Pria Pendiam Nyaris Bunuh Tetangganya

Sekujur Tubuh Dibacok, Terkapar di Tangga Rumah

KRITIS. Fransiska, warga Desa Teluk Sindur, Kecamatan Bika korban pembacokan oleh tetangganya menjalani perawatan di RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau, Jumat (9/9). ANDREAS

eQuator.co.id – Putussibau-RK. Tak ada yang menyangka sifat pendiam Ajiu alias Engkat, 26 berujung sadis. Dia berupaya menghabisi nyawa Fransiska Monaka, 26 di Tempat Kejadian Perkara (TKP) lokasi santai pinggiran Sungai Kapuas, Desa Teluk Sindur, Kecamatan Bika, Kamis (8/9) pukul 19.00.

Fransiska bersimbah darah dibacok Ajiu berkali-kali menggunakan pisau. Ajiu merupakan tetangga korban. Asip, 46, ayah Fransiska mengungkapkan, saat kejadian, dia bersama anak dan istrinya sedang makan di dapur rumah mereka. Kemudian terdengar teriakan mertuanya dari arah depan rumah.

“Dengar suara teriakan, saya bersama anak saya langsung keluar. Kami melihat posisi Fransiska di kaki tangga rumah sudah terkapar dan bersimbah darah,” ungkap Asip ditemui di RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau, Jumat (8/9).

Fransiska tidak sadarkan diri dan kritis. Ayah dan keluarganya membawanya ke RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau untuk mendapatkan pertolongan medis.

“Anak Saya mengalami pendarahan yang luar biasa. Ada sekitar belasan bacokan di badannya dengan panjang dan kedalaman luka yang bervariasi,” ucap Asip.

Luka bacok paling banyak di belakang tubuh Fransiska. Terdapat juga di bagian bawah telinga dan kening. “Kondisi korban masih kritis dan belum sadarkan diri,” kata dia.

Asip tak menyangka Ajiu tega melakukan tindakan tersebut terhadap anaknya. Padahal antara pelaku dan korban masih memiliki hubungan keluarga. Bahkan jarak antara rumah Ajiu dan Fransiska berdekatan. “Saya tidak menyangka pelaku seperti itu. Padahal dia sering main ke rumah, bahkan biasanya dia juga main gitar ke rumah,” beber Asip.

Asip mengaku, selama ini keluarganya tidak pernah bermasalah dengan Ajiu. Hubungannya pun baik-baik saja. Sangat mengherankan pelaku tega berupaya membunuh anaknya.

“Pelaku itu orangnya sangat pendiam. Dia tidak pernah bertengkar dengan kami. Tapi dia pernah bertengkar dengan orangtuanya,” katanya.

Asip menegaskan, tindakan Ajiu telah melakukan percobaan membunuh Fransiska, tidak akan diselesaikan secara kekeluargaan. Dia menempuh jalur hukum negara dan hukum adat. Agar memberikan efek jera kepada pelaku.

“Kami minta hukum ditegakkan seadil-adilnya, agar kejadian ini tidak terulang kembali,” harap Asip.

Martin Kurniawan, 23, sepupu Fransiska menjelaskan, kejadian bermula ketika korban hendak menjual handphone miliknya. Karena mengetahui hal itu, Ajiu berminat untuk membelinya.

“Anehnya, kenapa pelaku meminta kepada korban untuk melakukan transaksi di tempat santai dekat Sungai Kapuas. Jaraknya sekitar 50 meter dari rumah korban,” ujar Martin.

Setelah sepakat dengan permintaan Ajiu, Fransiska pergi ke tempat yang telah dipilih pelaku. Sesampai di tempat tersebut, pelaku mengatakan ingin membeli handphone korban. Dengan catatan, korban tidak memberitahukan hal tersebut kepada orangtua pelaku. Fransiska menolak untuk menyepakati permintaan Ajiu. Dia membatalkan menjual handphone tersebut.

“Entah mengapa pelaku langsung tiba-tiba membacok korban sampai belasan kali. Setelah itu pelaku melarikan diri. Sementara korban dengan bersusah payah berjalan menuju rumahnya untuk menyelamatkan diri,” jelas Martin.

Natalis Kurniadi abang Fransiska mengatakan, kepribadian Ajiu sulit ditebak. Namun yang jelas, kata Natalis, jika pelaku berbicara, perkataannya tidak mudah dicerna oleh logika.

“Kami sangat aneh, kenapa dia malam tadi bisa bersifat seperti itu dan berubah secara drastis. Padahal dia biasa sering ke rumah, main catur dan gitar,” tutup Natalis.

Hingga berita ini diturunkan, Kapolres Kapuas Hulu AKBP Sudarmin SIK mengatakan, jajarannya masih mendalami motif pelaku yang ingin membunuh korban. “Petugas kita tengah melakukan pemeriksaan TKP dan melacak posisi pelaku,” singkatnya. (dre)