eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Horitkultura Kalbar meyakini dapat memenuhi target pemenuhan beras bagi masyarakat. Mengingat produktivitas hasil pertanian yang ada cukup baik.
“Untuk tahun ini 1,6 juta ton gabah kering yang kita canangkan, dengan luas 560 hektare. Dengan jumlah ini kita melihat bisa memenuhi target terlebih dengan luas lahan yang ada untuk mendukung hal tersebut,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Horitkultura Kalbar, Heronimus Hero, kemarin.
Melihat tahun sebelumnya, pada periode ini mengalami peningkatan gabah kering sebanyak 1,4 juta ton. Jumlah tersebut melampaui dari angka tahun sebelumnya.
“Dengan statistik yang ada saat ini, capaian produksi gabah bakal tercapai. Bahkan kita memprediksikan melebihi target dibanding tahun sebelumnya,” ucapnya.
Hero memaparkan, sejauh ini jumlah areal tanam 470 hektare. Setiap hektare menghasilkan 3 ton gabah kering. Melihat areal tanam yang ada, jumlah gabah sudah diangka 1,4 juta ton.
“Sisa area tanam yang ada, kita perhitungkan produksi gabah kering akan melebihi 1,6 juta ton jika diakumulasikan dengan realisasi yang dicapai saat ini,” tuturnya.
Pemerintah pusat menginstruksikan setiap hari harus ada yang menanam. Dalam satu bulan, ada sekitar 30-40 ribu hektare lahan padi yang dipanen. Belum lagi, pada periode ini akan lebih banyak yang menanam.
“Luasan tanam yang ada saat ini hanya 560-an hektare, ini kita prediksikan akan bertambah, semoga saja target kita bisa terpenuhi,” harapnya.
Dengan jumlah produksi tersebut, Hero optimis Kalbar akan mengalami surplus beras. Seperti yang terjadi di tahun lalu. Dia juga yakin ketahanan pangan, khususnya beras bagi masyarakat Kalbar terjamin. “Tentu selain mengawal produksi, kita juga memiliki peran bertugas untuk memastikan keseimbangan pasar,” tuturnya.
Hero berharap beras yang dihasilkan petani Kalbar dapat terserap. Mengingat adanya persaingan beras yang didatangkan dari luar Kalbar. Dia pun tidak pernah mempermasalahkan beras dari luar Kalbar lantaran jenis berbeda.
“Terkait masuknya beras-beras dari luar, tentu ini bukan menjadi masalah, sebab jika dilihat dari selera masayarakat, tentu berbeda-beda. Jadi ini juga kita serahkan kepada masyarakat untuk memilih untuk konsumsi beras yang mereka makan,” demikian Hero.
Laporan: Nova Sari
Editor: Arman Hairiadi