Gerakan Massal Perbaikan Gizi Masyarakat

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Empat hari sejak Iduladha 1440, Minggu (11/8) lalu, umat Islam menyembelih hewan kurban dan membagi-bagikannya ke masyarakat secara gratis. Lauk pauk pun sontak menjadi serba daging.

Lezatnya hidangan seperti ini, sehari-hari hanya bisa dirasakan orang-orang mampu. Tetapi tidak bagi orang yang hidup di bawah garis kemiskinan yang jangankan daging, buat beli keperluan sehari-hari saja susah.

“Harus disadari, bahwa tidak semua masyarakat kita mampu membeli daging,” kata Suriansyah, Wakil Ketua DPRD Kalbar, Minggu (11/8).

Namun, pada Hari Raya Iduladha, semuanya bisa menikmati daging, baik sapi maupun kambing. “Masyarakat juga merasakan apa yang dinikmati oleh kita yang lebih mampu,” tuturnya.

Sehingga, tambah Suriansyah, tidak salah bila Hari Raya Kurban ini disebut sebagai momen perbaikan gizi bagi masyarakat kurang mampu. “Apabila ini menjadi gerakan massal, maka tidak ada istilahnya kekurangan gizi atau stunting di negara kita,” paparnya.

Seperti diketahui, daging sapi merupakan sumber protein yang baik. Sumber zat besi, vitamin B12, selenium dan rendah sodium. Secara umum, kandungan gizi dalam 100 gram sajian daging sapi mengandung 27 gram protein, 332 kkal Kalori dan 78 mg kolesterol.

Sedangkan daging kambing merupakan sumber protein yang lebih baik lagi. Sumber zat besi, vitamin B12, fosfor dan selenoum. Dalam setiap sajian 100 gram daging kambing mengandung 143 kkal kalori, 27 gram protein, 3 gram lemak dan 75 mg kolesterol.

“Pada Hari Raya Iduladha, orang-orang mampu diharuskan berkurban. Kemudian daging hewan kurban itu, dibagi-bagikan, tentunya secara gratis kepada masyarakat,” tuturnya.

Hal itulah yang dilakukan Suriansyah setiap tahun. Pada tahun ini dilakukannya di Daerah Pemilihannya (Dapil) Kabupaten Sambas. “Atas nama pribadi dan keluarga,” katanya.

Bagi Suriansyah, berkurban ini merupakan salah satu bentuk untuk memberikan perhatian kepada masyarakat sekitar, terutama kepada mereka yang Alhamdulillah bisa menikmati daging sebulan atau bahkan setahun sekali.

Lebih dari pada itu, Suriansyah memaknai Hari Raya Kurban ini sebagai momen untuk menggelorakan semangat berkorban dan berperan bagi nusa dan bangsa.

“Berkurban ini merupakan salah satu contoh atau aplikasi dari jiwa gotong royong, empati terhadap sesama, dan kepedulian sosial,” jelas Suriansyah.

Rela berkorban sebagai makna penting dari Hari Raya Iduladha, menurut Suriansyah, seyogianya mendorong partisipasi aktif semua pihak, bukan hanya mengandalkan pemerintah untuk menangani permasalahan di bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.

 

Reporter: Gusnadi

Redaktur: Andry Soe