eQuator.co.id – PSSI harus berhati – hati dengan komitmen mereka, terutama tentang masa depan Persebaya Surabaya. Ya, kalau saja mereka ingkar janji, maka ribuan Bonek julukan suporter Persebaya bakal marah dan berencana melakukan perlawanan besar-besaran kepada federasi sepak bola tanah air itu.
Seperti yang diketahui, PSSI menjanjikan Green Force—julukan Persebaya—memulai kompetisi musim depan dari kasta Divisi Utama Liga Indonesia. Persebaya tidak sendirian, melainkan juga lima klub lain, Arema Indonesia, Persebo Bojonegoro, Persema Malang, Persewangi Banyuwangi, serta Lampung FC.
Salah satu anggota Executive Committee (Exco) PSSI, Tony Apriliani mengatakan bahwa, kepastian status Persebaya itu sudah mereka sepakati dalam rapat Exco PSSI di Solo pada 6 September lalu. “Dan, kami suda memasukan agenda ini ke kongres besok (hari ini, Red). Kami juga sudah melaporkannya ke FIFA dan AFC,” kata Tony.
Dia juga menyebutkan bahwa, tidak akan ada lagi proses voting terkait status enam klub yang sudah diakui sebagai anggota PSSI itu. “Karena dalam mekanisme organisasi, sistem voting itu hanya berlaku bagi pemilihan orang. Tapi, para klub ini adalah lembaga, sehingga tidak butuh lagi kesepakatan peserta kongres. Mereka akan langsung disahkan,” tegasnya.
Sekjen PSSI, Azwan Karim juga membenarkannya. Menurut dia, keputusan mereka mengakui dan meletakan enam klub tersebut di Divisi Utama tersebut sudah sesuai dengan semangat yang diberikan oleh para voters. “Toh, dari semua agenda yang kami berikan ke voters, tidak ada resistensi dari voters tuh,” ujar Azwan ketika dia bersama Tony menemui perwakilan Bonek di Stasiun Senen, Jakarta, siang kemarin (9/11).
Hanya saja, ketika Andie Peci Kristiantono, koordinator bonek meminta garansi terkait pernyataan mereka tersebut, Azwan dan Tony hanya bergeming. “Kami tidak bisa memberikan jaminan apa-apa terkait hasil kongres besok. Karena kami bukan penentu. Kalau hari ini kami berikan jaminan, itu sama saja dengan membohongi,” ujar Azwan.
Mendengar pernyataan Azwan tersebut, Andie Peci dan rekan-rekannya langsung gusar. Mereka tidak mau lagi dibohongi oleh PSSI untuk kali kesekian. Maklum, saat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 3 Agustus lalu, mereka sempat melakukan aksi besar-besaran di Jakarta. Tapi, ribuan bonek itu bersedia pulang setelah sejumlah Exco PSSI memberikan surat pernyataan untuk memperjuangkan nasib Persebaya ketika itu.
“Kami hanya meminta agar PSSI tidak lagi ingkar janji, karena bisa gawat urusannya,” kata Andie Peci. “seluruh bonek akan melakukan aksi besar-besaran di Jakarta, dan kami semua pun sudah siap untuk di tangkap,” ujarnya. Andie Peci sekitar 500 an bonek lainnya memang sudah berada di Jakarta sejak siang kemarin.
Pihak pemerintah yang diwakili oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga sudah mewanti-wanti agar PSSI tidak inkonsisten dengan kebijakan mereka. Sebab, itu akan mempengaruhi integritas mereka di mata publik. “Kalau saja mereka masih inkonsistensi, itu akan menjadi bumerang bagi mereka,” kata Gatot S. Dewa Broto, Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga.
Gatot mengatakan, mereka juga tidak segan-segan memberikan teguran keras yang bisa saja berujung pada pembekuan kedua kalinya PSSI bila inkonsistensi itu terjadi. Sebab, pihak kemenpora sudah pernah dibuat berang setelah PSSI meciderai kesepakatan lokasi Kongres PSSI awal Oktober lalu. “Kami akan mengawal ini semua,” ujar Gatot.
Dalam perkembangan yang sama, isu tidak sedap mulai berhembus di arena kongres terkait penjegalan enam klub tersebut. Mayoritas voters PSSI yang tergabung dalam Kelompok 85 berencana menolak sebagian besar agenda kongres yang sudah ditetapkan oleh Exco PSSI di Solo, 6 September lalu itu.
Termasuk pemutihan sejumlah tokoh sepak bola, serta status enam klub yang dijanjikan bermain di Divisi Utama tersebut. “Rapat konsolidasi tadi (sore kemarin, Red) semua voters sepakat untuk menolak adanya pembahasan agenda klub tersebut. Karena kami datang ke sini sesuai dengan undangan, yaitu melakukan pemilihan, bukan agenda lain,” kata Fityan Hamdi, CEO Patriot FC.
Informasi tersebut juga dibenarkan oleh Fahmi Fikroni, manajer Persatu Tuban. Menurut dia, peluang untuk pembahasan status Persebaya ada lima klub lain itu sangat tipis. Kalaupun di bahas, itu baru akan di lakukan dalam kongres tahunan PSSI selanjutnya. “Persatu sendiri ingin Persebaya bisa segera kembali. Tapi, mayoritas voters masih resisten, mau bagaimana lagi,” tegasnya.
Tapi, lanjut pria yang juga anggota DPRD Kabupaten Tuban itu, semua masih berubah bila ada perintah langsung dari Edy Rahmayadi, favorit K-85 untuk menjadi Ketua Umum PSSI nanti. “Pak Edy itu komitmen dan selaras dengan keinginan pemerintah. Persebaya harus ke Divisi Utama ini kan juga permintaan pemerintah. Nah, kalau Pak Edy bilang dibahas, mungkin nasib Persebaya bisa di bahas dalam kongres nanti,” papar pria yang akrab disapa Roni itu. (ben)