eQuator.co.id – Pontianak-RK. Warga Kota Pontianak sangat ingin menjadi artis nasional. Hal ini nampak dari antusias peserta casting film “Menuju Cahaya” di Graha Pena Kalbar di Jalan Arteri Supadio Km 3,5.
“Hingga hari ini (kemarin, red), ratusan peserta berbakat di Kota Pontianak yang ikut. Mereka sangat antusias dan bersemangat,” kata Rudiansyah, Produser dan Sutradara Film “Menuju Cahaya” kepada Rakyat Kalbar, Minggu (6/11).
“Menuju Cahaya” merupakan film yang menceritakan tentang keharmonisan, persaudaraan, perdamaian, serta keindahan alam di Kalbar. Film ini juga menyampaikan pesan toleransi, kebhinnekaan, dan Pancasila.
Casting Film “Menuju Cahaya” yang dipusatkan di markas Harian Rakyat Kalbar ini diselenggarakan selama tiga hari sejak 4 November lalu. “Peserta paling muda berusia 15 tahun, serta yang paling tua berusia 41 tahun. Tadi (kemarin, red) ada yang ikut casting itu berusia 35 tahun,” ungkap Rudiansyah.
Peserta casting ini, kata Rudiansyah, terdiri atas berbagai etnis di Kota Pontianak, batasan usia peserta yang ditetapkan dari 10 hingga 60 tahun. Tetapi yang ikut kemarin dari usia 15 hingga 41 tahun. “Peserta yang lolos casting diumumkan pada pertengahan Desember nanti,” kata Rudiansyah.
Dia mengungkapkan, setiap daerah akan ada perwakilan yang memerankan salah satu tokoh dalam film “Menuju Cahaya”. Di Kalbar, dipilih Kota Pontianak, Singkawang, Ketapang, dan Sintang. Casting berikutnya di Kota Singkawang. “Nantinya perserta yang lolos akan diasah dan dilatih lagi kemapuan aktingnya sampai mereka bisa,” pungkas Rudiansyah.
Sementara itu, salah seorang peserta casting, Dianingsih, 35 rela bersaing dengan putri pertamanya, Nuryanti, 15. “Kami mendapat informasi casting ini dari Instagram,” katanya.
Ibu tiga anak ini mengaku, baru kali pertama mengikuti casting film. “Saya memang suka seni. Sebenarnya hanya mau mendaftarkan anak saya. Tetapi begitu melihat batasan usianya, akhirnya saya mendaftar juga,” kata Dianingsih.
Perempuan yang biasa disapa Ningsih ini mengungkapkan, sejak duduk di bangku SMA, memang sudah terbiasa tampil menari dan drama. “Nggak, nggak grogi. Biasa saja, saya menikmati perannya,” ujarnya.
Dalam casting tersebut, Ningsih berakting sebagai seorang ibu yang sedang memarahi anaknya yang pulang larut malam dalam keadaan mabuk. “Saya sering menonton film, saya melihat gaya para aktornya, di situlah saya belajar,” akunya.
Selesai casting, Ningsih menghampiri anaknya serta menyemangati anaknya agar bisa lolos menjadi bintang film “Menuju Cahaya”. “Semoga saya dan anak bisa lolos,” harapnya.
Sementara putrinya, Nuryanti mengaku senang, lantaran berkesempatan mengikuti casting. “Tadi tidak grogi, tetapi sering lupa kata-katanya, jadi harus diulang,” katanya.
Siswi Kelas X Madrasah Aliyah (MA) al-Mustaqim 1 Sunga Raya ini mengaku, baru kali pertama mengikuti casting. Dia memerankan seorang datuk memberikan Tausiyah kepada murid-murid dan cucunya. (Amb)