten Sambas jenis Bali. Agar peternakan terus berkembang, kita telah menyampaikan kepada peternak, supaya sapi produktif tidak dipotong,” tegas Musanif.
Pada sosialisasi hewan kurban nanti, Distanak akan meminta kepada pengurus masjid dan peternak melaporkan jumlah hewan ternak yang ada. Tujuannya agar mudah dilakukan pendataan dan pengecekan kesehatan, serta kelayakan hewan kurban.
“Kita berharap melalui sosialisasi ini, dapat menjaga kualitas hewan kurban. Apalagi nanti harus dibagikan, jadi kesehatan dan kelayakan harus betul-betul diperhatikan,” ungkapnya.
Laporan: M. Ridho
Editor: Hamka Saptono