eQuator.co.id – BANJARMASIN – Bersiap untuk tercengang. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banjarbaru, di Kalimantan atan ternyata terdapat ribuan pria kaum Lelaki Seks Lelaki (LSL). LSL sendiri merupakan istilah bagi pria yang memiliki orientasi seksual sesama lelaki tetapi menyembunyikan obsesinya.
Sekretaris KPA Banjarbaru, Edi Sampana mengungkapkan dari data yang mereka dapatkan jumlah LSL selalu di atas seribu orang pertahunnya. Bahkan di tahun 2016 diperkirakan mencapai belasan ribu orang. “Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, LSL di Kalsel pada tahun 2016 sebanyak 1.094 hingga 12.975 orang,” katanya kepada Radar Banjarmasin, kemarin.
Ia menuturkan, jumlah LSL terbanyak ada di Kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Di mana di dua kota tersebut masing-masing terdapat ratusan LSL yang masih berkeliaran. “Di Banjarbaru saja ada sekitar 400 kaum LSL,” ujarnya.
Bukan hanya LSL, kaum penyuka sesama jenis lainnya yaitu Waria hingga saat ini jumlahnya juga masih tinggi. “Ini juga selalu di atas ribuan,” ujar edi.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, kaum LSL dan Waria sangat beresiko tertular Human Immuno Deficiency Virus (HIV). Sebab, memiliki perilaku seks yang menyimpang yaitu menyukai sesama jenis. “Bahkan LSL sendiri terkenal tidak setia, mereka bisa berganti-ganti pasangan,” ungkapnya.
Agar kelompok lelaki sesama jenis selalu terawasi, KPA secara rutin mengumpulkan mereka untuk menjalani tes HIV. Namun tidak mudah mengumpulkan mereka, apalagi kaum LSL. Mereka sangat sulit diketahui. “Penampilan dan prilaku mereka sama dengan pria pada umumnya. Beda dengan waria, dari penampilannya saja kita bisa tahu,” ujarnya.
Ia menambahkan, kesulitan tersebut mereka atasi dengan cara menjadikan salah satu anggota komunitas LSL sebagai kader KPA. “Kalau kader merupakan anggota LSL, maka ia akan lebih tahu di mana LSL sering kumpul. Juga bisa mengajak kelompok LSL untuk mengikuti tes HIV,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu kader KPA, Fandi, mengaku sering bergaul dengan kelompok LSL. Itu dilakukan agar kaum LSL dapat mempercayainya, sehingga dengan mudah diajak untuk mengikuti tes HIV. “Kalau kami tidak akrab dengan mereka, kami kesulitan untuk memberikan penyuluhan dan mengajak mereka menjalani tes HIV,” katanya.
Bukan hanya bergaul biasa, ia menuturkan para kader juga selalu mengikuti kegiatan komunitas LSL. “Biasanya mereka suka kumpul-kumpul setiap malam minggu. Kadang di taman dan di cafe-cafe,” ujarnya.
Kehidupan kaum LSL tidak ada bedanya dengan pria normal. Sebagian dari mereka ada yang memiliki istri dan anak. Bedanya, mereka memiliki orientasi seksual dengan lelaki. “Di komunitas saja mereka ada yang pacaran sesama lelaki, padahal di rumah punya anak dan istri,” kata Fandi.
Lalu apa faktor yang mempengaruhi mereka hingga menjadi LSL? Juanda Amoy salah satu kader KPA lainnya menjelaskan, ada banyak faktor yang membuat pria menjadi LSL. “Banyak faktor, ada yang mengaku karena kurang kasih sayang. Ada juga lantaran broken home,” jelasnya. (ris/ij/ran)
Jumlah Lelaki Sesama Jenis di Kalsel
Tahun LSL Waria
2009 6.650 1.440
2012 1.671 700
2016 1.094 hingga 12.975 199 hingga 2013
Sumber: KPA Banjarbaru